Under the Moonlight | 2019
"Airlann," panggil pemuda itu pada gadis yang lagi-lagi sedang menatap bulan purnama.
"Sudah kembali?" balas gadis berambut coklat yang diikat tunggal di tengkuk sambil menoleh dan tersenyum. "Bagaimana rapat dengan saudagar yang mau mencari benua baru?"
"Seperti biasa. Kukasih mereka uang, mereka berlayar. Sepertinya kali ini cukup meyakinkan. Mereka menyewa pelaut yang cukup mumpuni. Pernah mendengar tentang Colombus?"
Airlann menggeleng pelan lalu tertawa kecil. "Kamu tahu kalau aku tidak mengenal selain para penyihir."
Illa mengulum senyum dan menatap lekat ke arah gadis itu, menikmati pantulan bulan di mata hijaunya. Dia mendudukkan diri di samping Airlann dan ikut memandang bulan.
"Bertahun-tahun aku melihat punggungmu yang tak pernah bosan melihat bulan. Apa yang sebenarnya kamu lihat?" tanyanya pada sang guru.
Airlann menghela napas sebelum kembali menatap benda langit yang bersinar perak. "Aku sampai hapal setiap lekuk dan bayangannya. Hanya untuk membunuh waktu," jawabnya dengan mata memandang teduh, menyimpan banyak kilasan yang tak bisa terkatakan. "Sebenarnya aku lebih banyak mengulang ingatan dari hal-hal yang aku lalui. Satu per satu, memastikan bahwa setiap detil ada di sana ketika aku menutup mata dan memutar kembali."
Gadis itu tertawa kecil. "Tidak banyak yang bisa kamu lakukan bila tidak bisa tidur selama ribuan tahun."
Illa dapat menangkap kegetiran yang dibalut tawa. Alis hitamnya bertaut. Tidak ada yang patut ditertawakan.
Untuk sesaat keadaan hening. Angin musim semi masuk melalui jendela yang terbuka, berembus pelan melewati jalinan rambut coklat milik Airlann.
"Setidaknya kali ini, kamu tidak memandang bulan sendirian," ucap pemuda itu menyamankan dirinya sebelum memandang benda yang sama. "Baik sekarang maupun ribuan tahun ke depan, aku akan menemanimu."
Airlann tersenyum tulus sambil menatap Illa. "Terima kasih."
Napas Illa langsung tertahan sementara jantungnya berdetak kencang. Demi satu senyum itu, dia sanggup menghadapi keabadian dan terkurung dalam bumi yang fana ini.
Tanpa sadar dia pun ikut tersenyum. Dadanya dipenuhi rasa gembira yang tidak bisa dia jelaskan.
============
I miss them :')
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top