Part 28 - Tidak Dianggap
Haaaaai, aku balik lagi karena target di part sebelumnya udah tercapai 😍
Spam horeee 👉
Spam lalala yeyeye 👉
Spam nama Shopia 👉
Spam nama Alice 👉
Yang semangat ya komennya supaya aku juga semangaaaat 🤗
‼️ Tandai typo ‼️
Happy readiiiing ❤️
Tapi sebelum itu aku mau promosi dulu salah satu karya aku yg di jadikan series
Ramaikan di semua sosmed kalian yaa ♥️
👇
Katanya, aku ini pembawa sial.
_______
Hari minggu di awal bulan. Hari dimana perayaan ulang tahun sekolah akhirnya tiba. Semua murid tampak antusias mengikuti berbagai rangkaian acara. Hanya Shopia yang menatap sedih pada Alice yang berdiri di panggung utama. Tersemat selempang Putri Sekolah pada Alice.
Dan Alice semakin disanjung saat berhasil menyelesaikan isi pidatonya ketika acara pembukaan tadi.
Posisi Shopia benar-benar direbut oleh perempuan itu.
Tidak ada yang menaruh perhatian pada Shopia. Padahal hari ini dia sudah berusaha tampil secantik mungkin dengan gaun putih terbaik miliknya. Hiasan yang natural. Dan aksesoris yang cantik.
"Lo iri ngelihat Alice bisa sesukses sekarang?" Jo datang dan berdiri di sisi Shopia.
Shopia menoleh pada antek-antek Alice ini. Dia menatap malas.
"Gue udah lebih dulu merasakan semua itu. Kasihan Alice baru bisa mendapatkan bekas-bekas gue sekarang," balas Shopia dengan nada remeh.
"Bahkan penampilan dia jauh dibawah gue." Shopia tersenyum sinis melihat penampilan Alice yang kelewat glamor dengan make up tebal.
Dia kelihatan tua. Shopia tersenyum miring.
"Lo benar-benar sombong, Shopia. Suatu saat lo akan membayar atas semua kesombongan lo ini." Niat hati Jo ingin membuat Shopia kesal, justru dia sendiri yang kesal dibuat perempuan ini.
"Gue harus sombong supaya harga diri gue nggak diinjak-injak sama cowok kayak lo. Gue bisa hancurkan kalian semua kalau gue mua, terutama Alice. Si cewek busuk itu," jawab Shopia tak gentar.
Jo tertawa remeh. "Gue nggak sesabar Adnan. Gue nggak pandang bulu untuk milih teman bertarung. Jangan pernah lo dekati Alice!"
Rasanya Shopia ingin tertawa keras. Kenapa dunia semua orang berputar di sekitar Alice? Apa hebatnya perempuan itu?
Mata Shopia mencari keberadaan Adnan dewasa. Laki-laki yang selalu ada untuknya, nyatanya arwah itu tak terlihat. Lalu tanpa sadar Shopia mencari Raka.
Dimana Raka?
"Lo dengarkan apa yang gue katakan? Jangan dekati teman-teman gue. Gue juga nggak sudi lo jadi pasangan Adnan!" Jo mendorong Shopia hingga terbentur tempok. Ia melirik sekitar yang tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Melihat keadaan aman, Jo meraih dagu Shopia dan mencengkram dagu Shopia dengan tangan kirinya.
Shopia berontak. Ia kesulitan untuk bicara. "Sialan lo! Dasar banci! Lo beraninya cuma sama perempuan."
"Diam lo! Cewek sombong kayak lo pantas mendapatkan ini." Jo semakin kuat menekan dagu Shopia.
Tanpa diduga Shopia meludah. Tepat mengenai wajah Jo.
"Sial!" pekik Jo dan refleks melepaskan cengkramannya dari dagu Shopia. Ia usap wajahnya dengan kasar.
Sialan cewek ini, batin Jo sembari membersihkan bekas liur Shopia.
"Minggir lo!" Shopia memerintah.
Jo menatap garang.
Tanpa ambil pusing Shopia melangkah pergi. Mencari tempat sepi. Aula ini terlalu berisik dan membuat kepala Shopia semakin ingin pecah. Kakinya bergerak menuju halaman belakang aula. Shopia ingin menangis di sana.
"Dan yang paling utama saya ingin menyampaikan terima kasih untuk support system terbaik saya yaitu Adnan."
Satu aula bersorak ketika Alice mengucapkan kata-kata sambutan atas kemenangannya.
Shopia tidak ingin peduli. Tapi kakinya tidak bisa bergerak untuk melanjutkan langkah meninggalkan aula. Sorot mata Shopia tertuju pada Adnan yang menatap pada Alice dengan senyuman mengembang.
"Saya harap, saya dan Adnan akan tetap bersama sampai tua. Dan di masa depan nanti kami tidak terpisahkan," ungkap Alice malu-malu. Satu aula mengaminkan doa Alice.
