Part 9 - Tak Kasat Mata

Bilang lalala yeyeye yang mampir di lapak ini 👉

Tes semangat dulu. Spam Aaaaaa 👉

Spam nama kamu 👉

Spam nama Shopia 👉

Ada pendukung Alice di sini?

Tandai typo 🤗

Happy reading ♥️

Saya ada di sini.
______

"Adnan?" lirih Alice.

"Kamu bisa lihat saya?" tanya Adnan dewasa ragu pada Alice.

"Alice!" panggil Adnan versi remaja.

Arwah Adnan yang berdiri di depan Alice menoleh ke belakang. Dia merasa seperti angin saat Alice melewatinya begitu saja menuju Adnan versi masa kini.

Arwah Adnan tersenyum hambar. Ia sempat mengira bahwa Alice bisa melihatnya.

"Adnan, kamu ngapain di sini?" tanya Alice.

"Kamu yang ngapain di sini? Sendirian di pohon beringin angker itu. Itu kertas apa?" Adnan menunjuk kertas dalam genggaman Alice dengan gerakan mata.

"Bukan apa-apa. Ini cuma catatan materi yang aku pinjam dari kelas sebelah," jelas Alice dengan tenang.

Adnan hanya mengangguk saja, mempercayai Alice semudah itu.

"Alice, sumpah lo keren banget! Sekarang lo nggak bakal di pandang sebelah mata lagi!" Chai berlari tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Apaan sih? Heboh banget." Adnan meminta Chai untuk tenang.

"Lihat ini." Chai menunjukkan ponselnya. "Alice masuk nominasi Putri Sekolah."

Alice menarik ponsel Chai untuk memastikan. Namanya masuk jajaran pemilihan Putri Sekolah yang biasa diadakan setiap perayaan ulang tahun SMA Panca Dharma. Sejak masuk SMA ini pertama kali Alice masuk nominasi, dan dua tahun sebelumnya selalu dimenangkan oleh Shopia.

Alice tersenyum tanpa makna. Dia akan bersaing dengan Shopia.

"Adnan," panggil Alice.

"Ya?"

"Kamu berharap aku yang bakal menang atau Shopia?" tanya Alice dengan mata penuh binar.

Adnan mengacak rambut pada puncak kepala Alice. Namun, dia tidak menjawab pertanyaan perempuan itu.

"Aku atau Shopia yang menang?" ulang Alice.

"Aku berharap kamu bisa menang," jawab Adnan untuk menyenangkan hati Alice.

Alice tersenyum penuh. "Aku akan melakukan yang terbaik supaya kamu bangga udah milih aku."

"Huh, aku benci melihat kebucinan ini," decak Chai.

******

"Shop! Shop! Sop Buntut!" panggil Iren dengan heboh. Ia memasuki kelas dan duduk di sisi Shopia yang sibuk mengerjakan tugas LKS Kimia.

"Bisa nggak jangan panggil gue sop buntut?" Shopia berdecak sebal.

"Lo udah tahu gosip nggak?" Iren menunjukkan ponselnya pada Shopia. Di akun twitter SMA Panca Dharma tertera nama Alice sebagai calon Putri Sekolah.

"Alice masuk nominasi?" Shopia juga kaget. Bukan ingin menghina atau bagaimana, Alice itu cewek biasa aja yang tidak mungkin masuk nominasi.

"Nama dia semakin melambung aja. Apa lagi sejak gantiin lo di olimpiade. Lo nggak takut posisi lo kegeser?" tanya Iren.

Shopia menanggapi dengan santai. "Orang tahu kok mana yang berkualitas."

"Lo nggak boleh gini! Alice udah ambil Adnan. Alice udah rebut tempat lo di olimpiade. Dan bisa-bisa dia ngambil posisi lo di ajang Putri Sekolah." Iren greget.

Perkataan Iren membuat Shopia jadi overthinking.

"Tuh, tuh lihat." Iren menunjuk Alice, Adnan dan kawan-kawan yang melintas dari depan kelas mereka.

Shopia menatap dengan intens pada Adnan yang berjalan di sisi Alice. Kalau dilihat-lihat lebih cocok Shopia yang berjalan di sana. Iyalah, Shopia itu cantik. Dan dia percaya diri.

"Lebih cocok gue yang ada di sana," kata Shopia.

Shopia tiba-tiba bangun dari duduknya, ia berjalan keluar kelas. Melintas di antara rombongan Adnan dan kawan-kawan. Shopia menyenggol bahu Alice dengan sengaja.

"Sori nggak sengaja," kata Shopia.

Alice mengangguk. "Nggak apa."

"Gue dengar lo masuk nominasi. Selamat ya." Shopia menampilkan senyuman.

"Sebaiknya kita cabut sebelum terjadi pertumpahan darah," saran Jo.

"Adnan, lo berharap siapa yang menang? Gue atau Alice?" todong Shopia.

Adnan menampilkan wajah tanpa ekspresi.

"Jawab!" desak Shopia.

"Tadi Adnan bilang dia berharap gue yang menang," sela Alice.

"Itu pertanyaan yang nggak penting." Adnan memasukkan tangan kirinya ke saku ke celana. Bersikap tenang.

"Heh, jantan sialan! Kemarin lo meluk gue. Dan hari ini lo sok berpihak ke Alice? Awas aja kalau lo nggak vote gue!" ancam Shopia pada Adnan. Kemudian melanjutkan langkah menjauhi rombongam Adnan.

