Part 30 - Shadow

Hai, hai masih ada yang baca cerita ini gk ya?

Coba absen dulu. Bilang hiiiii 👉

Bilang horeeeee 👉

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Alice 👉

Oh iya, jangan lupa mampir ke cerita aku MANTAN TAPI MENIKAH yang sebentar lagi jadi series.
👇

❌️ Tandai typo ❌️

Kita punya harga diri yang harus dihargai,
Tidak dihargai lebih baik pergi.
_________

Setelah Shopia pergi dari ruang rawat Adnan suasana mendadak hening. Alice duduk di kursi tunggu tanpa suara. Sementara dalam kepala Adnan terbayang wajah Shopia sebelum keluar dari ruangan ini.

"Alice, sakit," kata Adnan tiba-tiba.

Dengan sigap Alice berdiri dari duduknya. "Yang mana? Kepala kamu sakit?"

Adnan menggeleng pelan. Dia tersenyum hambar. Semua sakit, bukan hanya luka jahitan dikepalanya.

"Karena Shopia kamu jadi seperti ini." Alice memasang wajah kesal.

"Iya, karena Shopia," sahut Adnan dengan perasaan tidak tenang.

Shopia pergi.

Apa yang salah dengan itu?

Bagaimana Adnan harus mengatakannya? Perasaan Adnan tidak tenang. Dia gelisah. Sedih juga. Dadanya terasa sakit.

"Jangan pikirkan apa-apa lagi. Sebaiknya kamu istirahat sekarang," suruh Alice dengan nada lembut.

"Kamu juga istirahat. Sejak aku masuk rumah sakit kamu jarang istirahat."

"Iya, nanti sore aku gantian sama Tante Maura." Tante Maura yang Alice maksud adalah Ibu Adnan.

"Maaf bikin kamu repot," sahut Adnan.

"Nggak repot kok. Kan dibantu sama Tante Maura juga. Dibantu sama Renjun, Chai dan Jo. Jadi kamu tenang aja." Alice mengembangkan senyuman cantik.

"Alice," panggil Adnan lirih.

"Hmm?"

"Nggak apa-apa," sahut Adnan kemudian.

"Kenapa sih? Kamu kelihat nggak tenang gitu." Alice bingung melihat sikap Adnan.

"Perasaanku sakit." Mata Adnan terlihat tak fokus.

Senyuman cerah Alice mendadak lenyap.

"Apa karena Shopia? Karena kata-kata Shopia tadi?" Alice menebak tepat pada sasaran.

"Mungkin iya." Adnan tidak tahu kenapa dia bisa seterbuka ini pada Alice. Mungkin karena Adnan sering berbagi segala pemikirannya pada Alice, bahkan saat dulu dia pacaran dengan Shopia.

"Kamu bisa nggak sih pura-pura bahagia aja di depan aku! Aku senang kamu jujur! Tapi jujur sikap kamu ini bikin aku sakit hati," cercah Alice.

"Nggak tahu. Aku harus bilang ini sama kamu. Bukannya sejak dulu aku selalu berbagi semua yang ada di kepalaku sama kamu? Kamu tempat cerita ternyaman," ungkap Adnan.

Alice tidak tahu dia harus senang atau sedih. Senang karena memang Adnan senyaman itu berbagi pemikiran dengannya, sedih karena kejujuran Adnan menyakitinya.

Napas Alice berhembus keras. Dadanya naik turun menahan semua sesak agar tidak meledak.

"Kamu bahagiakan sama aku? Lebih bahagia daripada bareng Shopia dulu. Iya, kan?" tanya Alice dengan nada Adnan harus menjawab iya.

"Alice," panggil Adnan parau.

"Aku mau pura-pura bodoh." Alice kembali duduk dengan tenang. Seolah tidak terjadi apa-apa. Matanya berkaca-kaca.

Adnan merasa bersalah. Dia penyebab Alice menahan tangis saat ini.

"Kamu udah makan?" Adnan coba mengalihkan pembicaraan.

"Belum," sahut Alice serak. Tidak mungkin dia selera makan saat Adnan mengakui kesedihannya hanya karena Shopia memilih untuk menjauhi Adnan. Padahal jelas-jelas ada dirinya di sini.

"Kamu makan dulu."

Alice diam. Mati-matian menahan tangis agar tidak pecah.

"Aku pesan go-food. Kamu mau apa?" Adnan meraih ponselnya di atas nakas.

"Aku mau pulang. Nanti aku bakal suruh Jo, Chai atau Renjun ke sini sebelum Tante Maura pulang kerja." Suara Alice terdengar bergetat menahan tangis. Buru-buru dia merapikan tasnya.

Adnan menatap semua gerak-gerik Alice dengan pasrah. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Alice, maaf," ujar Adnan dengan nada sungguh-sungguh.

"Nggak perlu minta maaf, ini bukan salah kamu." Alice pergi dari ruang rawat Adnan. Dia sengaja menutup pintu dengan keras agar Adnan paham bahwa saat ini dia sedang marah.

*******

"Pergi lo ke panti asuhan! Ih Abang jahat. Aku tuh cinta berat, sini dong dekat-dekat. Ku pegang erat-erat." Chai bernyanyi tidak jelas di sepanjang koridor menuju ruang rawat Adnan.

"Gila lagunya candu banget. Ku pegang erat-erat." Jo ikut-ikutan bernyanyi.

"Kamu tercandu-candu sama sound-nya? Eyaaa? Sini biar aku kasih tahu, ya. Aku juga tercandu-candu." Renjun lanjut memutar video tok-tok di ponselnya.

