Hanamiya Makoto

.

.

Kuroko No Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi

'Kiseki no Sedai in The Train' by Yuzu Nishikawa

[Hanamiya Makoto x Reader]

'Pict mulmed' credit to owner

Source from google

Don't Like, Don't Read!

Happy reading, enjoy it!

.

.

Reader POV

Sore menjelang malam bertepatan dengan jam pulang kerja, pastinya membuat kereta yang kunaiki menjadi penuh dan sesak. Aku berdiri didepan pintu kereta yang tertutup, sedangkan diarah yang berlawanan dari tempatku berdiri, berpuluh-puluh penumpang memasuki gerbong kereta.

Aku mengedarkan pandanganku kearah para penumpang yang mayoritasnya adalah para pekerja, hingga tanpa sengaja pandanganku terpaku pada sesosok pemuda bersurai hitam yang mengenakkan seragam Kirisaki Daiichi High; tengah membaca sebuah buku.

Wah tumben sekali ada siswa dari sekolah anak-anak orang kaya mau naik kereta.

Saat ia mengalihkan pandangannya dari buku, tatapan mata kami bertemu, dia tersenyum manis kepadaku lalu berdiri tepat didepanku. Sedangkan aku hanya menunduk malu saat melihatnya tersenyum padaku. Memiliki tubuh yang pendek membuatku hanya setinggi bahu pemuda ini dan pemandangan yang terlihat tepat didepanku adalah dada bidang miliknya yang berbalut seragam sekolah Kirisaki. Ditambah wangi manis cokelat menguar dari tubuhnya yang tegap ini.

Wajahnya tampan, senyumnya manis begitu juga wangi tubuhnya manis seperti cokelat.

Disaat aku tengah memikirkan kelebihan pemuda ini, kereta berbelok membuat tubuhnya secara otomatis terdorong kearahku dan bisa dipastikan wajahku saat itu bertabrakan dengan dada bidangnya. Membuat wajahku sontak memerah dan jantungku berdetak lebih cepat.

'Arghhh! Menyerah... aku menyerah....! Wangi manisnya membuat jantungku berdetak tak normal.'  batinku menjerit frustasi.

Aku berbalik badan mencoba membelakangi pemuda ini, tapi pemuda ini justru melipat kedua tangannya dan menumpukannya pada puncak kepalaku.

Apa yang dia lakukan!?

Hanamiya POV

Bocah-bocah kurang ajar itu! Berani sekali mereka meninggalkan kapten mereka.

Dengan sangat terpaksa aku harus naik kereta yang membosankan sendirian. Aku mengalihkan tatapanku dari buku saat memasuki gerbong kereta dan tanpa sengaja aku bertatapan mata dengan seorang gadis yang menatapku dengan wajah bodohnya. Tunggu! Kurasa perjalanan kali ini tidak akan membosankan.

Aku tersenyum manis dan berdiri dihadapannya. Melihat wajahnya yang memerah dan menunduk membuatku ingin tertawa geli. Kira-kira berapa lama ia akan tahan dengan posisi seperti ini. Saat aku tengah memikirkan hal itu, kereta berbelok dan secara otomatis tubuhku terdorong kedepan hingga menabrak wajahnya itu. Siapa kira jika hal itu membuatnya tak tahan lagi berdiri berhadapan denganku, ia memutar tubuhnya membelakangiku.

"Hei kenapa membelakangiku?" Tanyaku padanya dengan bibir tersungging menahan tawa.

"A-apa maksudmu?" jawabnya gugup.

"Bukankah kau sedang menikmati wangi cokelat yang tercium dari tubuhku ini?"

"HAH? Ka-kata siapa begitu? Kau pikir aku akan nyaman dengan posisi seperti itu!" bentaknya terdengar lemah, lalu menoleh menatapku dengan wajah sinis.

Aku memasang ekspresi wajah memelas dengan pandangan mata sayu, dan hal itu sukses membuatnya membelalakan mata terkejut. Selanjutnya aku harus pura-pura merasa bersalah dan berkata dengan suara lirih, "Oh begitu ya, benar juga. Maaf, aku pasti menganggumu dan membuatmu tak nyaman."

Pfft, dasar bodoh. Lihat wajah bodohnya yang terlihat panik dan merasa bersalah.

"Ma-maksudku bukan begi-"

"Kau pikir aku akan serius mengatakan itu? BAKA !" ucapku memotong perkataannya lalu menjulurkan lidahku meledeknya. Pfft, dasar gadis bodoh.

Reader POV

Aku merasa urat-urat kekesalan mulai tercetak dikeningku, aku kembali mengalihkan wajahku dari pemuda ini lalu mengerucutkan bibirku sebal, mencibir tanpa suara.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku karena telah melindungimu dari Chikan," ujarnya lalu menunjuk ke seseorang yang tengah berdebat.

Kulihat tak jauh dari tempatku berdiri, seorang pemuda berkulit Tan sedang berdebat dengan seorang pria paruh baya lalu ditengahnya ada seorang gadis yang terlihat ketakutan dan hampir menangis. Terdiam terpaku, aku merasa sedikit terharu atas tindakannya mencoba melindungiku. Ternyata pemuda ini adalah orang yang baik; walau cara penyampaian maksudnya mengesalkan.

Aku memutar kembali tubuhku dan berhadapan dengannya lagi, lalu dengan wajah yang berbinar aku bermaksud mengucapkan terima kasih padanya, "Ahh, terima kasih ternyata kau melindungik-"

"Kau menganggap serius ucapanku itu? BAKA ONNA !" ucapnya dengan tawa kecil meremehkan lalu menyeringai mengejek.

Urat-urat kekesalan kembali menghiasi keningku, seraya menahan kesal batinku berteriak, 'Kutarik kembali pujian yang kuberikan kepadanya. Ternyata dia memang pria kurang ajar.'

Aku menghela nafas mencoba bersabar menghadapi pemuda ini. Dan sekali lagi pemuda itu melipat kedua tangannya dipuncak kepalamu.

"Kau.... Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?" bentakku tanpa menatap wajahnya, karena kedua tangannya menjadi beban dikepalaku.

"Aku? Aku sedang membaca buku dengan kepalamu sebagai sandarannya," ucapnya polos.

"Lalu kenapa harus kepalaku?!"

"Karena kau lebih pendek dariku," ujarnya meledek.

Cukup! pemuda ini benar-benar telah membuatku kesal. 'Akan ku ingat perlakuan menyebalkan ini dan kucatat namamu dalam daftar orang-orang menyebalkan di buku memo milikku.'

"Hei! Beri tau aku namamu?" tanyaku yang terdengar seperti perintah, seraya mengeluarkan memo kecil beserta pen.

Ia menarik tangannya dari atas kepalaku, dan saat aku mendongkak, wajahnya berada tepat didepan wajahku yang sontak membuat pipiku memanas kembali. Dengan seringaian mengejek yang tersungging di bibirnya, secara perlahan ia mendekatkan bibirnya kearah telingaku seraya membisikan namanya dengan suara beratnya yang lirih,

"Hanamiya Makoto."

FIN

.

Ada yang sadar siapa pemuda yang ditunjuk sama Hanamiya? xD

Next part: Haizaki Shougo

Mungkin untuk part Haizaki ini bakal sedikit wild xD //slap

Ditunggu kritik dan sarannya ^^ Sankyu

Yuzu Nishikwa

.

26 Mei 2016 12.02 Pm

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top