Part 15 - Kita Menjauh
Haloooo, aku telat banget nih up nya padahal target udah kecepai dari kemarin. Tapi tenang aja part kali ini aku buat lumayan panjang, makanya tetap spam yg buayaaak.
Spam author canssss 👉
Udah mandi belum?
Spam nama Shopia 👉
Pilih mantan atau pacar baru?
❌️ TANDAI TYPO ❌️
Semakin terasa asing.
_______
"Gimana dong ini," kata Jo panik saat memasuki kelas. Tas ransel hitam yang ia sandang diletakkan begitu saja di atas meja. Ransel itu terlihat ringan, seperti tidak ada buku di dalamnya.
"Lo kenapa, Jo?" tanya Chai yang sedan belajar memahami tata bahasa Thailand via youtube. Biar nanti saat pulang kampung ke Thailand dia nggak malu-maluin. Bisa sawadikap saja sudah syukur alhamdulillah luar biasa.
"Gue ngilangin taperwer emak gue. Huaaaa." Jo nangis kejer di hadapan teman-temannya.
"Lha, gimana ceritanya anak kandung emak lo bisa hilang? Lo sebagai anak tiri bakal di coret dari KK." Renjun menakut-nakuti.
Wajah Jo semakin nelangsa. Tuperwere itu memang kesayangan emaknya. Sementar Jo kesayangan tetangga, eh, maksudnya bukan kesayangan siapa-siapa.
"Adnan!" Raka memasuki kelas mereka. Berjalan menghampiri Adnan tanpa basa-basi.
Mata Adnan menyipit curiga dihampiri oleh Raka. Dia merasa tidak punya urusan dengan cowok ini.
"Lo manggil gue?" tanya Adnan memastikan.
"Gue cuma mau bilang, berhenti ganggu Shopia!" Raka menatap penuh percaya diri.
"Bukan urusan lo!"
"Jadi urusan gue! Apapun yang berhubungan dengan Shopia jadi urusan gue!" Raka mendebat.
"Bro, lo salah tempat kalau ngomongin Shopia sama Adnan. Karena Adnan nggak ada hubungannya lagi sama Shopia," suara Renjun terdengar mengejek.
"Shopia bukan siapa-siapa bagi kami. Merasa spesial banget dia dapat perhatian." Chai tertawa sinis.
"Bagus kalau kalian semua nggak peduli sama Shopia. Jadi beban hidup dia berkurang." Raka tersenyum mengejek.
Raka melangkah pergi meninggalkan orang-orang idiot itu dengan tampang angkuh. Untuk peringatan pertama memang hanya seperti ini, tapi lain kali akan Raka pastikan lebih menyakitkan jika mereka berani mengganggu Shopia.
*******
Saat jam istirahat pertama.
"Shopia! Lo mau kemana?" Raka mengejar Shopia yang akan mencapai pintu kelas.
"Gue mau keliling kabah tujuh kali. Kenapa? Lo mau ikut?" tanya Shopia asal.
"Kemana pun lo pergi gue ikut. Gunung ku daki, samudra ku sebrangi," seloroh Raka.
"Nggak waras," bisik Shopia pada dirinya sendiri. Kemudian dia lanjut melangkah, diikuti Raka di sisinya.
"Iren kemana? Biasanya kalian bagai perangko?" tanya Raka.
"Iren lagi cari inspirasi untuk ide konten tik-tok. Iren terobsesi mau masuk fyp," jelas Shopia apa adanya.
"Jaman dulu orang itu berjuang mau masuk UI, masuk ITB, masuk UNDIP. Lah, ini mau masuk fyp," balas Raka.
"Kolot banget pemikiran lo. Hidup itu dibawa santai."
"Adnan makin dekat aja sama Alice, ya." Ini ceritanya Raka ingin membuka luka lama?
"Kayak kita dong." Shopia memainkan alisnya.
"Jangan bikin gue baper." Raka tersenyum malu-malu.
