Kisah Keenam - Romansa | 2018

"Wah, wah, apa yang membuat seorang Bedelzve datang ke kantorku?"

Direktur muda itu tersenyum lebar pada seorang wanita yang baru saja diantar masuk oleh sekretarisnya. Dia memakai baju kaos putih yang dilapisi blazer berwarna biru tua. Rambutnya yang berwarna coklat dipotong model bob pendek, membuatnya terlihat lebih muda beberapa tahun, tomboy tapi tengkuknya yang lembut membuatnya tetap feminim. Wanita itu membalas lawan bicaranya dengan melipat tangan di dada.

"Oh begitu. Baiklah, aku akan pulang sekarang." Dia membalikkan badan dan berjalan ke arah pintu.

"He-hei! Aku cuma bercanda, Airlann!" seru sang pria yang langsung berdiri dari kursinya yang nyaman dan meraih lengan Airlann untuk menahan. "Aku senang melihatmu keluar dari museum penuh debu itu dan kemari. Ada apa?"

"Mengajak teman lama makan siang."

Senyum lawan bicaranya langsung melebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Dengan senang hati. Tunggu sebentar, aku akan membatalkan jadwalku untuk makan siang bersama klien."

"Eh? Kalau begitu jangan--"

Sebuah jari telunjuk mendarat di bibirnya, membuat wanita itu diam, sementara direktur muda itu sudah berbicara dengan sekretarisnya. Hanya beberapa detik dan jadwalnya bebas.

"Nah, sekarang kita mau ke mana?"

Airlann menghela napas sambil menyingkirkan telunjuk itu dari bibirnya. "Aku masih tetap tidak terbiasa dengan kelakuanmu terhadap para wanita."

"Tapi hanya ada satu wanita yang bisa membuatku membatalkan jadwal penting dengan klien untuk makan siang bersamanya," jawab pria itu sambil tersenyum lembut. Senyum yang hanya muncul saat dia bersama Airlann. "Jadi, aku ulangi pertanyaanku lagi, kita mau ke mana?

"Terserah saja, kau yang lebih tahu makanan enak sekitar sini." Airlann keluar dari pintu yang dibukakan.

"Ada satu restoran korea yang ingin kucoba," jawab sang direktur sambil memasukkan kode pada panel elektronik untuk mengunci kantor. Ketika dia menoleh dia mendapati bahwa salah satu karyawan sedang berjalan ke arahnya, manajer keuangan yang baru dipromosikan beberapa waktu lalu. Dia ingat, kalau tidak salah namanya Aeila Willoughby.

Pria berusia pertengahan dua puluh itu tiba-tiba berhenti ketika melihat Airlann dan memandangi wanita itu seakan waktu berhenti di antara mereka. Tanpa sadar, sang direktur merengkuh pundak Airlann dan menarik wanita itu lebih dekat kepadanya.

"Ada apa?" tanyanya lebih tajam daripada yang dia sadari.

"Saya hanya ingin menyerahkan laporan pajak yang Anda minta." Pemuda itu mengangkat sebuah map berwarna coklat.

"Serahkan kepada sekretarisku," balasnya dingin sebelum berlalu sambil mendorong Airlann menuju lift.

"Ada apa, Takuto?" tanya wanita itu ketika pintu lift tertutup. "Tidak biasanya kau bersikap seperti itu pada bawahanmu."

"Aku hanya tidak suka seseorang mengangguku dengan pekerjaan saat aku ingin santai."

Airlann mendengkus. "Itu keluar dari mulut orang yang akhir pekannya dipakai untuk masuk kantor."

"Aku juga tidak ingin mendengar itu dari orang yang mengurung diri selama 18 jam sehari di museum."

Tawa mereka bedua meledak tapi tangan pria itu tetap di pundak Airlann, memberi tanda pada siapa pun yang melihat agar jangan pernah mengusik wanita yang dia sukai.

=============================

Iyap! Ini Alternate Universe dari Reminiscentiam! Bisa cek cerita aslinya di worksku! What if kalo mereka terlahir sebagai manusia biasa.

Takuto bakal jadi Direktur of whatever. Di atasnya masih ada CEO dan Direksi. Tapi dia workaholic sih, jadi wajar dia dapat posisi itu di usia 30an

Airlann jadi kurator museum juga jadi bagian restorasi benda kuno.

Illa jadi manajer. Secara dia yg paling muda. Hahahahahah

Airlann dan Takuto temenan sejak SMA dan Illa bocah kemaren sore yg masuk ke hubungan mereka //heh

Gitu deh.

Aku merasa Takuto perlu dikasih kesempatan lebih sama Airlann di kehidupan yg ini hehe 😳😳😳

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top