Bab 2
Laki-laki yang Karin ragukan itu, benar-benar Jackson yang Karin takutkan --- pacarnya dari aplikasi aneh itu.
"Siapa sih, lo sebenernya?" Karin menatap laki-laki itu tajam.
Laki-laki itu tampak bingung. "Aku? Jackson, pacar Karin." sambil tangannya menunjuk Karin.
"Gak mungkin." Karin menggelengkan kepalanya --- tidak percaya.
-
Awalnya Karin merasa takut dan terus menghidarinya. Namun, karena laki-laki itu tidak pernah berhenti mendekatinya, akhirnya, Karin mulai menerimanya.
Sudah beberapa hari, Jackson selalu membuat Karin terkesan, Karin merasakan moment-moment saat dimanjakan pacar, seperti dibelikan susu kotak rasa strawbery di pagi hari, pergi ke kantin bersama, dan tanpa ragu Jackson menyuapi Karin layaknya pasangan mesra. Jackson pun tanpa malu menggandeng lengan Karin saat berjalan di koridor sekolah, membuat orang-orang yang melihatnya terus menatap Karin sinis.
Karin semakin merasa tidak nyaman, sampai dia menghentikan langkahnya.
"Jackson!" Karin menghempaskan gandengan Jackson sampai terlepas. Karin langsung berlari menuju kelasnya meninggalkan Jackson yang terdiam.
Sesampainya di kelas, Karin berlari menuju bangkunya dan langsung menelungkupkan wajahnya di balik lipatan tangannya.
"Karin? Kamu kenapa?" Karin tau itu suara Jackson, membuatnya semakin menyembunyikan wajahnya.
Sudah beberapa menit, suara Jackson sudah tidak terdengar dan berganti tepukan di punggungnya.
Karin tetap diam, dia masih memikirkan tatapan-tatapn sinis yang tadi dilayangkan kepadanya, dan itu membuatnya takut. Karin tahu, penyebab tatapan-tatapan sinis itu karena mereka tidak terima laki-laki setampan Jackson bergandengan dengan gadis biasa saja seperti dirinya. Karin menganggukkan kepalanya --- setuju.
Karin kembali merasakan tepukan dipunggungnya.
"Rin, ini gue, Puji." Karin mendengar suara yang dihafalnya itu, akhirnya Karin mengangkat kepalanya dan langsung menoleh ke arah teman di belakang bangkunya itu.
"Lo, lagi berantem ya? Mau gue kasih saran?" alih-alih mendengarkan Puji, mata Karin berputar ke arah laki-laki yang sedang duduk di bangkunya, dia Jackson. Jackson ikut memutar matanya ke arah Karin dan berujung saling tatap.
Karin langsung membuang muka dan kembali menelungkupkan wajahnya menghiraukan Puji yang masih mengajaknya bicara.
Apa yang harus gue lakuin?
***
"In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows,
maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination...."
Karin bersenandung sambil mendengarkan musik melalui headsheet yang tertancap di kedua telinganya. Karin bernyanyi sambil melihat ke luar jendela kelasnya.
Saking fokusnya, Karin sampai tidak menyadari kehadiran seseorang di depan bangkunya sambil memangku sebuah gitar.
Saat alunan musiknya selesai, Karin berniat membereskan semua barang-barangnya dan bergegas pulang, sampai dia mendengar petikan senar gitar.
Karin menoleh dan mendapati seorang laki-laki sedang khusyu memetik senar gitar, menciptakan alunan musik yang begitu menenangkan membuat Karin terhanyut dalam alunan musiknya.
Setelah beberapa saat, permainan gitarnya pun berhenti, namun tampaknya Karin masih terhanyut.
Sampai tiba-tiba laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arah Karin membuat Karin terkejut.
"Aastaga!" Karin refleks memundurkan wajahnya.
Jackson. Laki-laki itu terkekeh melihat ekspresi Karin, sedangkan Karin terdiam karena syok dan merasa malu.
DEG! DEG! DEG!
Karin merasakan sesuatu berdentum di balik dadanya.
Tangan kanannya menyentuh dadanya dan perlahan mengangkat wajahnya melirik ke arah laki-laki yang masih terkekeh tepat di depannya. Dentuman itu semakin terasa.
Kenapa ini?
Tanyanya dalam hati sambil terus memandangi wajah Jackson.
Tbc
[527 words]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top