Akhirnya Kita Bertemu Lagi | 2019
"Hai."
Ingin sekali dia mengucapkan sepatah kata itu. Namun mulutnya beku dan kerongkongannya kering. Tidak ada suara yang berhasil dia ciptakan.
"Bagaimana kabarmu?" tanyanya dalam sunyi sementara tangan-tangan mungil menepuk-nepuk tubuhnya. Sesekali terdengar tawa yang memenuhi udara dingin di bawah langit kelabu.
"Apa yang terjadi selama kita tidak bertemu?"
Gumanan hening itu lagi-lagi tak terdengar sementara sebatang ranting ditanamkan pada sisi tubuhnya, melesak masuk hingga akhirnya berdiri tegak.
"Aku selalu menunggu waktu aku bisa bertemu kalian."
Ranting lain ditusukkan ke sisi kiri tubuhnya.
"Aku mau mendengar cerita kalian."
Sebuah wortel ditancapkan ke wajah yang sudah memiliki mata hitam serta mulut tersenyum dari buah cherry.
"Aku harap aku bisa bermain lebih lama dengan kalian."
Sebuah syal dililitkan di antara dua bola salju dan tawa lebih banyak terdengar disusul dengan tepuk tangan riang, lalu suara derap langkah kaki mengelilinginya.
Dia tersenyum dalam beku sambil mendengar celoteh riang di sekitarnya. Keramaian yang dia rindukan, kehangatan yang harusnya tak bisa dia terima. Namun dalam udara dingin yang membekukan tulang, dia berdiri seakan menjadi monumen sebelum akhirnya cahaya pertama musim semi melelehkannya.
Ini adalah ceritanya tahun itu.
=====================
Lagi-lagi aku nulis dua cerita
Karena tidak puas dengan yang pertama. Kalau kepo, kalian bisa membacanya di bawah ini hahahaha. Hari ketiga, still strong.
=====================
Dia menumpukkan bola salju di atas yang lain, hingga membentuk tiga tumpuk bola. Dengan senyum merekah, satu per satu batu sehitam jelaga dia tata membentuk mulut. Tiga lagi untuk kancing dan dua untuk mata. Ditambahkannya ranting pohon sebagai tangan dan wortel sebagai hidung.
Ketika semua selesai, rasa dingin yang menyengat tak lagi terasa, tinggal rasa puas dan senang. Gadis kecil itu menepuk-nepukkan tangan ketika maha karyanya telah selesai. Sang boneka salju berdiri tegak di halaman belakang rumahnya.
"Oh!" serunya ketika sadar ada yang kurang. Dia berlari masuk ke dalam rumah dan mengambilkan topi rajut milik sang ayah.
"Ini supaya kamu lebih hangat!" ucapnya sambil memakaikan benda itu ke kepala ciptaannya.
Sekarang semuanya sempurna. Mata coklat besar itu memandang dengan binar penuh kebahagiaan pada makhluk di hadapannya.
Sayang, tak lama kemudian ibunya memanggil untuk makan malam. Sang gadis kecil melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal pada ciptaannya lalu berlari ke dalam rumah.
Boneka salju pun berdiam sendirian di tengah taman, di antara malam, di bawah langit kelabu. Senyumnya terukir dengan untaian batu yang terpasang.
Setelah setahun penuh menunggu, akhirnya dia bisa bertemu dengan gadis kecilnya lagi. Dia berharap kali ini musim dingin bisa lebih panjang agar dia bisa lebih lama bertahan. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, kapan gadis itu akan berhenti membuatnya setiap musim dingin, tapi hingga saat itu tiba sang boneka salju akan tetap menunggu saat mereka kembali berjumpa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top