Part 38 - Mengorbankan

Haaaaai, aku balik lagi karena target di part sebelumnya udah tercapai 😍

Bilang lalala yeyeye 👉

Jangan lupa baca doa sebelum baca 😁

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Alice 👉

Spam nama Adnan 👉

Yang semangat ya komennya supaya aku juga semangaaaat 🤗

‼️ Tandai typo ‼️

Happy readiiiing ❤️

Tapi sebelum itu aku mau promosi dulu salah satu karya aku MANTAN TAPI MENIKAH yg di jadikan series. Soon di VIU 🥰
Ramaikan di semua sosmed kalian yaa ♥️
👇

.
.
.
.
.
.

Hidup itu pilihan.
_____

Shopia duduk pada kursi yang ada di pinggir lapangan. Sejak jam pelajaran bahasa Indonesia dia sama sekali tidak masuk kelas hingga istirahat tiba. Shopia menatap lamat-lamat sepatunya yang sedikit kotor setelah membersihkan lapangan sekolah.

"Buat lo!" Raka menyodorkan minuman dingin pada Shopia. Lalu ikut duduk di sisi Shopia.

"Capek?" Raka masih coba membuka percakapan.

"Seberapa suka lo sama teman TK lo itu?" Shopia balas bertanya.

"Dia cuma teman," jawab Raka apa adanya.

"Teman? Berapa kali lo ketemu dia dan nggak bilang ke gue?" Shopia menatap dengan serius.

Mata Raka terlihat tak fokus. Coba untuk menghindari tatapan Shopia.

"Berapa kali?" ulang Shopia.

Raka diam.

"Dua kali?"

"Tiga kali?"

"Lima?"

"Lebih dari itu?"

Raka tidak menjawab semua pertanyaan Shopia.

"Sialan!" Shopia melempar minuman kaleng yang Raka berikan.

"Kalau gue bilang cuma sekali lo bakal percaya?" Raka balas bertanya.

"Omongan lo nggak bisa dipercaya!" bentak Shopia.

"Satu kali! Itupun waktu gue sakit dan Teri datang jenguk ke rumah," jelas Raka.

"Bohong! Nggak ada orang sakit pergi berdua ke minimarket," debat Shopia tak terima.

"Aku cuma demam, Shopia. Bukan lumpuh. Kami ke minimarket hanya mampir karena di rumah nggak ada makanan." Raka mulai tidak terima Shopia menyudutkannya. Suduh cukup aksi diamnya, Shopia harus tahu kalau dia tidak berbuat macam-macam.

Mata Shopia berkilat marah. Gejolak emosi itu tidak dapat dia kendalikan.

"Selama gue sakit apa pernah lo tanya keadaan gue? Kalau gue nggak nge-chat duluan lo nggak akan kasih kabar. Lo sibuk sama dunia lo sendiri." Raka mengeluarkan semua resah yang ia simpan.

Shopia seperti merasakan de javu. Dia pernah melewati fase ini sebelumnya bersama Adnan. Dulu, hubungan mereka putus karena sikap Shopia yang terlalu asik dengan dunianya sendiri.

Yang bermasalah di sini adalah Shopia.

Haruskah Shopia menyalahkan dirinya?

"Maaf, gue marah sama lo." Raka coba mengontrol emosi.

"Enggak. Yang salah bukan lo! Gue yang salah." Mata Shopia menatap lurus pada lapangan yang luas.

Raka menunduk, merasa frustasi dengan keadaan. Tangan Raka bergerak menggenggam tangan Shopia yang dapat ia raih. Raka usap pelan.

"Jangan curiga lagi," ujar Raka lembut.

"Raka, gue punya masalah sama diri gue sendiri. Gue takut kalau lo kenal gue semakin dalam, lo bakal ninggalin gue. Sebelum terlalu jauh sebaiknya lo mundur," jelas Shopia. Dia takut Raka akan berpaling seperti yang dulu Adnan lakukan.

"Gue nggak kayak Adnan! Jangan lo samakan semua cowok." Raka memberi pengertian.

"Bukan gue memukul rata semua kelakuan cowok. Gue cuma nggak mau bergantung sama siapapun." Shopia hanya ingin melindungi hatinya.

"Itu karena lo nggak percaya diri untuk dicintai." Raka mengangsur minuman kaleng yang seharusnya milik dia kepada Shopia.

Shopia tolak pemberian Raka. "Nggak mau. Itu bekas lo."

Raka menampilkan senyuman miring. "Dih."

"Gue cantik. Pinter. Dan bukan dari keluarga yang kekurangan. Jadi apa nggak ada alasan untuk gue nggak percaya diri," ungkap Shopia.

"Kalau gitu buka hati lo buat gue."

"Nggak ada hubungannya ke sana!" Shopia berdecak.

"Shopia, lo tahu nggak? Adnan dari tadi ngawasin kita." Mata Raka bergerak ke arah koridor. Di sana Adnan berdiri seorang diri. Mata laki-laki itu tertuju pada mereka.

Pandangan Adnan dan Shopia bertemu dari kejauhan. Keduanya saling tatap untuk beberapa saat.

"Jangan balikan sama Adnan ya. Dia nggak bisa buat lo bahagia," kata Raka.

"Dih, kayak lo bisa buat gue bahagia aja." Shopia mencibir.

Dalam hati Shopia meringis, dia bahkan sudah membuka jalan pada Adnan di belakang Raka.

"Lo mau pergi bareng gue hari minggu ini?" tawar Raka.

