♡benci bukan berarti tak sayang - vell♡

Warning :
- typo 💀
- senjata 🔫
- bl00d 💦
- angst 🥀

Enjoy ‼️

Dikamar ubi

"Lu ga selfharm kan vell ?" - ragu voiz.
"Ehm... ga. Kakak bilang , 'jangan selfharm ya kalo kakak ga ada ?' Gitu. Mau ga mau harus ku lakuin. Karna itu- dari pada aku yg mati ditanganku sendiri , aku ingin ayahanda yg melakukannya." - jelas ubi .

*sfx : tok...tok...

"Itu sapa ?" - voiz.
"Sembunyi." - perintah ubi.

Ubi pun membuka pintunya.
Didepan , terlihat noya yang lemas nan pucat.
Ia tiba² pingsan dihadapan ubi.

"N-noy ? Jangan disini ! Ntar- hah... "

Ubi pun membawa tubuh sang empu masuk.

Ia menidurkan noya dinkasurnya yg ... agak keras ?
Ga ganti selama 10 tahun ._.

Ubi mengambil gitarnya lalu menyanyi.

"Gua inget momen ini... gua pengen lu ngerasain juga noy ..."

Ucapnya dengan senyuman hangat di wajahnya.

" menatap langit biru~ yg terussss pudar..
Kilau jauh disana-
Kuingin menggapainyaa...

Tanpa ku duga ..
Kini ku ber-ada..
Diantara bunga² ,
Tempat yg ku dambakan..."

*sfx : buk !

"Sttt... sorry² lanjut." - ujar voiz jatoh dari atap.
"Lu sembunyi di situ- 🗿 aelah- org aneh"

"Udh ah... gua mau nanya ke org itu. Kok noya lemes. " - ujar ubi beranjak pergi.

"Yah ga seru >:(" - voiz.
"Jaga noya , kalo dia bangun , cepat sembunyi dikamar mandiku." - pesan ubi.
"Oke."

Ubi pun pergi ke ayahandanya.

"Hey... emh- ayahanda..?" - ubi sedikit ragu.
"Apa ?" - ujar ayahnya.

Sang ayah sedikit lembut karna ada sang istri.
Ia akan lembut pada ubi , agar sang istri mengira kalau ia menyayangi ubi.

"Apa yang kau lakukan pada noya ?"

"Tak ada apa²..?" - ucap sang ayah santai.
"Jawab. Jujur." - ubi.
"Baiklah² , kau memaksa..."

Flashback

"Kita akan usir vell." - ibunda.
"Hah..." - noya terkejut.

"Emh... aku setuju aja sih... kan kau ratuku♡"

"Kenapa !? Dia anak kalian juga kan ? Apa salahnya !?" - marah noya.
"Kami tak menyukainya , dia pengganggu sama seperti dia." - ujar ibundanya.

"Dia siapa !?" - noya mulai naik pitam.

Noya Yang tadinya santai meminum teh ,
Kini mulai berdiri membiarkan minumannya tumpah.

Ia tak terima jika saudaranya di usir.

Ia menggebrak meja didepannya dengan kedua tangannya seraya berkata , "kalian berani mengusir vell !? Akan ku buat kerajaan ini hancur dan sejarah akan memalukan kalian !"

(Hiks author terharu-)
(Apa ? Lanjut sana)
(Vote dulu :3)

"NOYA ! DIAM ! ITU KEPUTUSAN KAMI , BUKAN KAU !" - protes sang ayah.

"Aku memiliki hak berpendapat , itu sedang ku gunakan ! Itu hakku ! Aku tak akan setuju vell diusir oleh kalian ! " - ucap noya dengan nada setinggi harapan ortu.

"JANGAN BANYAK BICARA NOYA ! KAMILAH YANG BERHAK MENGHAKIMI SESUATU !" - ucap ayahandanya.

"Oh~ lalu . Apa gunanya hakim kalau kalian yg menghakimi ? Jika kalian yg menjadi pelaku akan suatu kasus , kalian dihukum oleh siapa ?" - ledek noya.

"Aeon putra Noya. Jangan buat kami memaksa." - ucap sang ayah dengan nada berat.

"Sudah ku bilang aku akan- //plak !"

...

"Kau... menamparku ?"
"Ahk- maafkan ayah nak ! Ayah kelepasan ! Maafkan ayah ..!"
"..."
"AKAN KU BUKTIKAN...! KERAJAAN INI AKAN HANCUR ! AKAN KU BUKTIKAN !?"

ucap noya sambil mengelap mulutnya yang terkena darah pipinya.

Wajah noya langsung pucat pasi ,
Lalu pergi enath kemana.

Flashback off

"Paham ?"

...

"Kau menampar adikku...tua bangka !"

"Mana sopan santun mu nak ?"

