Ekstraterestial | 2024
Selesai makan, yang anehnya tidak membuatku merasa lebih kenyang, aku memutuskan untuk meletakkan kepala di atas lengan yang bertumpu di atas meja. Menuruti saran Derek, aku mencoba beristirahat.
Namun, ketika aku menutup mata, kesadaran seakan tersedot keluar dari tubuhku.
Hatiku mencelus. Kepanikan melanda, sambil bertanya-tanya apakah diriku akan mendapati kesadaran orang lain dipaksa masuk ke tubuhku. Beberapa detik kemudian aku mendengar suara-suara samar. Mataku masih tertutup dan aku dalam kondisi terbaring. Aku tidak bisa memaksa tubuhku bergerak, bahkan sekadar membuka mata saja pun percuma.
"Spesimen ... berhasil .... Kita ... mencoba .... Dia ... orang asing ...."
Terdengar tawa tertahan.
"Seperti ... alien dan ... keluarga ...."
Alisku berkerut mendengar suara asing yang tanpa permisi masuk ke pendengaranku. Dalam kesadaran yang makin menguat, aku merasa ada beberapa kabel terpasang pada tubuhku. Kepala. Tangan. Dada.
Terdengar pula bunyi ritmis yang menunjukkan detak jantung. Mungkin.
Aku tidak bisa mencari petunjuk dengan mata tertutup.
"Ali-- ... tidak ...."
Terdengar suara tawa lagi. Percakapan itu makin samar.
"Kita ... amati .... Specimen ... TR0192 ... di dunia ... Te-- 01 ...."
"Ti--"
Alisku kembali berkerut berusaha menangkap suara yang makin samar.
"Apa-- ... bisa ...."
"Tira ...."
Ada yang memanggil namaku.
"TIRA!"
Mataku langsung membuka dan aku mendapati diriku menarik napas sepanjang yang kubisa. Aku kembali ke ruangan besi tempatku dikarantina. Linglung, aku mengangkat tubuhku dari meja.
"Tira!" seru Derek dari interkom membuatku menoleh ke arahnya.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir. Aku dapat melihat kerutan dalam di antara alisnya serta keringat tipis di pelipisnya.
"Ya? Kurasa ...," balasku masih berusaha mencerna apa yang terjadi.
Mengingat kembali pengalaman yang baru kualami membuatku bertanya-tanya, apakah itu sekadar mimpi atau berhubungan dengan kesadaran-kesadaran asing yang kualami?
Namun kali ini, dibandingkan ada kesadaran yang berusaha masuk, justru aku yang keluar dan mengalami sesuatu.
"Tira?" panggil Derek lagi membuatku lebih fokus. "Lihat aku dan jelaskan apa yang terjadi? Aku berusaha memanggilmu selama lima menit terakhir."
"Aku ... hanya bermimpi ...," jawabku tanpa merasa yakin pada diriku sendiri. "Apakah ada kemungkinan aku adalah keluarga alien?"
Derek menggeleng pelan. "Tidak mungkin. Pertama kau tidak lagi memiliki keluarga, setidaknya di zaman ini. Kedua, tidak ada yang namanya alien. Teknologi Terra sudah maju cukup jauh sejak masamu tapi kami tidak pernah mendapat bukti bahwa kehidupan ektrateresrial itu ada."
Aku termenung. Berarti yang kualami tadi adalah mimpi. Aku merasa asing dan mungkin karena aku rindu dengan keluargaku, aku berpikir diriku adalah alien.
Sebentar. Bukan aku yang menganggap diriku alien, tapi suara-suara yang aku dengar tadi.
Aku memegangi kepalaku. Rasanya aku mau gila. Jika ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin diriku menjadi ODGJ sebelum kembali pulang.
"Tira? Apa kau merasa sakit?"
Pertanyaan itu kujawab dengan gelengan kepala.
"Kurasa aku hanya perlu waktu untuk kembali fokus," ucapku sambil menarik napas berusaha untuk kembali tenang. "Jadi, apa kata para peneliti?"
Derek tidak langsung menjawab dan aku menangkap kegelisahan dalam gerak-gerik tubuhnya.
Firasat buruk berdering nyaring di sudut kepalaku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top