Jejak Kehidupan | 2024

Keinginan kuat untuk kembali membuatku bergerak. Pasti ada petunjuk di suatu tempat. Jika bukan di kamar ini, berarti aku harus keluar.

Jika terkunci aku harus menemukan kuncinya. Dengan tekad membaja, aku menoleh mencari celah. Jendela atau pintu, bahkan jika itu hanya retakan pada dinding. Kesempatan yang menggantung di antara besi-besi yang saling bertaut.

Aku melihatnya, sebuah garis solid dengan tempelan besi yang tidak tersambung dengan sekitar. Langkah kakiku kuarahkan ke sana. Tidak ada gagang untuk menarik pintu maka kuputuskan untuk mendorong.

Dengan sebuah derit, pintu itu terbuka. Secercah cahaya masuk bagai pita di ruang gelap tempatku berasal. Aku menunggu, memastikan tidak ada suara lain sebelum melongok ke luar.

Tidak ada siapa pun di ruang yang bermandikan cahaya lampu kuning, membuatku berani untuk melangkah keluar dari kamar.

Aneh.

Di depanku berdiri sebuah kios. Sebuah meja penuh dengan piring dengan dua tiang di kanan kirinya dan sebuah atap besi yang terpasang tidak rapi, mengingatkanku pada bentuk warung depan rumah, tempat aku membeli sarapan jika ibu malas memasak.

Namun, jika warung depan rumah selalu dipenuhi makanan, piring-piring di meja itu kosong. Jika terisi pun, bentuk makanannya sudah tidak layak, dipenuhi jamur dan entah apa. Bau busuk samar yang kucium dari kamar ternyata berasal dari sana.

Aku mengernyitkan alis. Tempat ini semakin aneh seiring dengan makin banyak informasi yang kudapat.

Mataku menyapu ruangan. Ada pintu-pintu yang mungkin menuju ke ruangan serupa kamarku, beberapa tertutup, yang lain terbuka mengangakan kegelapan. Di tengah-tengah ruangan, terdapat meja-meja panjang dan kursi seperti kafetaria. Sama seperti "warung" yang kulihat, ada piring dan gelas berserakan di atasnya. Beberapa terisi makanan basi, yang lain kosong. Ada beberapa piring yang jatuh dan pecah di lantai.

Satu kesimpulanku, tempat itu pernah ditinggali oleh orang-orang sebelum sesuatu terjadi dan  membuat mereka melarikan diri meninggalkan aktivitas mengisi perut.

Rasa dingin menjalar di tulang belakangku.

Jangan-jangan "sesuatu" itu masih berada di sana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top