Bahasa Tanpa Suku Kata | 2024

Aku menceritakan apa yang kualami sejak membuka mata di tempat ini dan sedikit tentang lini masa tempatku berasal. Tentu saja tidak termasuk ingatan-ingatan asing yang tiba-tiba muncul. Entah mengapa aku enggan memberitahunya. Mungkin aku hanya tidak ingin disangka gila.

Ketika selesai, Derek mengerjapkan mata selama beberapa detik dalam ketidakpercayaan.

"Aku bukan orang yang mendalami tentang sejarah tapi dari yang aku tahu, deskripsimu sesuai dengan catatan-catatan masa lalu," ucap Derek mengusap dagunya. "Kecuali kau seorang sejarawan, yang menurutku mustahil, dari bagaimana kau ditemukan, ceritamu adalah kebenaran."

Dengan anggukan aku membalas, sambil mengamati ekspresi wajahnya.

"Aku harus melaporkan ini."

"Apakah kau pernah tahu orang lain mengalami kejadian sepertiku?" tanyaku menyela gerakan Derek yang semangat hendak keluar.

Gerakannya terhenti dan dia memandangku.

"Tidak pernah sejauh yang kutahu, tapi akan aku tanyakan saat aku melapor, para petinggi memiliki akses informasi yang lebih banyak dari kami para pekerja lapangan."

"Tempat aku terbangun, Laboratorium, apa yang terjadi di tempat itu?" selaku lagi ketika Derek hendak melanjutkan langkahnya.

Kali ini dia terdiam cukup lama sebelum menjawab. Alisnya berkerut, menunjukkan keengganan sebelum dia akhirnya kembali duduk dan berbicara.

"Seperti yang kubilang itu tempat penelitian untuk mencari cara agar manusia bisa bertahan di iklim  ekstrim seperti yang kau lihat tadi. Krisis makanan, minimnya air bersih, bencana alam yang terus menerus, membuat populasi manusia terus turun."

Dia terdiam sejenak, menjeda.

"Berbagai cara mereka lakukan, dari rekayasa genetik bakteri, virus, bahkan hewan dan manusia. Orang-orang sepertimu dikumpulkan dari sisa-sisa penyintas yang tidak memiliki keluarga atau kondisi kesehatannya memburuk karena cuaca." Tatapannya melembut ketika menatapku, yang kukenal sebagai tatapan kasihan.

Aku tahu maksudnya, tubuh yang kutempati ini tidak lagi memiliki keluarga atau tempat untuk pulang. Walau aku ingin menghakimi perbuatan mereka di Laboratorium, aku bisa memahami bahwa yang mereka lakukan itu efektif. Mengurangi jumlah mulut yang perlu diberi makan, sekaligus melakukan sesuatu untuk mengatasi bencana kiamat.

"Namun, lima hari lalu, terjadi kegagalan sistem. Virus dan bakteri yang seharusnya diamankan justru terlepas dan mengontaminasi udara. Mereka gagal untuk menyegelnya dan berakibat bahwa atmosfir dipenuhi oleh organisme mutan yang memakan daging manusia. Itu alasan kami memakai baju pelindung sementara menyelidiki lokasi." Derek menatapku sambil menyipitkan mata. "Saat itulah kami menemukanmu."

Aku terdiam mendengar penjelasan Derek. Itu menjawab pertanyaan tentang mayat-mayat berserakan yang berusaha keluar dari fasilitas dengan kondisi mengenaskan.

"Lalu, bagaimana dengan--"

"Dengar, aku harus pergi sekarang dan melaporkan tentangmu ke atasan. Jika kau bertanya lagi, aku akan mengira kau sedang berusaha mendekatiku dengan menghabiskan waktu bersama lebih lama."

"A-apa?!" seruku dengan wajah memerah sementara Derek terbahak.

Sial, kelakarnya membuatku salah tingkah, membuatku berdecak kasar.

Kuakui dia tampan tapi ada hal penting lain yang harus kulakukan. Lagipula bodoh jika aku jatuh cinta pada orang yang akan kutinggalkan begitu aku menemukan cara kembali ke masaku.

"Aku akan kembali semoga dengan kabar baik. Kau cobalah beristirahat atau mengisi perutmu dengan makanan." Dia mengedikkan kepala pada gelas berisi air dan mangkuk yang tidak kusentuh sama sekali. "Kami tidak akan berusaha mencelakai orang yang mungkin menjadi kunci pemecahan untuk bertahan hidup di Terra. Istirahatlah."

Satu anggukan dariku dan Derek pun menghilang,  meninggalkan diriku yang menatap makanan dan air di depanku. Airnya jernih. Aku mencoba meminumnya dan merasakan ada bau tanah yang tersisa di mulut. Kurasa ini yang terbaik yang bisa mereka lakukan.

Sambil mengunyah sesuatu yang terasa seperti kerupuk, aku bertanya-tanya, mengapa Derek menyebut tempat itu sebagai Terra?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top