Murasakibara Atsushi
Kuroko No Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi
'Kiseki no Sedai in The Train' by Yuzu Nishikawa
[Murasakibara Atsushi x Readers]
Pict mulmed credit to owner
Don't Like, Don't Read!
Happy reading, enjoy it!
.
.
Readers POV
Aku berdiri didepan pintu kereta yang tak terbuka, berharap beberapa penumpang segera turun. Saat ini kereta sangat penuh, maklum saja ini adalah jam pulang anak sekolah. Pintu kereta yang arahnya berlawanan dengan pintu tempat ku berdiri terbuka, kembali membawa masuk beberapa siswa sekolah lain memasuki kereta. Mataku tertuju kearah pemuda bersurai violet berseragam sekolah Yosen High yang dengan seenaknya memakan camilan. Pemuda itu memiliki tinggi yang tak normal, aku yang memiliki tubuh tinggi pun, mungkin akan mendongkak keatas jika berbicara dengannya. Bukannya sombong tetapi aku memang memiliki tubuh yang tidak normal untuk ukuran seorang gadis kelas 1 SMA; karena gen dari ayahku. Jika teman-temanku memiliki tinggi kurang lebih 160 cm, tetapi aku memiliki tinggi badan 180 cm. Bukan tinggi normal untuk gadis seusiaku bukan?
Mataku masih terfokus kearah pemuda yang kini berdiri dihadapanku dengan setumpuk camilan, hingga akhirnya tatapan mata kami tak sengaja bertemu. Aku terkesiap ketika dia mengulurkan tangannya dengan sebuah maibou.
"Kau mau, maibou?" ucap pemuda itu dengan mata sayu yang terlihat malas.
Aku menggeleng menolaknya, "Terima kasih atas tawarannya, tapi maaf didalam kereta tidak boleh makan." ucapku mencoba menasehatinya. Pemuda itu menghela nafas kecil, lalu memasukan camilan yang berada ditangannya kedalam tas. Aku tersenyum kecil kearah pemuda itu dan hanya dibalas dengan tatapan malasnya.
Sepanjang perjalanan kulihat pemuda itu terlihat gelisah, aku berpikir mungkin pemuda ini tak bisa dipisahkan dengan camilan, pemuda ini mirip dengan seseorang yang kukenal. Aku menghela nafas pelan lalu merogoh tasku mengambil dua buah permen coklat yang tadi pagi kubuat bersama dengan ayah, dan menyodorkannya kearah pemuda itu. Pemuda itu menoleh kearahku dengan tatapan seolah berkata 'apa ini?'
"Untukmu. Kurasa jika hanya sebuah permen tidak masalah kau memakannya didalam kereta." ucapku dengan senyum kecil
.
Murasakibara POV
'Aku mau makan maibou, cookies, potato chips. Tapi gadis ini melarangku. Tidak, sebenarnya dia tidak melarangku, tapi kenapa aku menuruti ucapannya.'
Aku menghela napas gelisah. Beberapa menit tak memakan camilan sama saja dengan menyiksaku secara perlahan. Sebuah tangan tersodor kearahku dengan dua buah permen coklat, aku menoleh, menatap gadis itu dengan dahi mengernyit heran. Mengerti akan arti dari tatapanku, gadis itu menjawab,
"Untukmu. Kurasa jika hanya sebuah permen tidak masalah kau memakannya didalam kereta."
Aku menerima permen coklat pemberian gadis ini dengan tatapan berbinar; bagai anak kecil diberi sebuah mainan baru. Ia menyunggingkan senyum kecil saat melihat ekspresi kekanakanku. Kulihat rona merah menghiasi pipinya saat aku membuka satu buah permen coklat, lalu menyuapkannya ke mulut gadis itu.
"Biar adil kau juga harus memakannya."
Dia mengangguk kecil sebagai jawabannya. Aku memakan satu permen coklat yang ia beri, rasa manis memanjakan indra pengecapku, kala aku mulai mengunyah permen coklat itu. Kereta berhenti distasiun dan membawa masuk kembali beberapa siswa sekolah, yang kuyakini saat ini aku pasti akan mulai terdorong dan menghimpit gadis dihadapanku ini karena desakan para penumpang lain yang terus mencoba masuk kedalam kereta.
