Bab 1

"Aduh, aduh gak kuat." Karin berlari terbirit-birit memasuki toilet sambil memegangi perut dan bagian belakangnya.


"Ahhh...." rasa lega setelah semua isi perutnya keluar dengan lancar.

"Gue punya pacar baru."

"Hah? Bukannya lo baru putus, Mel?"

"Pacar gue yang sekarang tuh, jelemaan tipe ideal gue."

"Masa?"

"Lo gak percaya? Nih liat fotonya!"

"Anjir! Lu dapet cowok kek gini dari mana?"

"Dari aplikasi."

"Aplikasi? Aplikasi apaan?"

"Ideal Boyfriend."

Ideal Boyfriend?

Karin keluar dari toilet setelah dua siswi yang bergosip itu pergi. Tak lupa, Karin membasuh tangannya di wastafel dan bercermin sebelum meninggalkan toilet.

***

Setelah bel pulang berbunyi, semua siswa langsung membereskan alat tulis mereka, termasuk Karin. Setelah memasukan semua barang-barangnya ke dalam ransel, Karin berbalik dan melihat teman di belakang bangkunya yang sedang mengseletingkan ranselnya.

"Yuk! Puj!" Karin berjalan terlebih dahulu.

Namun gadis berambut ikal itu malah terdiam dan menatap Karin gelisah.

"Ka—rin?" panggilnya ragu membuat Karin berhenti lalu berbalik.

"Sorry, Rin. Kayaknya gue gak bisa kali ini." gadis itu menghampiri Karin.

"Loh? Kok? Bukannya lo yang ngajak?" Karin mengkerutkan keningnya, bingung.

"Sorry Rin, gue ada---" kata-katanya terhenti saat ada seorang laki-laki memanggilnya dan melambai dari ambang pintu.

Gadis itu langsung berlari menghampiri laki-laki itu tanpa menoleh kembali ke arah Karin.

Karin terdiam.

"Ternyata pacar lebih penting dari tugas," Karin mendengus, sebelum akhirnya melangkah pulang.

***

Setelah menyelesaikan tugasnya, Karin meregangkan kedua lengannya karena pegal. Karin beranjak dari kursinya dan pergi ke luar kamar.

Karin menuangkan air dingin ke dalam gelas hendak meneguknya, sebelum tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"DARRR!!!"

Byur~

Karin menyemburkan semua air dari dalam mulutnya dan hampir saja tersedak.

Terdengar gelak tawa dari belakang tubuhnya, Karin berbalik dan menemukan kakak semata wayangnya yang hanya mengenakan kaos oblong dan bawahan kolor.

"Kak Ariz, lu mau bunuh gue ya?" Karin menatap sang kakak kesal.

Yang ditanya malah cengengesan. "Gak malming, dek?"

"Malming? Sama siapa?" Karin mengkerutkan dahinya.

"Oh iya, lupa! Lu kan jomblo." Kak Ariz kembali tertawa.

"KAKAK!" Karin menendangi betis kak Ariz sampai keluar dari dapur.

***

"Sumpah, si kakak!" Karin duduk di pinggiran ranjang.

"Lagian, kata siapa gue jomblo? Gue udah punya pacar kali, iya kan oppa?" Karin menolehkan kepalanya ke arah poster berukuran besar yang tertempel di dingding kamarnya.

"Jackson oppa, kan pacar gue."

***

Seperti biasa, sebelum tidur Karin bermain ponsel terlebih dahulu, hanya sekedar menonton video atau membaca info terbaru tentang oppa-nya.

Saat sedang fokus membaca artikel, tiba-tiba muncul sebuah iklan aplikasi memenuhi layar ponselnya, merasa terganggu Karin hendak menyentuh tanda kembali sebelum dia membaca nama aplikasinya.

"Ideal boyfriend?" Karin teringat dengan percakapan dua siswi di toilet tadi.

Penasaran, Karin pun mengunduh aplikasi itu.

Setelah sign in, tampilan aplikasinyapun terbuka.

"Hah?"

Karin bingung saat menemukan sebuah form seperti data diri.

"Gue harus kasih nama pacar gue, gitu?" sambil tersenyum iseng, Karin mulai mengetikan sebuah nama.

Jackson.

17 tahun. Tubuh tinggi dan kurus. Kulit putih dan rambut hitam. Wajah tirus, hidung mancung, mata sipit dan bibir merah muda. Hobi main basket dan berbakat bermain gitar. Dapat membuatku senang dan nyaman.

Seteleh selesai, Karin pun menyentuh tombol save.

***

Pagi ini, Karin sedang asik bermain ponsel saat tiba-tiba sebuah gebrakan terdengar dari depan kelas.

Ternyata pak Adlis masuk lebih cepat, berdiri di depan kelas bersama seorang laki-laki.

Siapa dia?

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, ayo, perkenalkan dirimu!" perintah pak Adlis yang dibalas anggukkan oleh laki-laki itu.

"Hai semuanya, namaku Jackson. Senang bertemu dengan kalian."

Jackson?

Karin menyipitkan matanya ke arah anak baru itu sampai pandangan mereka bertemu.

Dia tersenyum ke arah Karin. "Hai, Karin."

Mata Karin langsung terbelalak.

Gak mungkin!

Tbc 

[594 words]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top