"Dasar alay. Bukan teman gue." Renjun menatap malas.

"Chai, nanti kita ajak Adnan main tok-tok pakai lagu ih abang jahat aku tuh cinta berat sini dong dekat-dekat, ku pegang erat-erat," ujar Jo dengan semangat.

"Elo berdua jauh-jauh deh. Gue anti dekat-dekat sama cowok alay tulang letoy kayak kalian!" usir Renjun.

Jo dan Chai menatap Renjun dengan sinis. Renjun ini benar-benar tidak tahu gaya mana yang bagus.

"Kesabaran Anda benar-benar setipis kulit bawang," ujar Chai pada Renjun.

"Iya nih, nggak kiyowo," lanjut Jo.

"Kalian udah datang?" Alice menghampiri ketiga temannya yang tiba di depan ruang rawat Adnan.

"Kenapa masih di sini, Alice? Kan kita udah bilang lo pulang aja duluan," kata Chai.

"Gue nggak tega ninggalin Adnan sendirian." Alice tersenyum sekenanya.

"Kenapa nggak nunggu di dalam aja?" ceplos Jo.

Wajah Alice berubah senduh. Tanpa berkata-kata ketiganya tahu Alice dan Adnan sedang tidak baik-baik aja.

"Pasti habis berantem," tebak Jo.

"Gue duluan, ya," pamit Alice.

"Biar gue anter," kata Renjun.

Alice mengangguk. Dia bersyukur memiliki teman-teman yang mengerti tanpa harus menjelaskan.

Jo dan Chai menatap kepergian Alice dan Renjun. Mereka kasihan pada Alice yang lebih sering sedih sejak pacaran dengan Adnan.

"Adnan hobi banget jahatin Alice. Gue kasihan sama Alice," komentar Jo.

"Gue lebih kasihan sama diri gue yang jomblo ini." Chai memasang wajah nestapa. "Gue ganteng tapi kenapa masih jomblo? Kalau menurut lo, gue ganteng nggak sih?"

"Ganteng kok."

"Ah, masih lebih ganteng lo kok beb."

"Gantengan lo. Serius."

"Enggak kok."

Dan readers jijik membaca mereka saling memuji kegantengan masing-masing.

*******


Matahari bersinar cerah hari ini. Awan awan putih memanyungi setiap langkah Shopia menuju sekolah. Hari ini di tidak di antar oleh Raka. Laki-laki itu tidak masuk, katanya sedang sakit

Hari pertama Shopia ingin move on. Benar-benar move on.

Minta maaf pada Adnan remaja-, sudah. Meminta Adnan dewasa untuk pergi, juga sudah. Semua terasa melegakan, sedikit melegakan.

"Shopia, akhirnya lo datang juga!" teriak Iren heboh.

Shopia meletakkan tasnya di atas kursi.

"Sini pinjam tugas kimia lo. Gue lupa ngerjain." Iren memelas.

"Dih, kemarin lo juga bilang lupa. Hari ini lupa. Tua bener otak lo," omel Shopia.

Iren mengapit lengan Shopia. Lalu meletakkan kepalanya di bahu Shopia.

"Shopiaaa," rengek Iren.

"Tuh, ambil di tas gue." Shopia memberikan tasnya pada Iren.

Dengan semangat Iren merogoh tas Shopia dan dengan cepat dia menemukan buku tugas kimia milik Shopia. Sembari tersenyum lebar Iren membuka buku itu.

"Kok nggak ada tugasnya?" Iren membolak-balik buku Shopia hingga halaman terakhir berulang kali. Mencari tugas yang diberikan guru mereka minggu lalu.

"Kan gue juga belum siap." Shopia nyegir tanpa dosa.

"Terus apa gunanya lo kasih buku ini ke gue?" tanya Iren dengan wajah datar.

Shopia semakin melebarkan senyum. "Kerjain punya gue juga. Gue kan lagi proses move on. Jadi nggak boleh capek. Nggak boleh mikir keras. Nggak boleh ngerjain PR. Nggak boleh ngapain-ngapain selain rebahan."

"Kalau gitu gue juga mau patah hati," kata Iren asal.

"Patah hati itu sakit. Lo nggak akan kuat, biar gue aja."

"Iya, lo aja." Alice juga ogah kali patah hati.

"Adnan di masa depan akan mati kalau semua berjalan tidak pada tempatnya."

Iren mengangkat bahu dengan bacu. "Nggak peduli tuh."

"Ya, benar. Gue juga lebih baik nggak peduli."

Tbc

Ada yang kasihan sama Alice? Sakit loh jadi dia

Spam next 👉

Vote dan komen yg banyaaaak

Spam horeee 👉

Spam ❤️

Part berikutnya mau di up kapan?

500 komen. 300 vote. Bisa gk ya? Bisa dongsss ✨️

Oh iya, ada yg tercandu2 sama lagu ih abang jahat aku tuh cinta berat sini dong dekat-dekat ku pegang erat? Sumpah ini lagu nempel di kepala aku 🤣

Gak bosen2 ngejelasin tentang cerita ini. KISAH SEDIH DI HARI MINGGU bertemakan mantan. Gk tau kenapa suka aja angkat tema. Ini cerita ketiga aku tentang mantan hehehe.

Tapi cerita kali ini sedikit berbeda, teenfict yang aku mix dengan fantasy. Ikutin terus yaaa. Adnan muda emang nyebelin karakternya biar kalian makin cinta sama cerita ini 🤗

Ig : ami_rahmi98

❌️ Awas ada typo ❌️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top