EMPAT
~~~
Malam telah larut. Tapi Jackson masih terjaga. Memang lampu kamarnya sudah dimatikan, tapi wajah pemuda yang kini sedang memegang bingkai foto berwarna cokelat tua di kedua tangan itu tak menunjukkan tanda-tanda mengantuk.
Suara hujan deras membuat suasana tak begitu sunyi. Menemani Jackson dan pikirannya.
"Jadilah Kak Jackson yang dulu. Yang berlari ke rumah sebelah untuk menelepon Mama. Cara yang hanya terpikirkan oleh Kak Jackson."
Jackson meremas rambutnya dengan satu tangan. "Kak Soni...." Dadanya sesak, berkecamuk. Kepalanya terasa sakit. Memorinya mulai terkupas satu-persatu, terputar bagaikan kaset lama.
Mama Salwa dan Mama Jackson adalah saudara kandung. Saat liburan tiba, selalu saja keluarga Salwa berkunjung ke rumahnya, atau sebaliknya. Karena Salwa yang paling muda, dia dipanggil "Adek". Salwa memiliki satu Kakak laki-laki, namanya Soni.
Soni adalah anak yang kuat dan tegas. Ia selalu melindungi Salwa kecil yang lemah, Soni juga melindungi Jackson yang hanya lebih tua tiga bulan dari Salwa. Soni adalah sosok kakak sejati.
Tetapi, tepat enam bulan yang lalu, saat keluarga Salwa akan berlibur ke rumah Jackson yang baru, sebuah kecelakaan maut merenggut nyawa keluarga Salwa. Menyisakan seorang gadis 15 tahun yang penuh luka.
Salwa memilih untuk diasuh oleh Mama Jackson. Juga mendaftar ke SMA yang sama dengan Jackson. Tapi Jackson tak mau orang lain tahu bahwa mereka satu rumah apalagi kakak-adik.
Alasannya memang yang seperti Salwa bilang. Ia takut tidak bisa menjaga Salwa. Salwa yang manis dan bersinar, pasti tak sedikit laki-laki yang akan tertarik padanya. Jackson tahu, semasa Soni masih ada, tak ada laki-laki yang berani mendekati Salwa.
Maka dari itu, Jackson yang tak sekuat Soni memutuskan untuk merahasiakan hubungan mereka. Ia takut, karena ia yang lemah, maka orang jahat tak akan segan mengganggu Salwa. Karena itu Jackson memilih cara ini. Menjaga Salwa dalam diam.
Tapi ternyata tak hanya Jackson, Salwa juga menderita dengan cara itu. Padahal niatnya untuk melindungi Salwa. Tapi ia justru gagal. Padahal ia tahu Salwa selalu berusaha menyembunyikan rasa sedihnya dengan bertingkah jail di sekolah, tapi Jackson malah membuatnya makin kesulitan dengan caranya ini.
"Kak Soni, apa cara Jackson salah?"
Benarkah Jackson bisa melindungi Salwa dengan caranya yang dulu?
Cara yang hanya terpikir olehnya?
Tapi bagaimana...?
~~~
"Ayo beritahu semua orang yang sebenarnya."
Jackson tahu Salwa menoleh cepat padanya, di halaman belakang rumah Jackson yang teduh. Di pagi hari Minggu yang cerah, ditemani dedaunan pohon yang terpapar lembutnya sinar matahari.
Hati Jackson sudah mantap.
"Kakak yakin?"
Segera setelah Jackson mengangguk, tubuhnya menghangat karena pelukan Salwa. Pemuda itu mengangkat tangannya, ikut mendekap tubuh mungil adik sepupunya.
"Seperti cara Kak Jackson dulu, ketika Kak Soni sibuk menggendong adek yang sakit dan mencari klinik, hanya Kak Jackson yang berpikir untuk ke rumah sebelah dan menelepon Mama. Cara itu, hanya Kak Jackson yang bisa."
Jackson tersenyum lembut pada Salwa ketika pelukan mereka terlepas. Ia mengangguk.
"Lindungilah adek dengan cara yang hanya Kak Jackson bisa."
"Ya, cara yang hanya Jackson yang bisa."
Tamat
Banyak pertanyaan? Maaf ya, baru belajar bikin plot twist, tapi kayaknya enggak gitu berhasil 😭
Jadi ini adalah cerpen dalam rangka mengikuti lomba dari PenerbitHaru
Dengan tema: Kisah Jackson
Cover novel aslinya bisa dilihat di media, ya ;)
Hitung-hitung cari pengalaman, hehe ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top