Aku meletakan kedua tanganku masing-masing disebelah bahu gadis ini, mencoba menahan desakan para penumpang lainnya.
.
Readers POV
'Hh, ramai sekali. Aku pasti makin terpojok dipintu.' pikirku dalam hati saat melihat sekumpulan penumpang mulai berdesakan masuk kedalam kereta. Tetapi dugaanku salah saat sebuah tangan mengurungku dan mencoba melindungiku agar tak terhimpit dengan tubuhnya. Aku mendongkak, melihat tangan siapa yang mencoba melindungiku. Darahku berdesir dan laju jantungku berdetak cepat tak normal, saat tau pemilik tangan itu adalah pemuda bersurai violet yang baru saja kutemui hari ini. Pemuda itu menoleh ke belakang dan mengatakan sesuatu yang membuatku kembali merona.
"Hei, gadis ini sudah terhimpit dan terpojok, jadi berhenti mendorongku atau kuhancurkan kau!"
Kulihat beberapa penumpang terlihat ketakukan, saat pemuda itu mengucapkan sebuah kalimat yang terdengar seperti ancaman dengan tatapan membunuh. Berbeda sekali dengan tatapan saat tadi aku memberinya sebuah permen.
"Ne, kau baik-baik saja?" Tanya pemuda itu tiba-tiba.
"Ahh... aku baik-baik saja. Arigatou." jawabku, lalu menunduk.
"Rambutmu wangi coklat, boleh aku memakanmu?"
Aku terkejut ketika pemuda itu mulai menciumi puncak kepalaku, menyesap wangi coklat yang menguar dari rambut panjangku. Kurasakan jantungku kembali berdetak cepat dan darahku serasa naik ke kepala membuat wajahku memerah. Pemuda itu menatapku dengan tatapan sayunya.
"Wajahmu merah seperti buah strawberry dan rambutmu wangi coklat, kau makin terlihat enak untuk dimakan."
Aku semakin menundukkan kepalaku, mencoba menetralkan detak jantungku yang berdetak cepat dan menyembunyikan rona merah yang terus merambat diwajahku.
"A-aku bukan... makanan."
"Kalau begitu boleh aku mencium rambutmu yang wangi coklat? Aku lapar ingin memakan snack, tetapi katamu aku tak boleh makan snack didalam kereta."
Ucapan polos dari pemuda tinggi dihadapanku ini, benar-benar membuat organ dalam tubuhku bekerja tak sesuai dengan fungsinya. Darahku serasa kembali naik ke kepala, membuat wajahku sekali lagi memerah, jantungku berdetak dengan cepat dan entah apa yang ada di otakku. Bukannya menolak permintaan pemuda itu, aku malah mengangguk menyanggupi permintaan polosnya. Dapat kurasakan deru nafas dipuncak kepalaku, kala pemuda itu mulai menciumi dan menyesap wangi manis coklat dirambutku. Sepertinya mulai saat ini aku harus lebih sering membantu ayah agar wangi manis coklat kembali mendominasi diriku dan berharap, agar saat aku bertemu kembali dengan pemuda ini, ia akan melakukan hal seperti ini lagi. Sebuah perlakuan yang terlihat tidak sopan, tetapi entah kenapa aku merasa nyaman dan menyukai perlakuan tidak sopan ini.
"Ne... Boleh ku tau siapa namamu?"
Dia berhenti menciumi rambutku, lalu menunduk mencoba menatapku dengan mata sayunya dan menyebutkan namanya.
"Murasakibara Atsushi."
FIN
No comment untuk chapter kali ini -_- aku bingung mau ngomong apa.
Publish chapter ini karena flashdisk ku kena virus, jadi ga bisa lanjutin ff yang lainnya. Untuk chapter selanjutnya adalah part Akashi Seijuurou x)
Tapi aku gatau, apakah aku bakal publish besok atau ga xD yang jelas jangan pernah ngarepin updatean, karena aku ini author yang publish tergantung suasana hati
Vote and comment ^^ Sankyu
Yuzu Nishikawa
.
7 Januari 2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top