Nada-Nada yang Tersayang | 2024

Utara.

Aku berjalan ke arah yang ditunjukkan Derek dengan langkah berat. Kembali ke padang pasir di mana angin berembus dingin menusuk tulang, aku memeluk diri sendiri seraya berulang kali menoleh ke belakang. Masih ada enggan untuk meninggalkan mayat Derek, tapi mengangkutnya jelas adalah keputusan tidak masuk akal.

Dalam hati aku berjanji, akan memberi tahu keluarga Derek letak mayatnya untuk dibawa dan dikuburkan dengan layak.

Utara.

Kakiku kembali melangkah, menahan diri untuk tidak menoleh ke belakang. Jalan dan terus berjalan. Ketika aku menoleh lagi, menara itu sudah hilang di balik cakrawala. Tarikan untuk kembali lenyap dan kali ini aku melangkah dengan lebih yakin.

Derek memintaku untuk terus berjalan. Setidaknya aku melakukan keinginan terakhirnya.

Aku menatap langit yang tak berbintang. Asap dan polusi menutup bagai kubah. Tidak ada petunjuk arah tapi aku pun tidak bisa membaca bintang. Hanya dengan berbekal insting sajalah aku berjalan menuju arah yang kuanggap sebagai utara.

Di antara deru angin dan bisikan pasir, aku merasa kesepian dan merindukan cerita-cerita Derek tentang hewan. Rasa sedih kembali menancapkan taringnya ke hati dan air mata kembali menggenang. Aku menghapusnya dengan punggung tangan dan terus melangkah.

Untuk mengalahkan sepi, aku mengeluarkan benda-benda yang kujarah dari para peneliti. Ada pistol tangan yang kuduga telah membunuh Derek, sebuah alat setrum, senter, makanan kering, botol air, dan sebuah boneka berbentuk manusia berukuran setelapak tangan.

Dengan rasa penasaran aku mengeluarkannya dari tas kecil yang kurampas dari peneliti. Boneka itu berbentuk bapak berkumis dan memegang gitar. Pakaiannya kasual, mengingatkanku pada para pengamen yang kutemui di terminal bila ibu mengajak kami mudik. Sebuah senyum muncul di wajahku yang sedari tadi muram.

Melihat ada tombol di hidung sang pengamen kecil, aku menekannya dan sebuah suara bapak-bapak keluar dari rekaman.

Good girl, good girl, don't you cry
Smile, smile till your teeth become dry
Put your hands together and pray
Hope tomorrow will be a better day

Sebuah nyanyian pengantar tidur?

Dari cara menyanyi yang fals dan lirik lagu yang asal, aku dapat menduga bahwa lagu itu adalah ciptaan sendiri dan direkam secara amatir. Racun rasa bersalah kembali disuntikkan.

Jangan-jangan, peneliti yang kubunuh itu adalah seorang ayah yang akan memberikan benda ini sebagai hadiah pada putrinya.

Wajahku menjadi muram dan mematikan suara boneka yang sumbang. Dia mungkin seorang ayah, tapi aku juga seorang putri dari seseorang. Aku harus kembali atau ayahku akan merasa sedih.

Perasaanku tak kunjung membaik.

Aku kembali meletakkan boneka pengamen itu ke dalam tas dan terus berjalan ke utara.

Semoga perjanalan ini membawaku lebih dekat ke rumah tempat keluargaku berada.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top