Kisah Kedua Puluh Satu - Salju
"Istirahatlah," ucap sang guru sambil menyampirkan syal ke bahu Illa.
"Sebentar lagi!" seru anak itu dengan mata berbinar memandangi salju yang jatuh di luar jendela penginapan.
"Ada apa? Ini bukan pertama kalinya kau melihat salju, bukan?" tanya gadis itu heran, ikut memandang ke arah jalanan di mana penduduk kota sedang tergesa kembali ke rumah. Dapat dilihat kalau badai akan segera tiba sehingga tidak ada manusia yang ingin tinggal di jalanan.
"Tapi ini pertama kalinya aku melihat salju dari ruangan yang nyaman dan hangat." Illa menoleh dan memandang mata hijau gurunya. "Aku baru tahu kalau salju bisa seindah ini."
Ucapan anak itu membuat sang guru terperangah. Gadis berambut coklat itu tersenyum sebelum menepuk-nepuk kepala anak yang baru beberapa bulan lalu dia selamatkan dari jalanan. Dia ikut memandang keluar bersama Illa, mengamati salju turun semakin deras dan membuat pemandangan menjadi putih. Sudah tidak ada lagi yang berkeliaran di jalan.
Sang guru terdiam. Sudah lama sekali dia tidak menyadari bahwa salju yang turun terlihat begitu cantik. Sejak waktu-waktu berganti cepat disekitarnya dan dia menjadi tidak lagi peduli dengan hal-hal sederhana yang terjadi. Seorang anak kecil mengingatkannya kembali tentang bagaimana hidup dalam sebuah momen kecil dan menikmati bagaimana waktu bergerak lambat seiring jatuhnya serpihan es.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top