Haizaki Shougo
Kuroko No Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi
'Kiseki no Sedai in The Train' © Yuzu Nishikawa
[Haizaki Shougo x Reader]
'Pict mulmed' © to artist [Source from google]
Don't Like, Don't Read!
Happy reading, enjoy it!
.
.
Aku berdiri dibelakang garis pembatas antara peron dan jalur kereta, menunggu kereta yang akan membawaku kembali ke rumah. Musik mengalun merdu ke telingaku yang terpasang sebuah earphone. Dibelakang dan sampingku berdiri beberapa siswa yang juga tengah menunggu kereta; maklum saja sudah jam pulang sekolah.
Tak sampai 5 menit menunggu, kereta yang kutunggu akhirnya datang. Aku memasuki gerbong yang penuh dan mencari posisi nyaman untuk berdiri; bersandar pada pintu yang tertutup.
Aku merogoh saku blazer seragamku, mengambil satu-satunya permen rasa Lemonade kesukaanku yang tersisa dan memakannya. Rasa asam dan sedikit manis mendominasi indra pengecapku.
Aku melepas sebelah earphoneku lalu memperhatikan penumpang yang mayoritasnya para siswa sekolah. Aku melirik kesebelah kiriku, menatap seorang pemuda bersurai silver dengan iris senada yang tengah asik memainkan ponselnya.
'Bu-bukankah itu seragam sekolah Teikou.'
Aku begitu antusias melihat pemuda berseragam Teikou ini, pasalnya aku adalah salah satu fans seorang model remaja yang bersekolah di Teikou. Model tampan dengan surai Blonde bernama Kise Ryota.
Aku terus menatap kagum pemuda ini lebih tepatnya menatap kagum jas seragam sekolahnya, hingga secara tiba-tiba pemuda ini menoleh kearahku dan terlihat risih dengan tatapanku.
"Apa yang kau lihat bodoh?" Bentaknya sinis.
"I-itu... itu seragam Teikou, ya?" tanyaku menatap pemuda ini dengan antusias.
"Kau bisa lihat sendiri bukan? Apa kau bodoh tidak bisa melihat logo sekolah diseragamku?!"
Walau dikatai bodoh aku tidak mempedulikan hal itu, aku justru semakin antusias hingga membuat pemuda ini memandangku dengan aneh.
"HEH... jadi kau benar-benar siswa Teikou? Enaknya, apa kau kenal Kise Ryouta? Yang seorang model itu lho! Apa kau akrab dengan Kise-kun?" tanyaku bertubi-tubi dengan satu tarikan napas dan wajah berbinar.
Pemuda ini memutar bolamatanya seraya berkata, "Kalau aku kenal kau mau apa?"
"Benarkah? Kau kenal dengannya? Bisa kau kenalkan aku dengannya? Aku fans beratnya," ucapku dengan wajah berbinar senang.
Haizaki POV
"Ck, kenapa harus berurusan dengan fans si brengsek itu."
Gadis ini apa dia tak sadar kalau sudah membuatku kesal. Lagipula apa sih bagusnya Ryouta hingga gadis ini serta gadis-gadis lain diluar sana begitu mengaggumi pemuda cengeng itu.
Lihat saja, gadis ini terus mengoceh berbagai macam hal tentang Ryouta. Rasanya ingin kubungkam mulutnya yang cerewet itu.
Ahh, benar juga.
Aku menyeringai, menatap rendah gadis yang berdiri disampingku. Aku memutar tubuhku untuk menutupi tubuh pendeknya dari pandangan penumpang lain lalu berkata,
"Aku dekat dengan Ryouta, aku juga satu team basket dengannya. Mauku kenalkan padanya?"
"Kau serius mau mengenalkan Kise-kun padaku?!"ucapnya setengah berteriak.
Aku menaruh telunjuk tangan kananku didepan bibir, mengisyaratkan padanya untuk sedikit lebih tenang.
"Tentu saja aku bisa mengenalkanmu pada Ryouta, tapi imbalan apa yang aku dapatkan bila aku mengenalkanmu padanya?"
Tentu saja aku tak serius ingin mengenalkanmu pada Ryouta.
