KA - 12

Aru menghela nafas lega dengan senyum yang tersungging di wajahnya, setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Aru menemukan jajaran rumah yang di kontrakan.

Aru melangkah mendekati wanita baya yang sedang menyapu pelataran, dia tersenyum sopan kala wanita itu menoleh ke arahnya. Wanita itu membalas senyuman Aru tak kalah sopan, meskipun terlihat kerutan kecil di dahinya. Mungkin wanita itu bertanya-tanya mengapa ada gadis berpakaian seragam sekolah menarik koper dan membawa tas besar bak pulang mudik.

"Permisi, Bu, saya Arunika. Saya mau tanya, Bu, apa di sini ada kontrakan kosong?" tanya Arunika to the point.

Ibu itu masih menampakkan kerutan di dahinya. Tapi tak urung membuatnya menjawab pertanyaan Aru.

"Ada, kedua dari pojok, itu masih kosong, baru tiga hari yang lalu penghuninya pindah ke luar kota," ujar wanita tersebut sembari menunjukkan ke arah rumah.

Aru mengikuti arah pandang wanita tersebut, kemudian mengangguk paham.

"Ini di bayarnya perbulan atau gimana, Bu?"

"Perbulan, di dalam ada kamar 1, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Kebetulan saya sendiri pemilik kontrakan ini, kalau Neng Arunika mau lihat, boleh, kok."

Arunika terlihat antusias, dia mengangguk, kemudian mengikuti wanita baya itu. Beberapa saat melihat-lihat isi kontrakan, Aru jadi tertarik, di tambah lagi rumah tersebut sudah ada barang-barang, walaupun tidak ada sofa empuk dan tv seperti di rumahnya, tapi ada tempat tidur dan lemari sudah cukup baginya melepas lelah dan menyimpan barang-barangnya.

"Kalau begitu saya jadi tinggal di sini, Bu," kata Aru.

Wanita itu tersenyum lega. "Boleh, Neng. Ini kuncinya." Dia menyerahkan kunci tersebut pada Arunika. Tak lupa Arunika juga membayar uang sewanya, untunglah Diana memberikan uang yang cukup untuk dirinya menyewa tempat tinggal, kalau tidak, entah di mana Aru mencari tempat nyaman yang murah.

"Nama saya Tuti, panggil saja saya Omah. Rumah saya di ujung sana." Wanita yang biasa di panggil Omah itu menunjukkan ke arah lain. Aru mengikuti arah jarinya, tampak rumah berlantai dua dengan halaman luas berdiri kokoh di ujung jalan.

"Kalau ada perlu apa-apa, kamu bisa panggil Omah."

"Baik, Omah. Terima kasih." Omah Tuti mengangguk lalu berlalu. .

Setelahnya, Aru menyimpan bawaannya ke dalam. Hari ini biarkan dia tidak sekolah, Aru akan membenahi barang-barangnya.

***

Sementara itu di sekolah. Sesekali Andin menatap jam klasik yang melingkar di tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.10 tapi Arunika belum juga menunjukkan batang hidungnya. Padahal lima menit lagi bel kan berbunyi.

Candra yang sedang berbincang dengan ketiga temannya mengalihkan pandangannya saat merasa Andin begitu gusar di tempatnya.

"Kenapa?" tanya Candra.

"Aru belum datang, dia ke mana ya? Dia gak hubungi lo?"

Mendengar itu Willy berdecak. "Gue kira apaan, nyatanya cuma masalah dia doang."

"Khawatir banget sih lo sama dia, Aru aja biasa banget sama lo." Daru berkomentar.

"Jangan kayak gitu," protes Andin. "Bagaimana pun, dia teman gue."

"Teman apaan kayak begitu?!" Willy selalu ngegas kalau sudah mengungkit tentang Aru.

"Sudah, gak usah pakai ribut." Candra menoleh pada Andin. "Nanti gue cari tau ya, kenapa Aru belum masuk, intinya lo harus tenang, jangan khawatir, lo juga harus pikirkan kesehatan lo."

