Kise Ryota
Kuroko No Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi
'Kiseki no Sedai in The Train' by Yuzu Nishikawa
[Kise Ryouta!Teikou x Readers]
Don't Like, Don't Read!
Happy Reading, enjoy it!
.
.
Aku berdiri menghadap pintu kereta yang kutumpangi. Menatap matahari sore yang menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat, menampakan warna jingga yang indah melalui jendela pintu kereta. Menghembuskan nafas lelah, karena akhirnya aku bisa pulang kerumah setelah rapat bersama anggota dewan kesiswaan yang memakan cukup banyak waktu hanya karena perdebatan konyol antara ketua dengan sekertarisnya. Suara masinis kereta yang mengumumkan bahwa sebentar lagi kereta akan tiba disebuah stasiun tertangkap indra pendengaranku.
Masih lima stasiun lagi untuk sampai rumah, kuharap ayah tidak marah.
Memijat pelan pelipisku, mencoba membayangkan reaksi ayah yang kelewat protective karena aku pulang tidak tepat waktu, ditambah hari ini aku lupa membawa ponsel. Ya, moga saja ayah tidak terlalu marah padaku.
Kurasakan kereta berhenti disebuah stasiun dan pintu yang berada dibelakangku terbuka, yang pastinya kembali membawa beberapa penumpang masuk. Untung saja saat ini kereta cukup sepi jadi aku tak perlu berdesak-desakan didalam kereta. Mungkin ada untungnya juga pulang terlambat.
Mataku terbelalak saat sebuah tangan memeluk pinggangku, deru nafas hangat menerpa kulit leherku dan sebuah suara asing memasuki telingaku. "Maaf, ssu. Tolong biarkan aku seperti ini dulu, kumohon bantu aku sebentar, ssu."
Orang mesum?
Chikan?*
Tidak, tidak, jelas-jelas ia meminta tolong padaku.
Dengan bibir terkatup rapat, aku mengangguk kepalaku pelan. Dia yang kuyakini seorang pria -dari suaranya-mengumamkan terima kasih tepat ditelingaku, membuatku bergidik dan rona merah alami nampak di pipiku.
.
.
Kise POV
Aku memeluknya. Rasanya sangat hangat dan nyaman.
Baiklah sekarang ini setengah rencanaku sudah berjalan lancar, lalu tinggal selesaikan tahap selanjutnya. Ketika suara langkah kaki terdengar dari arah belakangku, aku menyeringai. Ini dia.
"Apa kau yakin tadi dia masuk ke gerbong ini?"
Aku menarik sedikit sudut bibirku.
"Iya, aku yakin. Ah, apa itu dia?"
Oh, intonasi suara yang bagus.
"Dasar bodoh! Tentu saja bukan. Kau lihat pria itu sedang memeluk seseorang, itu pasti kekasihnya."
Aku tertawa dalam hati.
"Bagaimana jika kita periksa gerbong selanjutnya?"
Kalian pantas mendapat piala penghargaan, akting yang hebat.
Aku melirikan mataku kearah tiga wanita yang memakai seragam serupa denganku. Aku mengedipkan sebelah mata dan dibalas oleh acungan jempol oleh mereka bertiga. Senang rasanya punya teman sekelas sekaligus fans yang pengertian dan tak mengekang diriku sebagai idola mereka. Mereka justru membantuku meraih hal yang kuinginkan. Sosok ketiganya menghilang dibalik pintu yang menghubungkan gerbongku dan gerbong disebelah. Gadis dalam pelukanku menghembuskan napas panjang, eh apakah daritadi dia menahan napas?
Kuperhatikan tiap inchi wajahnya dari samping, hidungnya mancung, bibir mungilnya yang penuh dan berwarna merah, kulit wajahnya yang halus dan pipinya masih menampakan rona merah. Ingin rasanya aku mengusap pipiku ke pipinya yang halus itu. Ahh, apa yang kupikirkan, aku harus melanjutkan aktingku. Oke, kendalikan diri dan mimik wajahmu.
"Fuhh, untunglah mereka sudah pergi, ssu."
"A-ano, bisakh kau lepaskan pelukanmu?" pintanya mencoba menarik tanganku yang masih melingkar dipinggang rampingnya. Wajahnya kembali merona saat aku kembali mengeratkan pelukanku.
"Kau turun di stasiun mana?" tanyaku berbohong, padahal aku tahu jika ia akan turun setelah kereta melewati lima stasiun lagi.
"Masih lima stasiun lagi." Benarkan ucapanku.