"Imbalan ya? Benar juga Give and Take... hmm."
Ia mengigit bibir bawahnya pelan, mencoba berpikir apa yang bisa kau berikan padaku sebagai imbalannya.
"Aku akan berikan permen rasa lemonade berhargaku padamu."
Permen lemonade? yang benar saja dasar gadis sinting.
Ia terlihat merogoh kantung jas seragamnya, tapi perlahan wajahnya terlihat sedikit panik ketika tak menemukan apapun dalam kantung jas seragamnya. Lalu detik selanjutnya ia menepuk dahinya sendiri.
"Maaf aku lupa, permennya baru saja kumakan tadi," ucapnya sedih sembari menunjuk sesuatu yang ada dimulutnya. Ia terlihat mengerang frustasi meratapi kebodohannya.
Tunggu, permen lemonade itu, rasanya tak buruk juga menerima imbalan seperti itu.
Aku mengurung gadis ini dengan meletakan kedua tanganku disebelah bahunya lalu menyeringai, "kau benar-benar ingin memberikan permen padaku sebagai imbalannya?"
Ia menatap lurus kearah mataku lalu mengangguk kecil.
"Kalau begitu berikan permennya padaku."
.
Belum sempat aku mencerna maksud ucapan pemuda ini, sesuatu yang lembut dan hangat menekan bibirku.
"Mmh!"
Pemuda ini menciumku tanpa disadari penumpang lain karena tinggi badan kami yang berbeda, sehingga tubuh tingginya menutupi tubuhku yang lebih pendek darinya.
Wajahku menghangat dan hanya bisa membelalakan mataku terkejut karena tindakan spontan pemuda ini.
Aku mencoba memberontak namun tak bisa karena terhimpit tubuhnya yang besar. Sebelah tangannya mencengkram kedua pipiku hingga membuat mulutku terbuka dan pemuda ini lebih leluasa memasukan lidahnya mengambil sesuatu yang berada dimulutku.
Rasa asam permen Lemonade kini tak kurasakan lagi, karena pemuda ini merebut permen yang berada dimulutku dengan ciuman. Sebuah tindakan nekat dihadapan publik.
Pemuda ini melepas ciuman gila yang dilakukannya, menatapku yang masih terkejut lalu menjilat bibirnya seduktif.
"Gochisousamadeshita." Ucapnya dengan seringaian.
Aku tersadar dari keterkejutanku, dengan wajah yang masih merona aku memberanikan diri menatap pemuda itu, "Kau... kenapa kau menciumku?"
"Jangan salah paham, bukankah kau bilang akan memberikan imbalan permen padaku?"
"Ta-tapi bukan dengan cara seperti itu!" ucapku sedikit berteriak.
Pemuda ini terlihat berpikir lalu mensejajarkan wajahnya denganku, hingga wajah kami hanya terpaut 5cm, membuat kinerja jantungku berdebar kencang dan rona merah semakin menghiasi pipiku.
"Gomen, gomen... tadi aku mengambil permenmu bukan dengan maksud meminta imbalan."
Ucapan dan tindakannya sekali lagi membuatku terkejut.
"A-apa maksudmu?"
"Aku mengambilnya karena aku suka mencuri sesuatu yang terlihat enak," ucapnya dengan seringaian yang membuatku gemetar takut. Aku merasa sekarang jantungku berdetak makin kencang antara takut, malu, marah dan kecewa.
Kereta berhenti disebuah stasiun, pemuda ini membalikan badannya untuk turun dari kereta. Tak menghiraukan diriku yang tengah mematung karena ucapannya.
Sampai akhirnya aku tersadar didetik terakhir pintu kereta hendak tertutup dan dengan cepat menarik jas sekolah yang ia kenakan. Membuatnya menoleh dari balik bahu.
"K-kau... si-siapa namamu?" Tanyaku dengan tubuh gemetar menahan amarah.
Pemuda itu menyeringai sebelum menyebutkan namanya.
"Haizaki Shougo."
FIN
Baru dapet mood buat lanjutin ff ini. Maaf kalau updatenya lama :"
Sorry for typo and error
.
Y'z 8 Juli 2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top