EPISODE [010]

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Denger orang teriak kenceng banget, aku yang lagi belajar Matematian tentang Pungsi pun gak sengaja bukunya kelempar ke wajah Alka lantaran kaget.

Alka ini suka diem di kamarku dibanding kamarnya sendiri.

Alesannya biar bisa ngindar dari Afdol yang setiap harinya kayak mau musnahin dia pakai lempok.

Alka pinter-pinter aja di kamarku. Dia ngembaliin setiap buku yang aku lemparin ke wajahnya.

Padahal Alka orangnya baik, walaupun sering ngelototin aku, sebenarnya dia bermaksud mau temenan sama aku.

Napa Afdol gak suka sih sama dia?

Gak suka karena sesama jenis kali, ya?

Atau kamar mereka sebelahan mengakibatkan medan perang kos?

Bodo.

Eh iya, tadi yang teriak siapa, ya?

Aku beranjak dari kursi dan nyembulkan kepala ke luar pintu kayak jerapah minta direndahin tingginya.

Celingak-celinguk, ngeliat keadaan.

Sepi.

Gak ada orang.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Jantung aku keteken kaget. Aku nenggak ludah sambil masang muka tegang.

Seketika merinding.

Aku noleh ke Alka yang juga ikut nongolin kepala, minta penjelasan.

Kata Alka, itu dari penghuni kamar nomor 51, namanya Jayen. Orang itu teriak pas lagi sedih maupun senang, suka maupun duka.

Kalau dibilang ribut dan jelek, bisa kena marah dia. Bakal dismekdon gitu.

Hiiiyy.

Aku pun lanjut belajar. Telinga disumbat sampah rautan.

Rautan sama pensilnya lagi dilototin sama Alka. Takut ganggu, aku biarin aja ampe puas.

Beginilah, setiap lagi belajar, telinga disumbat. Trus, muji-muji suaranya Jayen pakai persembahan.

"NamaAAAAA Lo siapaAAAAA?? Gue daAAAAAAAri kamaAAAAAAr nomor limaAAAAAA puluh saAAAAtu," tanya tuh si Jayen.

"Nama gue Nama, kamar nomor 1," jawabku masang muka datar sambil nutup telinga pake rambut biar gak ketauan kalau aku gak suka sama suaranya.

Mekik banget.

Sakit kayak ditinggal nikah mantan.

Makai mikropon pula.

Untung mikropon maenan made in cina.

Tiba-tiba ada yang colek pundak aku pakai sampo colek.

Aku noleh, rupanya Tilana.

"Ngeteh, yuk?"

❄❄❄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top