Ini kenapa jadi terbalik? Cowoknya yang malu-malu kucing.
"Shopia, lo tahu nggak siapa orang yang pandai menyimpan perasaan ketimbang menyimpan uang?" tanya Raka.
Shopia mengangkat alisnya tinggi. Dia bingung. "Siapa?"
"Gue."
"Ouuuuh," Shopia bersorak ikut sedih. "Yang sabar ya."
"Jadi tolong kerja samanya setiap gue pendekatan," kata Raka tanpa beban.
Shopia menghela napas jengah mendengar semua gombalan Raka.
"Tolong kepada author juga mohon kerjasamanya," ungkap Raka.
"Author siapa?"
"Udah lo diam aja," suruh Raka. "Dan kepada pembaca yang budiman mohon doa restunya agat pendekatan ini dilancarkan."
Ini Shopia yang kurang waras? Atau main Shopia yang kurang jauh jadi tidak mengerti cara bercanda Raka?
"Shopia, kalau Adnan ngajak balikan lo mau?" tanya Raka.
"Nggak."
"Berarti lo udah move on dong?" tanya Raka lagi.
"Hmm," jawab Shopia asal.
"Berarti kita bisa gas?"
"Gas apa?"
"Gas naik pelaminan. Nikah, yuk!" Begitu mudah bagi Raka mengajak anak gadis orang untuk menikah. "Lo mau?"
"Lo banyak tanya, kayak Dora," kata Shopia.
Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Namanya juga lagi PDKT.
"Udah ah, gue mau ke perpus. Bye. Semoga harimu senin terus," ujar Shopia sembari berlalu. Menjauh. Dan harus segera kabur dari si ketua kelas.
Dari depan pintu kelasnya Adnan remaja memperhatikan interaksi Shopia dan Raka. Senyuman sinis tercipta dibibirnya, ternyata Raka serius dengan ucapannya tadi pagi.
Sementara Adnan dewasa sibuk berteriak di telinga kiri Raka.
"JAUHI ISTRI SAYA!" Dan tentu saja Raka tidak dengar.
*****
Shopia mencari referensi buku di perpustakaan. Suasana di sini cukup hening dan tidak begitu ramai. Maklum saja murid-murid lebih senang menghabiskan jam istirahat di kantin dari pada di perpustakaan.
Shopia menarik buku bertemakan matematika kelas 12. Dia membuka daftar isinya, lalu mencari halaman yang berjudulkan statistika.
Suara tawa kecil laki-laki dan perempuan dari rak di belakangnya menarik perhatian Shopia. Sophia kenal suara ini. Dengan derap langkah pelan Shopia berjalan ke sumber suara. Ada Adnan dan Alice di balik rak berlawanan, Shopia mengintip lewat celah-celah buku.
"Ih, Adnan." Alice tertawa saat Adnan menceritakan sesuatu yang lucu.
Alice bersandar pada rak, sementara Adnan berdiri di hadapannya dengan satu tangan memegang rak buku dan tangan itu melewati sisi kiri wajah Alice.
"Serius aku pernah makan sambal dua sendok, terus bolak-balik kamar mandi sampe tiga hari." Adnan remaja tertawa renyah.
Adnan tidak pernah tertawa selepas itu di hadapan Shopia. Tiba-tiba Shopia merasa gagal, dia gagal membuat Adnan bahagia selama mereka bersama.
"Adnan," panggil Alice lembut.
"Hmmm?" Adnan bergumam sebagai balasan.
"Dulu gue pernah nembak lo." Alice menunduk. "Tapi lo tolak karena waktu itu lo masih jadi pacar Shopia. Masih ingat?"
Adnan memasang wajah pura-pura berpikir. Itu kejadian beberapa bulan yang lalu, saat itu posisi Adnan masih sebagai pacar Shopia. Walau hanya sekedar status, karena Adnan merasa sejak dulu hingga sekarang hanya Alice yang ada untuknya.
"Lo masih suka sama Shopia?" tanya Alice ragu.