"Kalau begitu biarkan aku memelukmu sampai kau turun, ssu." ucapku lalu menumpukan daguku diatas puncak kepalanya.
"Ke-kenapa?"
"Karena aku merasa aman dan nyaman saat memelukmu, ssu." jawabku jujur, mengecup singkat puncak kepalanya. Ahh, aku tak bisa mengontrol diriku jika sudah berhadapan dengannya.
.
.
Readers POV
"Karena aku merasa aman dan nyaman saat memelukmu, ssu." jawabnya polos, lalu mengecup singkat puncak kepalaku. Apa dia gila? Kenapa dia dengan seenaknya memperlakukanku seperti kekasihnya.
Aku menunduk mencoba menetralkan detak jantungku yang berdegup kencang dari saat kudengar pembicaraan beberapa orang gadis yang mengira aku dan pria ini adalah sepasang kekasih. Oh, apa pria ini menghindari mereka? Apa dia pria populer? Bagaimana jika salah seorang fans pria ini salah sangka dan membullyku. Sedangkan pria ini, karena perbedaan tinggi badan kami, ia dengan seenaknya menumpukan dagunya diatas kepalaku. Aku ingin sekali melihat wajah pria yang seenaknya ini.
Kebetulan kereta melewati sebuah terowongan yang gelap, dan bayangan diri kami terpantul dari jendela pintu kereta dihadapanku. Mataku kembali terbelalak lebar saat melihat seorang pria dengan senyum cerianya yang mampu menghipnotis siapapun, surai keemasan dan iris berwarna topaz serta piercing yang menghiasi telinga kirinya. Aku mengenalnya, oh tidak para gadis disekolahku pun pasti mengenalnya. Ahh, tidak, tidak maksudku semua murid disekolahku pasti mengenalnya. Pria ini pasti dikenali oleh semua gadis remaja di sekolahku sebagai model remaja yang tengah naik daun, dan dikenali oleh semua siswa pria disekolahku sebagai anggota tim basket SMP Teikou dan termasuk dari salah seorang yang disebut sebagai kiseki no sedai dengan kemampuan copy cat.
Pantas jika pria ini dikejar fansnya tadi. Aku tidak percaya ini, aku pasti salah lihat. Apa aku harus menanyakan siapa dirinya agar lebih percaya dengan apa yang kulihat saat ini. Tidak, itu memalukan! Sudah jelas pemuda yang memelukku ini adalah dia. Tapi ditengah perdebatan antara logika dan kepercayaan, tanpa sadar mulutku telah berkhianat dengan otakku, hingga akhirnya aku melontarkan pertanyaan yang konyol yang pernah ada.
"Hei, siapa namamu?"
Menanyakan siapa nama pemuda yang jelas-jelas identitasnya sudah kuketahui. Dasar bodoh!
Sekali lagi kereta melewati terowongan yang gelap, dan bayangan diri kami terpantul dikaca jendela. Senyum yang terukir diparas tampan pemuda yang memelukku, kembali meyakiniku jika pemuda itu adalah,
"Kise Ryouta."
.
FIN
.
*Chikan: Orang mesum yang suka meraba atau menggerayangi tubuh seseorang. Biasanya hal ini sering terjadi dikereta. [lebih lengkapnya searching aja di google x)]
Apa ini? Entahlah.
Sejujurnya dicerita Kise ini banyak banget yang diubah dan ditambah-tambahin, dari cerita yang udah aku publish di akun FFN. But, it's okay. Inti ceritanya masih sama kok xD
Kise terlihat licik disini ya wkwkwk dan mungkin ada beberapa dari kalian sudah tau, kalo Kise itu ga sepenuhnya anak baik //Please, jangan bunuh saya.
Kise itu punya dua wajah, mungkin maksudnya adalah sifat aslinya dan sifat saat ia lagi jadi model. Dia juga orang yang cukup dingin. Kise hanya akan ramah dan baik pada orang-orang yang layak di akuinya setelah ia mengukur dengan mata kepala sendiri.
Aku ngomong gini bukan asal, lho! tapi informasi ini memang aku dapat dari sang mangaka Kuroko no Basket [silakan cek wikipedia Kise Ryouta disana ada komentar dari Fujimaki sensei tentang Kise] dan sejujurnya aku setuju dengan apa yang dibilang Fujimaki sensei, lihat episode awal KnB bagaimana sikap Kise pada Kagami saat awal pertemuan [disini juga sudah keliatan sifat asli Kise]
Ahh oke deh kurasa cukup bahas tentang Kise nya ._.
Vote and comment? Sankyu ^^
.
Yuzu Nishikawa
15 Desember 2015
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top