Andin hanya mengangguk dengan raut wajah sedih. Tak lama dari itu bel berbunyi nyaring.

"Gue masuk dulu ke kelas, ya. Nanti istirahat gue jemput lo," kata Candra dengan mengusap puncak kepala Andin lembut. Lagi-lagi Andin hanya mengangguk.

Setelahnya Candra, Daru dan Willy keluar dari kelas Andin.

Dalam perjalanan menuju kelas mereka. Candra berjalan lebih dulu, dia sibuk memainkan ponselnya.

"Simpan dulu HP lo, kesandung baru nyaho lo." Willy berucap acuh.

"Bentar, gue hubungi Arunika dulu, tuh anak dari kemarin gak hubungi gue."

"Mulai khawatir lo?" tanya Daru. Sontak Candra menegakkan kepalanya menatap Daru lekat.

"Mana ada gue khawatir sama dia? Gue cuma kasian sama Andin kalau Aru sampai gak masuk. Pasti dia kesepian banget di kelas. Cuma masalahnya dia gk angkat telepon gue."

Daru dan Willy serempak mengangguk. "Coba aja tanya Kevin, dia pasti tau di mana Aru," usul Willy.

"Nanti ajalah, kita masuk dulu sekarang," kata Daru Candra dan Willy membenarkan, kemudian mereka masuk ke kelas.

***

Jam istirahat tiba. Setelah menyuruh Willy untuk datang ke kelas Andin terlebih dahulu. Daru dan Candra pun segera mencari Kevin di kelasnya.

Cowok itu terlihat sedang fokus dengan buku tebal di tangannya. Sesekali dia membenarkan kacamatanya.
Daru menepuk meja Kevin keras, membuat Kevin terlonjak kaget.

"Apa-apaan sih kamu ini?" Kevin menatap kesal pada Daru.

"Teman gue mau tanya sesuatu sama lo."

Kevin beralih menatap pada Candra. "Ada apa?"

"Lo lihat Aru?"

Kevin mengernyit, kemudian menggeleng. "Dia gak kasih kabar dari kemarin."

Daru menegakkan tubuhnya, kemudian menatap Candra yang juga menatapnya.

"Lo yakin?" tanya Candra lagi memastikan, Kevin mengangguk.

"Terus gimana?" tanya Daru. Candra menggeleng.

"Ya udah." Candra dan Daru berlalu begitu saja, meninggalkan banyak pertanyaan di benak Kevin.

"Aru gak ada kabar? Dia ke mana ya?" Lantas, Kevin segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Aru, tapi belum di baca. Mulai tak sabar, Kevin menelepon Aru, tapi masih sama, tidak ada jawaban.

"Arunika, kamu kenapa?" lirih Kevin begitu khawatir.

***

Arunika tersenyum puas melihat hasil kerjanya merapikan rumah barunya, setelah menyapu dan mengepel ruangan, Aru lanjut mengganti seprei kasur yang tentunya boleh dia pinjam dari Omah Tuti.

Matanya beralih pada tumpukan keresek sampah, dia harus segera membuang sampah-sampah tersebut sebelum rumahnya menjadi kandang kecoa.

Arunika pun segera membawa sampah-sampah tersebut, membuang sampah di depan, setelahnya dia kembali pulang.

Baru saja tiga langkah, dia sudah di kejutkan dengan seorang cowok yang berdiri tak jauh darinya. Cowok itu menatapnya bingung dengan jari telunjuk yang mengarah kepadanya.

"Lo!"

"Lo di sini?!"

Aru tak bis banyak berkata, dia diam seribu bahasa dengan tubuh yang kaku.

Apakah ini menjadi kesalahannya sudah memilih kontrakan di sini??

***

*Bersambung*

Hayo loh... Kira-kira Aru ketemu siapa ya??

Yuk, tebak-tebakan.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Love you ❤️











Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top