"Lo tahu sendiri sejak awal gue nggak pernah suka sama dia. Gue sama dia cuma iseng, suka dikit."
Jawaban Adnan menghancurkan hati Shopia untuk kesekian kalinya.
"Dia cantik. Dia pintar. Terkenal di sekolah. Siapa yang nggak mau sama dia walau tanpa cinta?" tambah Adnan. "Dan dia nggak pernah ada buat gue. Jadi rasanya wajar kalau rasa sayang gue ke Shopia hanya sebatas ingin pamer memiliki dia."
Shopia mengenggam erat buku yang ditangannya. Jadi begitukah? Hanya sebatas itu arti Shopia di mata Adnan? Pantas saja sangat mudah bagi Adnan memutuskan hubungan mereka.
Shopia hanya sebatas iseng-iseng berhadiah.
"Tapi kenapa lo tolak gue waktu itu?" selidik Alice.
"Karena lo sahabat gue. Dan waktu itu gue pacar Shopia," jawab Adnan apa adanya.
Tangan Alice bergerak merapikan dasi Adnan yang masih baik-baik saja. "Adnan, lo mau jadi pacar gue? Gue udah terlalu lama nunggu lo bisa lepas dari Shopia."
Adnan tampak berpikir. Menimang perkataan Alice dengan baik. Perempuan ini selalu ada untuknya, mulai dari Adnan kecelakaan motor bahkan saat ayah Adnan meninggal. Alice tidak pernah pergi meninggalkannya.
Dan Shopia tidak pernah ada di saat-saat tersulit Adnan. Jadi apa lagi yang Adnan ragukan? Sudah jelas Alice jauh lebih baik.
"Kita pacaran," ujar Adnan.
Saat itu juga buku yang Shopia genggam jatuh. Menarik perhatian Adnan dan Alice, keduanya melihat Shopia dari celah buku.
Kenapa Shopia tetap merasa sakit? Padahal mereka sudah berpisah.
Apa tidak ada cinta yang tulus?
Apa tidak ada cinta yang tidak akan pernah berakhir?
Shopia berbalik dan berlari pergi dari sana. Berjalan cepat keluar dari perpustakaan. Kemana Shopia harus sembunyi sekarang?
Sementara tubuh Adnan terasa kaku. Sudah pasti Shopia mendengar semua yang dia katakan. Adnan sudah melukai hati Shopia. Terdengar bagus, tapi entah kenapa terasa janggal juga.
Tak berapa lama Shopia kembali. Kini berdiri tepat di depan Adnan.
"Lo nggak pernah tulus sayang sama gue?" tanya Shopia sarkas.
Mata Adnan bergerak liar, seperti enggan untuk bertatapan langsung dengan Shopia.
"Jawab!" Shopia menaikkan nada suaranya.
"Nggak pernah."
"Tapi gue pernah," sanggah Shopia. "Gue pernah tulus sayang sama lo. Walau lo ngerasa gue nggak selalu ada seperti Alice. Tapi gue tulus. Benar-benar tulus. Dari dulu bahkan sampai sekarang."
Haruskah Adnan merasa bersalah?
Tbc
Spam next 👉
300 komen+250 vote yok bisa yok ♥️ nanti langsung up 🥰
Siapa yang paling nyebelin di part ini? Jangan bilang author ya
Tim hore Shopia-Raka 👉
Spam horeee 👉
Spam ❤️
Part berikutnya mau di up kapan?
bosen2 ngejelasin tentang cerita ini. KISAH SEDIH DI HARI MINGGU bertemakan mantan. Gk tau kenapa suka aja angkat tema. Ini cerita ketiga aku tentang mantan hehehe.
Tapi cerita kali ini sedikit berbeda, teenfict yang aku mix dengan fantasy. Ikutin terus yaaa. Adnan muda emang nyebelin karakternya biar kalian makin cinta sama cerita ini 🤗
Ig : ami_rahmi98
❌️ Awas ada typo ❌️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top