"Tidak slay dan anggunly," komentar Chai.

********

Jam istirahat kedua Alice pergi ke toilet sendiri. Di tengah jalan dia tidak sengaja melihat Shopia dan Iren. Mata Alice terpaku pada sosok laki-laki yang berdiri di sisi Shopia.

Laki-laki dewasa itu mirip Adnan.

Alice mengucek matanya. Wajahnya kembali memucat ketika matanya dan laki-laki yang terlihat samar-samar itu bertemu.

"Adnan," bisik Alice.

Alice yakin dia Adnan.

Dan kaki Alice gemetar tak menentu. Bayangan samar itu tidak terlihat lagi, hilang seperti hembusan angin.

*******

"Ngopi dulu, cuk. Supaya kuat menghadapi kenyataan hidup." Jo menawarkan kopi kapal api miliknya pada Renjun yang baru tiba di kantin.

"Gede banget gelas kopi lo, segede harapan orangtua," seloroh Renjun sembari mengangkat gelas kopi milik Jo.

Well, gelas itu Jo bawa dari rumah dan titip di kantin. Tiap dia ngopi bisa pakai gelas pribadinya.

"Ck, sirik aja lo!" decak Jo sembari menyesap kopi kapal api miliknya. "Manisnya pas nggak kayak uang jajan lo."

"Kopi kapal api. Selera bapak-bapak. Slebew." Chai meledek.

Jo melirik sinis pada kedua temannya yang tidak tahu malu, tidak tahu diri dan tahu-tahu lainnya.

"Laper bangeeet. Si Adnan sama Alice pada kemana sih? Ntar gue pesan makan duluan dibilang nggak setia kawan," keluh Chai.

"Sabar dikit napa?! Gue pulangin ke Thailand baru tahu rasa lo!" ancam Jo.

"Swadikap parakap kap." Chai menirukan gerakan orang Thailand memberi salam.

"Nggak ada yang bener memang teman gue." Renjun mendesah pasrah.

"Sambil nunggu Alice dan Adnan mending kita diskusi secara intens aja," saran Jo.

"Gile bahasa lo." Renjuk memasang wajah kagum.

"Salah nggak sih kalau mencintai tokoh fiksi?" tanya Jo.

"Nggak salah kok, yang salah gue," sahut Chai.

"Efek kelamaan jomblo ya gini." Renjun emang yang paling waras di sini.

"Beda dunia. Beda alam. Temboknya terlalu tinggi. Mencintai tokoh fiksi memang kesalahan terbesar." Jo nestapa. "Makanya gue heran kenapa cewek-cewek jaman sekarang lebih demem tokoh fiksi dari pada gue yang jelas-jelas nyata."

"Kalau pacaran sama cowok dunia nyata haram," sahut Renjun.

"Pacarannya sambil dzikir biar halal." Jo nyengir.

"Pikiran lo semua pacaran mulu. Pikirin tuh pelajaran. Contoh Alice bisa mengharumkan nama sekolah kita," kata Chai si orang Thailand tapi belum pernah ke Thailand.

"Buset dah lama bener Alice sama Adnan. Mereka kemana sih?" Renjun semakin tidak sabaran untuk segera makan.

"Sabar! Orang sabar pantatnya lebar," balas Chai.

Refleks Renjun memegang pantatnya. Nggak kebayang kalau pantatnya benaran lebar.

Alice memasuki kantin dengan wajah pucat. Kelihatan seperti orang bingung yang ketakutan.

"Alice, lo kenapa?" Renjun dengan cepat menghampiri Alice, menuntun ke meja mereka.

Alice diam dengan pandangan kosong.

"Alice," panggil Chai 

"Gue nggak apa," lirih Alice pelan.

"Lo pucat banget. Lo sakit, Alice?" Jo khawatir.

"Adnan mana?" Renjun bertanya.

Alice menggeleng. Tangannya yang ia pangku bergetar pelan. "Gue nggak tahu."

"Lo kenapa, Alice?" Renjun kembali bertanya.

"Kalian percaya hantu?"

"Maksud lo?" Renjun jadi ngeri sendiri.

"Tadi waktu di dekat pohon beringin gue ngelihat bayangan sekilas mirip Adnan, tapi dengan wajah yang lebih dewasa. Samar-sama sih, jadi gue abaikan dan milih hampiri Adnan yang lagi manggil gue." Alice kepikiran bayangan Adnan yang ia lihat samar-samar.

"Dan tadi gue juga lihat bayangan itu berdiri di sisi Shopia," cerita Alice.

"Lo lagi banyak pikiran. Udah itu cuma halusinasi lo aja," balas Renjun bijak.

"Tapi--" perkataan Alice terpotong.

"Saya ada di sini."

Alice mendengar bisikan di telinga kirinya.

Tbc

Spam next 👉

Mau double up?

Lebih suka Shopia atau Alice?

Spam horeee

Spam ❤️

Part berikutnya mau di up kapan?

bosen2 ngejelasin tentang cerita ini. KISAH SEDIH DI HARI MINGGU bertemakan mantan. Gk tau kenapa suka aja angkat tema. Ini cerita ketiga aku tentang mantan hehehe.

Tapi cerita kali ini sedikit berbeda, teenfict yang aku mix dengan fantasy. Ikutin terus yaaa. Adnan muda emang nyebelin karakternya biar kalian makin cinta sama cerita ini 🤗

Ig : ami_rahmi98

❌️ Awas ada typo ❌️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top