Kisah Kedelapanbelas - Pertanyaan untuk Tuhan | 2018
Aku pernah percaya kalau surga berada di bawah telapak kaki ibu, tapi terakhir aku cek, tidak ada. Aku pernah dengar kalau surga itu ada di atas, menembus awan, which is tidak mungkin juga karena di antariksa jelas tidak ada tanda-tanda surga. Eh, bisa juga sih. Kamu yang segera dibawa ke surga karena tidak ada oksigen dan paru-parumu meledak. Intinya keberadaan surga masih merupakan misteri.
Tapi boleh 'kan kalau berandai-andai aku sekarang berada di surga dan mendapat kesempatan bercakap-cakap dengan Pencipta alam semesta. Cool!
Jujur, banyak pertanyaan yang akan kutanyakan kepada Beliau. Mulai dari sejarah dinosaurus sampai ke pertanyaan konspirasi melegenda, apakah piramid dibangun oleh alien. Bercanda, alien itu tidak ada, menurutku.
Kembali lagi ke pertanyaan untuk Sang Pencipta. Kurasa aku akan bertanya, mengapa hal buruk terjadi pada orang baik? Atau konsep paradoks ini, jika Tuhan baik, maka Dia tidak berkuasa menghentikan kejahatan yang terjadi, dan bila Dia berkuasa, berarti Dia tidak baik karena membiarkan kejahatan terjadi.
Di surga atau tidak, aku pernah menanyakan pertanyaan ini dalam hidupku dan Tuhan menjawabnya secara bertahap. Selama proses menjawab itu aku semakin mengenal Dia dan pribadiNya yang kompleks.
Tuhan yang aku kenal, adalah pribadi yang BAIK. Which is berarti bahwa tidak ada hal yang jahat di dalam dirinya dan Dia Maha Kuasa, berarti semua kuasa berada di dalamnya. Namun, mengapa ada hal-hal buruk yang terjadi?
Dalam kitab suciku, ada dua kitab yang didedikasikan untuk membahas penderitaan. Kitab itu bernama Ratapan dan Ayub. Ratapan, sesuai judulnya, berisi ratapan bangsa Yehuda yang mengalami masa-masa kegelapan di mana kerajaan mereka akan dihancurkan karena murka Tuhan. Kitab Ayub, sesuai dengan judulnya juga, bercerita tentang Ayub, orang yang saleh dan ga neko-neko tapi kena apes bertubi-tubi. Dari sana aku mengambil kesimpulan kalau penderitaan itu terjadi karena dua hal:
1. Murka Tuhan karena dosa-dosa kita yang bertumpuk. Kita tidak akan membahas hal ini karena out of topic. Istilahnya, ya derita loh lah! Sex di luar nikah terus kena penyakit kelamin. Lu nyolong ya ketangkep dan masuk penjara.
2. Karena Tuhan iseng. NGGAK LAH! Tuhan ga pernah iseng. Yang benar, karena Tuhan menggunakan penderitaan itu untuk banyak hal. Beberapa hal yang aku tahu adalah, penderitaan untuk membuat orang semakin bijaksana dalam hidup, mengenal Tuhan, untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan, dan Tuhan punya rencana yang jauh lebih besar daripada memberikan kita apa yang kita mau sekarang.
Kitab Ayub membahas semua poin nomor dua dan menjadikannya kitab favoritku untuk ditelaah selama beberapa waktu.
Penderitaan pasti akan menghampiri kita dalam berbagai bentuk. Itu hal yang wajar, karena dunia yang kita tinggali sudah jatuh dalam dosa dan banyak orang yang bermaksud buruk di luar sana. Masalah akan selalu mengetuk pintu rumah kita, disukai atau tidak. Namun, Tuhan adalah Tuhan yang BAIK dan penuh KUASA. Dia menggunakan kemahakuasaanNya untuk mengubah penderitaan itu untuk kebaikanNya dan kita.
Pertanyaan paradoks itu tidak lagi terdengar terlalu paradoks bukan?
Yah, setidaknya itu hasil perenunganku. Mungkin tidak sempurna, karena pada akhirnya, aku masih manusia dan Dia Tuhan. Aku tidak bisa memaksa Tuhan untuk menjelaskan hikmatNya agar bisa diterima otakku yang kecil ini. Satu hal yang aku tahu, saat aku tidak memahami Dia, aku bersandar penuh pada kebaikanNya yang tidak pernah gagal dalam hidupku.
By the way, kita ga perlu di surga untuk ngobrol dengan Tuhan. Bukankah itu gunanya doa? Dan aku merasa masih perlu melakukan banyak hal di bumi, walau surga terlihat menggiurkan, kurasa aku masih harus berada di bumi untuk beberapa waktu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top