Pada suatu masa, ada raja mencari pasangan. Dia berkelana mencari gadis yang sepadan. Seorang ratu yang membantunya memerintah dan cakap dalam segala hal. Dicarinya siang dan malam, hingga hari berganti bulan. Harapannya perlahan lenyap. Tak ditemui sang gadis impian, walau telah singgah ke seberang samudra.

Sang raja terdiam, merapal doa dalam senyap. Bertanya-tanya dalam gelap, mengapa tak ada yang bersedia menyapa.

Seorang pertapa datang dan berbincang, memberi makna pada pencarian. Sang raja perlu membuka mata, katanya, bahwa yang sempurna itu tidak nyata. Bahkan dirinya juga banyak kelemahan, tak pantas menuntut di luar batas.

Sang raja mendengar dan terheran. Telah lama dia melihat dalam buta. Ucapan pertapa mengusik jiwa dan dia bertekad menjadi lebih bijak. Sang raja melepas mahkota kesempurnaan yang fana dan menggantinya dengan hati penuh pertimbangan. Dia pun kembali berjalan, mencari dengan mata terbuka.

=============================

Banyak diantara kita mencari pasangan dengan mindset dia harus sempurna, dia harus bisa melengkapi aku, dia harus mencintai aku, dia bisa menutupi kelemahanku dan sebagainya.

Kita mencari orang untuk kita tuntut memuaskan keinginan kita. Tidak heran banyak hubungan cinta yang membuat capek karena pasangan merasa dituntut dan kita lelah menuntut, atau sebaliknya, kita menjadi pihak yang dituntut. Padahal hakikat kasih adalah saling memberi.

Greater love has no one than this: to lay down one's life for one's friends.

Selamat beraktifitas!