Bagimu Mantan | 2019
Aku mengetuk-ngetuk bolpen murahan di atas meja. Di sebelahnya ada sebuah kertas yang masih kosong. Beberapa kali aku menghela napas, menyadari begitu banyak hal yang harus kutulis hingga aku bingung mau mulai dari mana.
Kuketukkan bolpen lagi, sebelum akhirnya aku melempar pandangan ke luar jendela. Aku dapat melihat langit biru membentang bersanding dengan lanskap kota yang padat. Dari apartemen di lantai tiga belas, aku dapat melihat hingga batas cakrawala. Namun dengan pemandangan seperti itu pun, aku masih bingung meletakkan kata pertama.
Terdengar notifikasi dari ponsel, menandakan ada pesan masuk.
"Sabtu. Jangan kabur."
Sebuah senyum muncul di wajahku dan aku membalas pesan tersebut.
"Tidak akan."
Kuletakkan kembali ponsel keluaran terbaru tersebut lalu kembali memainkan bolpen. Sambil menghela napas, aku memutuskan untuk menulis kalimat pertama.
"Halo, mantan ...."
Aku mencoret kata itu lalu menggantinya dengan kalimat lain.
"Tidak ada kata mantan dalam hubungan antara murid dan gurunya. Karena pengajar adalah orang yang memberikan nilai kehidupan yang tidak bisa dihapus walau jarak dan waktu memisahkan ...."
Aku tersenyum puas pada pembukaku. Benar. Aku ada sekarang karena jasa seorang guru yang tidak pernah menyerah mengajariku, bukan hanya soal pelajaran tapi juga nilai-nilai seorang manusia. Empat puluh tahun sudah berlalu dan sabtu adalah hari ulang tahunnya yang ke delapan puluh. Di tengah zaman digital, kami para muridnya tidak pernah gagal mengiriminya surat karena hanya itu yang beliau baca.
Setelah melamun sejenak aku kembali menulis.
"Terima kasih karena tidak pernah menyerah pada saya. Di saat terburuk, terima kasih sudah selalu menemani. Hal yang paling saya ingat adalah bagaimana Bapak mencari saya hingga tengah malam dan menyeret saya pulang dari pesta miras. Memarahi saya seperti anak Bapak sendiri."
Air mata mulai menggumpal di sudut mata.
"Terima kasih karena selalu mengingatkan bahwa Bapak percaya saya bisa jadi orang sukses. Kepercayaan Bapaklah yang memacuku untuk tidak membuat Bapak kecewa ...."
Aku tersenyum haru.
Benar. Tidak ada kata mantan bagi orang tua yang walau bukan berhubungan darah, tapi yang memberi tahu bahwa diriku layak diperjuangkan.
==============
Ihik ....
I hope kalian menemukan guru-guru luar biasa yang berdedikasi di luar bayaran dan jam kerja mereka :')
Dan aku berharap kalianlah orang-orang yang demikian.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top