Pagi ini, aku dibangunkan oleh sebuah hentakan napas.

Aku terbangun dengan menarik udara sebanyak-banyaknya untuk memenuhi paru-paru.

Gelap dan sunyi.

Itu yang kusadari ketika mataku membuka dan telingaku mendengar. Sambil terus meraup udara, aku mengamati sekeliling berusaha mencari informasi.

Apa yang terjadi?

Aku menggali ingatanku. Hal terakhir yang kulihat adalah cahaya terang ketika aku menyebrang jalan.

Mati?

Aku mengerjapkan mata yang mulai terbiasa dengan kegelapan. Kali ini aku dapat melihat ruangan yang kutempati. Seperti kotak berlapis besi yang tak beraturan, aku masih dapat melihat warna kayu di balik celah-celah yang tak rapat. Tempat tidurku pun tak senyaman yang kuduga sebelumnya, hanya kasur tipis yang nyaris rata dengan kayu di bawahnya dan selimut putih tipis yang tidak mungkin melakukan tugasnya. Bau busuk samar tercium, seakan ada sesuatu yang basi dari kejauhan.

Di mana aku?

Sambil bertanya, aku memaksa diriku bangun dan menjejak. Lantai dingin menyapa kulit kakiku ketika bersentuhan membuatku makin bertanya-tanya. Kuamati tanganku dan menyadari bahwa tangan yang terbakar matahari berubah menjadi lebih terang dan kecil. Seakan itu bukanlah tubuhku.

Aneh.

Aneh sekali.

Setelah berdiri aku berjalan ke arah cermin dari pecahan kaca tak beraturan di ujung ruangan, hanya untuk menyadari sebuah wajah asing menyapaku.

Mata biru, rambut pirang, dengan bintik-bintik pucat di kulit.

Apa yang sebenarnya terjadi?!