PROLOG | 2019
Kau merasakan air membasahi mata kaki, berkecipak ketika kau melangkah. Angin berembus pelan memainkan rambutmu yang dipotong sebahu, lalu kau menengadah, melihat segaris sinar matahari masuk melalui lubang besar bebatuan, seakan ada seorang raksasa sedang bosan dan tidak sengaja mencucukkan jarinya.
Samar-samar kau mendengar kepak sayap. Pertama-tama hanya satu lalu makin banyak seperti bunyi gemuruh kereta berkuda. Kau menoleh dan mendapati dirimu diterjang oleh sesuatu yang kecil tapi banyak. Kau menutup mata dan melindungi kepalamu dengan tangan. Ketika mereka berlalu baru kau dapat melihat mereka.
Buku-buku beterbangan di sekeliling goa, dalam gerakan melingkar agar tak menabrak dinding batu. Kertas demi kertas berhamburan jatuh kepadamu dan kau mulai membaca.
Kisah-kisah yang tercurah dari langit. Sekali lagi kau menengadah. Kertas-kertas masih berjatuhan dari buku-buku yang mengepak. Makin banyak, hingga nyaris menutupi sinar matahari.
Untuk pertama kalinya kau tersenyum lalu kau menutup mata, menajamkan pendengaran dan menikmati suara yang memenuhi inderamu. Kau merentangkan tangan, menyambut setiap kisah yang terjatuh menghampiri.
Di antara cerita dan kata. Di antara suara gemuruh buku. Di antara helai-helai berwarna putih bertinta hitam, kau tersenyum lebih lebar.
Inilah dunia yang kau kenal.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top