"Gue yang akan ada disisi Adnan di masa depan nanti, bukan elo." Shopia berbisik pelan pada dirinya sendiri.
Tangan Shopia terkepal kuat. Marah. Entah pada siapa Shopia harus marah. Pada Adnan yang hatinya tertutup. Atau haruskah Shopia marah pada Alice yang terlihat bahagia?
Sorak bahagia mengiringi Alice yang turun dari atas panggung. Segala pujian dilemparkan untuk perempuan itu.
"Shopia, awas!" Raka berteriak melihat lampu gantung yang menjadi hiasan aula bergerak, berdecit pelan, lalu putus.
Shopia melihat ke atas.
Apakah di hari minggu ini Shopia akan tertimpa lampu hias? Dulu setelah tertimpa tangga sekolah membawa Shopia bertemu Adnan dewasa.
Shopia tidak mau ya saat sadar setelah tertimpa lampu hias dia bertemu Alice versi dewasa. Author tolong kerja samanya.
Kejadiannya begitu cepat sebelum lampu hias itu jatuh.
"Minggir!" Tubuh Shopia di tarik paksa. Dipeluk erat oleh seseorang yang wanginya sangat Shopia kenal.
"Adnan," bisik Shopia dalam lindungan Adnan. Napas Shopia memburu cepat.
Adnan melirik Shopia yang ada dalam dekapnnya. Mata Adnan menatap sayu.
"Lo nggak apa?" tanya Adnan.
Shopia masih terkejut.
Lalu Adnan merasa tubuhnya lemas. Perlahan dekapan laki-laki itu lepas. Adnan tidak mampu memahan berat badannya sendiri.
"Adnan!" Shopia panik melihat darah keluar dari belakang kepala Adnan.
Rupanya ujung lampu mengenai kepala belakang Adnan. Laki-laki itu tergeletak tidak berdaya.
"Adnan." Shopia terus memanggil nama Adnan.
Adnan setengah sadar.
"Puas lo bikin Adnan kayak gini?!" Alice berteriak emosi. Wajah perempuan itu terlihat sangat khawatir. Bahkan air mata Alice tidak berhenti mengalir.
Ternyata perempuan berhati batu seperti Alice juga bisa menangis.
"Lo itu cuma bisa bawa sial bagi Adnan!" maki Alice tepat di depan wajah Shopia.
Alice jongkok di sisi Adnan. Dengan tangan gemetar Alice menangkup wajah Adnan yang semakin pucat.
"Adnan, kamu harus bertahan. Aku ada di sini," kata Alice.
"Alice," bisik Adnan parau.
"Iya, ini aku." Alice tidak berhenti menangis.
Shopia berdiri dengan bingung. Menatap sekitar seperti orang yang tidak tahu harus berbuat apa. Orang-orang mulai berkerumun. Jo, Chai dan Renjun datang dan dengan sigap membantu Adnan.
"Alice." Mata Adnan setengah tertutup.
Alice, jangan bentak Shopia, kata Adnan dalam hatinya sebelum semua gelap.
Adnan di bantu teman-temannya dibawa untuk mendapatkan pertolongan pertama. Darah terus mengalir deras dari belakang kepala Adnan.
Alice menangis terseduh-seduh. Melihat keadaan Adnan yang terluka seluruh tubuhnya mendadak lemas. Alice kembali berdiri di hadapan Shopia.
"Inikan yang lo mau?!" tanya Alice marah.
Shopia menggeleng keras. Tidak, dia tidak pernah mengharapkan suatu yang buruk terjadi pada Adnan bagaimanapun jahatnya laki-laki itu.
"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Adnan gue nggak akan maafin lo! Gue akan kirim lo ke neraka!" peringat Alice sebelum pergi mengikuti teman-temannya.
"Shopia." Iren mendekati Shopia. Ia peluk sahabatnya itu untuk memberi kekuatan.
"Adnan, Ren. Dia celaka karena gue," racau Shopia.
"Adnan pasti baik-baik aja."
"Gue emang bawa sial," isak Shopia sedih.
Tbc
Spam next 👉
Vote dan komen yg banyaaaak
Spam horeee 👉
Spam ❤️
Part berikutnya mau di up kapan?
Gak bosen2 ngejelasin tentang cerita ini. KISAH SEDIH DI HARI MINGGU bertemakan mantan. Gk tau kenapa suka aja angkat tema. Ini cerita ketiga aku tentang mantan hehehe.
Tapi cerita kali ini sedikit berbeda, teenfict yang aku mix dengan fantasy. Ikutin terus yaaa. Adnan muda emang nyebelin karakternya biar kalian makin cinta sama cerita ini 🤗
Ig : ami_rahmi98
❌️ Awas ada typo ❌️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top