After Life | 2019

"Hei, menurutmu, setelah kita mati, kita akan ke mana?" tanya Takuto membuat Illa menoleh dan memandang makhluk satu itu.

Dengan tatapan tajam dia menatap pria berambut coklat yang memakai jubah hitam seakan-akan Takuto baru saja menari telanjang.

"Kamu 'kan Maut, mengapa malah bertanya padaku?" balas Illa tetap dengan tatapan Apa Kau Bercanda?

"Hentikan pandanganmu. Aku hanya mengantar manusia ke sana tapi aku sendiri tidak pernah mengintip," balas Takuto tidak terima. Kemudian pandangannya mengarah ke arah bentangan kota metropolis yang gemerlap cahayanya melebar hingga ke batas cakrawala. Puncak dari gedung pencakar langit ini adalah tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu, setelah kehilangan teman mengobrolnya. Tidak lebih baik, tapi lumayan daripada dia harus ke menara kosong tempat gadis itu pernah tinggal.

Dia terdiam sejenak sebelum akhirnya dia melanjutkan kata-katanya, "Aku hanya ingin tahu, bagaimana keadaannya di sana."

Mata Illa sedikit terbelalak ketika Takuto mengatakan hal tersebut, lalu memutuskan untuk melempar pandangannya ke arah yang sama dengan pemuda itu. Dia mengetahui sesuatu yang disembunyikan dari Takuto. Entah apa alasan Takdir menyimpan hal tersebut, Illa tidak berminat untuk memberi tahu. Keberadaan jiwa Airlann yang mengambang di Kompendium milik Takdir adalah rahasia yang ingin dia simpan sendiri.

"Ada banyak mitos yang kudengar selama aku di dunia manusia. Banyak yang bilang kalau ada surga dan neraka, tempat jiwa dibalas setimpal dengan perbuatan mereka. Ada yang bilang jiwa orang yang meninggal pergi ke bulan dan memandang dari sana kehidupan di bumi. Ada yang berkata bahwa setelah meninggal jiwa akan tidur abadi." Illa terdiam sejenak. Airlann tidak sepenuhnya tertidur. Entah mengapa, dia dapat merasa bahwa gadisnya itu dapat mendengar dan berkali-kali Illa merasa Airlann membalas perkataannya. Satu-satunya hal yang membuat dirinya bertahan melalui hari-hari panjang dari perjalanannya di dunia.

"Yah, manusia memang kreatif dalam memberikan mitos ke mana mereka akan pergi setelah meninggal. Dengan adanya dirimu, sudah membuktikan setidaknya setengah anggapan mereka benar."

Takuto menghela napas. "Aku hanya berharap dia mendapatkan istirahat yang dia inginkan," gumamnya lebih pada diri sendiri. Matanya menerawang jauh dan ada nada kesepian di suaranya.

Illa menyadari hal tersebut, tapi memilih diam. Bagaimana pun juga, rahasia kecilnya dengan Takdir menunjukkan bahwa dirinya istimewa bagi Airlann hingga tidak ada yang mengetahui hal tersebut, bahkan bagi Takuto yang menemani gadis itu selama ribuan tahun sebelum Illa.

"Oke, waktunya kembali bertugas!" Takuto berdiri dari duduknya dan perlahan, kerlip lampu kendaraan di bawah mulai bergerak. Embusan angin kembali terasa dan awan bergerak. Waktu kembali berjalan, istirahat singkat yang dimiliki oleh kedua makhluk abadi itu habis. "Semoga perburuanmu membawa hasil, Pemusnah."

Setelah mengatakan itu, sang Maut menghilang dalam kelebatan jubahnya, bersama dengan cengiran. Illa terdiam sejenak lalu mengangkat cincin bermata hijau yang terkalung di lehernya. Dia mengecup pelan benda itu.

"Kita akan bertemu lagi di akhir masa."

=============

Sorry kalo terkesan random, karena aku ga menghabiskan energi buat jelasin dunianya ekakakaka

Didedikasikan untuk dan yang rekues aku lebih banyak nulis tentang Reminiscentiam.

Ini beberapa saat setelah ending huehehehe

Apakah ini berarti akan ada arc baru?

Mari kita saksikan //plak

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top