Shopia mengalihkan tatapannya pada Raka. Dia hanyut dalam kedua bola mata laki-laki itu. Terlihat tulus. Tapi lagi-lagi Shopia ragu, tidak ada yang tahu isi hati setiap orang.

Shopia takut menjatuhkan hatinya.

"Mau jalan hari minggu nanti?" tawar Raka sekali lagi.

Shopia menggeleng. "Gue nggak bisa pergi hari minggu karena judul cerita ini Kisah Sedih di Hari Minggu. Gue nggak mau sedih."

Ekspresi Raka berubah sendu.

"Pengennya jajan bakso pas pulang sekolah." Pergi dengan Raka lebih baik. Karena Shopia pikir dengan dia bersama Raka akan membuat Adnan sakit hati.

"Apa?" Raka kaget.

"Mau dua mangkok."

Refleks Raka menarik ke dua ujung bibirnya ke arah atas.

******

"Kenapa sih harus main kucing-kucingan gini? Biar aja orang tahu kita pacaran." Raka sebal sama kelakuan Shopia yang tidak mau terbuka soal hubungan mereka.

Pergi jajan bakso mereka bertemu di ujung jalan. Shopia tidak ingin pergi bersama dari sekolah.

"Gue curiga ada hati yang lagi lo jaga," tuding Raka sambil kembali menghidupkan motornya.

"Dan penampilan lo kenapa kayak gini?" Raka menilai penampilan Shopia dari atas sampai bawah.

Masker hitam, check.

Jas hujan hitam, check.

Kaca mata hitam, check.

Topi hitam, check.

Mirip teroris tepatnya.


Raka ngakak melihat penampilan Shopia. Hari terik begini dia pakai jas hujan.

"Ih, nggak usah ketawa deh. Ini biar nggak ada yang kenal gue," kata Shopia kesal.

"Dapat dari mana jas hujannya?"

Shopia naik ke atas motor Raka. "Dikasih pinjam Iren. Kenapa? Aneh ya?"

Kalau Raka jawab aneh Shopia akan marah. "Cantik kok."

"Iya, gue emang cantik. Gue kan original visual. Makanya Alice iri. Alice mah kaleng-kaleng."

Ya sudahlah, ya.

Sebelum motor Raka benar-benar melaju ponsel laki-laki itu bergetar. Raka megeluarkan ponsel yang ia simpan di saku celana abunya. Ada telepon masuk dari Teri.

Shopia mengintip dari boncengan belakang.

"Lo emang nggak bisa dipercaya!" kata Shopia kesal.

"Apaan? Orang ini langsung gue matikan teleponnya." Raka buru-buru menyimpan ponsel.

"Gue mau pulang! Padahal ini baru hari selasa, tapi udah sedih aja!" dumel Shopia dengan nada sebal.

"Tapi kita mau jajan bakso--"

"Pulang!"

Ah, menyedihkan sial sekali kisah mereka ini. Hanya ingin jajan bakso saja dipersulit author.

Jadi part ini berjudul, Kisah Sedih di Hari Selasa.

*****

Adnan dewasa menatap ragu pada Adnan remaja yang sedang duduk di meja belajar. Lampu kamar yang temaram terlalu gelap untuk membantu Adnan remaja membaca buku paket bahasa Indonesia. Dan malam ini cuaca sangat dingin.

Dalam ingatan masa lalu Adnan dewasa, seharusnya saat ini dia sedang menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan Alice. Buka justru terkurung dalam kamar bersama kesedihan.

"Mau apa lo?" Adnan remaja berujar tenang dengan mata fokus menatap buku di hadapannya. Tidak ada yang Adnan remaja pahami dari tulisan di buku itu.

"Saya bingung," ujar Adnan dewasa.

Adnan remaja diam sambil memainkan pena yang ada di tangannya.

"Saya tidak tahu harus meminta pendapat pada siapa. Jika saya buka semua tentang masa depan pada kamu, justru akan semakin rumit. Kita ini orang yang sama, saya tahu bagaimana dilemanya memilih antara Alice dam Shopia."

"Kenapa harus memilih? Bukannya kalian semua mendorong gue ke arah Shopia?" Adnan remaja tersenyum sinis.

"Ada banyak hal yang harus dikorbankan. Baik itu jika kita berakhir dengan Alice atau Shopia."

"Siapa sebenarnya Shopia? Kami menikah? Dan apa peran Alice?" tanya Adnan remaja dengan sangat tenang.

"Shopia seseorang yang kita sayangi dengan cara yang salah. Dan Alice ada di antaranya." Adnan dewasa sangat takut membuka kisah masa depan pada versi muda dirinya.

Dia takut Adnan remaja akan mengambil keputusan salah.

"Bicara yang jelas! Jangan buat gue bingung!" sentak Adnan remaja tidak suka.

"Masih ada perasaan yang tersisa di hati kamu saat ini pada Alice?"

"Gue cuma mau fokus sama Shopia."

"Kalau begitu cukup perjuangkan Shopia."

Dan Adnan dewasa memilih untuk mengorbankan Alice dan anak mereka.

Tbc

Part ini aku fokuskan pada Raka-Shopia. Dan ditutup dengan pilihan Adnan dewasa yang mengorbankan anaknya dan Alice

Masih mau lanjut???

Spam next dulu 👉

Vote dan komen yg banyaaaak

Spam horeee 👉

Spam ❤️

700 komen. 500 vote. Bisa gk ya? Bisa dongsss ✨️

Follow ig aku supaya kamu gk ketinggalan info seputar KSDHM

Ig : ami_rahmi98

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top