"Kau menampar satu²nya org yg ku sayang dikeluarga ini ! Akan ku bantu noya membuktikan hal yg ia mau."
Ucapnya lalu pergi.

"Sudahlah , biarkan saja."

Skip

Dikamar ubi

"Aku masuk.."

"Noya ? Kau sudah bangun ? Bagaimana perasaanmu ?" - sapa ubi.
"Ahk- pipiku masih sakit-" - ucap noya.
"Sini gua obatin." - tawar ubi.

"Arsh... pelan... sakit .." - pekik noya.
"Diem lu. Dah syukur diobatin ! Gua ? Ngobatin sendiri ..." - ubi.
"Mungkin emg idupmu yg asem , vell." - noya.
"Kaga ! Lu !"
"Wkwkwkw..."

Ubipun menidurkan noya dipahanya.
(Ingat ! Mereka sodara !)
(Heh yg fujo ! Ini buku bahi para homophobic OwO , jan diganggu ya 😁)

"Kalo gua boleh tahu , apa yg pengen lu dapetin atau yg lu inginkan ?"
"Hm..."

Noya berfikir sejenak.

"Aku ingin... memalukan kerajaan ini dimata sejarah. Karna aku muak... dengan semua dusta ini."

Ubi terdiam.

"Akan ku kabulkan ...." - ubi.
"Ha ?"
"Akan ku kabulkan , walaupun aku harus kehilangan nyawa , raga , cinta , dan lainnya.. demi kau." - hibur ubi.

Ubipun menggambil gitar disampingnya.

Aku punya lagu ,
Lagu ini akan membuatmu mengurungkan diri untuk selfharm jika kehilanganku...

Diingat ya ?

"Kenapa mirip adegan b*nd** ?" - noya.
"Jaga²..." - ubi.

"Baiklah.."

Setelah beberapa menit ,
Keduanya tertidur pulas.

Voiz ?
Dia di balkon.

"Lu udh ngelewatin banyak , bi. Jaga diri. Noya cuman punya lu." - ucap voiz.
"Lagi pula.. gua ga mau yang terjadi ama gua , terjadi lagi sama lu." - voiz bergumam pelan.

Skip esoknya

"Engh..kepalaku-" - noya terbangun.

"Jangan keluar dari sini. " - ucap vell dengan penekanan.
"Knp ? Aku blm makan dan mandi." - noya heran.
"Pakai baju yang kusiapkan , jangan kabur lewat jendela. Jendela itu keras. Pintu ku kunci , jangan didobrak." - pesan vell lalu pergi ke ruang makan.

Diruang makan

"Dmn noya ?" - tanya sang ayah.
"Masih pingsan. "

.
.
.
.

"Panggil dia." - ratu.
"Tidak , jangan ganggu."

.
.
.
.

Vell selesai melahap makanannya.

Ia mulai merasakan sebuah aura kemarahan sang ayah.

"Kau tahu apa pak tua ? Aku tak akan pernah mengakuimu ayahku. Melainkan Pembunuh. Dan kau pela**r ! *menunjuk ke arah ibunya." - vell.

"Dasar anak tak tahu diri ! Kau mau apa hah ?!" - marah sang ayah.
"Oh boleh~? Mau kalian mati dong :D"

//PLAK !

Suara tamparan terdengar keras diruangan tersebut.

Ajul dan jerry yang kebetulan menjaga ubi dari balik pintu terkejut.

"Apa itu tadi ?" - ajul.
"Tamparan..ayo ke-"
"Jangan"

Ajul menahan langkah jerry ke arah ruangan itu.
Karna ia tahu , kalau jerry melakukannya , sama saja seperti bunuh diri.

Kembali ke vell

Vell terdiam kaku menahan sakit dari pipinya serta darah yang mengalir.

"Kau..beraninya.."

"Kau menampar org yg menjadi saksi mata sejak kejadian 10 tahun lalu ?" - ujar vell dengan nada ringan namun menusuk.

"Keliatannya aja masyaallah , tapi kelakuan astagfirullah" - ujar vell dengan mata tajam.
(Sorry yg non-muslim)

"Beraninya kau berkata kalau aku adalah seorang pelakor ?! Aku adalah org yg mengandungmu selama-"

Ucapan sang ratu terpotong oleh perkataan vell.

"Aku tahu... makasih 5 tahunnya dulu , makasih juga masih mau merawatku. Terima kasih.. telah memanggilku anak pungut.. " - vell menjawab lemah.

Asmanya kambuh sekarang..
Dadanya begitu sakit.

Ia menekan dadanya sakit.

Sang ayah yang muak meraih kerah baju vell dan melemparnya ke dinding hingga retak.

"Egh-ugh..hah..hah.."
Vell mengerang kesakitan.

Dadanya sudah hampir mencapai batas.

Pandangannya sudah buram..

Buram...
Buram..

Gelap

*buk !

Gedubrak !
"TUAN VELL ?! "

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top