Bab 10
Sepanjang perjalanan kembali menuju kediamannya, kaisar sibuk dengan pemikiran yang bercabang. Ia memikirkan jawaban Eiji tentang Oni yang sudah setahun ini diselidiki oleh tabib istana. Hal yang lebih membebaninya juga ketika Hikari mengatakan ingin belajar ilmu bela diri. Oh, apa yang bisa ia lakukan untuk melarang keinginan gadis kecilnya.
Sementara ini, Ryuu hanya bisa mengulur waktu atas keinginan Hikari yang ingin belajar bela diri tersebut. Ia ingin gadis kecil itu menyelesaikan terlebih dahulu ilmu pengobatan hingga level akhir penyempurnaan. Alasan lain agar tidak terlalu banyak kegiatan yang membuatnya kelelahan.
Untuk saat ini, kaisar akan fokus pada masalah Oni yang meresahkan rakyatnya. Ia harus mencari tahu lebih banyak lagi. Informasi yang diberikan tabib istana hanya berupa analisa saja. Selama satu tahun memang sulit mengumpulkan informasi akurat jika tidak terjun langsung. Ia harus menugaskan seseorang untuk menyelidiki hal ini lebih serius.
Tiba di kediamannya, Ryuu dan Hikari disambut oleh kasim yang memang sudah menunggu kedatangan kaisar sejak tadi. Berlutut dan menyerahkan sebuah gulungan. Kaisar membukanya, membaca sejenak dan dikembalikan lagi pada kasim.
"Bangunlah, Asuma! Aku akan memenuhi undangan Kaisar Nakamura. Persiapkan semuanya! Dua hari lagi aku ke Kerajaan Kuro bersama Hikari dan Akimaru. Beritahu penasihat kerajaan, ini perintah kaisar dan tak bisa dibantah."
"Baik, Yang Mulia. Hamba pamit. Maaf mengganggu waktu istirahat Yang Mulia Kaisar dan Hikari-sama." Kaisar hanya mengangguk dan Kasim Asuma kembali membungkuk hormat.
Ia bergegas mempersiapkan segala hal yang akan dibutuhkan nantinya oleh rombongan kaisar selama perjalanan ke Kerajaan Kuro. Namun, sebelumnya pria paruh baya yang memang sudah menemani kaisar sejak kecil ini harus menyampaikan titah kepada penasihat terlebih dahulu.
Sepeninggal kasim, Ryuu mengajak Hikari untuk beristirahat sejenak. Gadis kecilnya terlihat cukup lelah sore ini. Sebelum makan malam mereka masih memiliki waktu untuk membersihkan diri.
"Onii-sama, kita akan pergi lagi?" Hikari yang sempat menyimak percakapan Ryuu dan Kasim Asuma ingin memastikan kembali.
"Ya, kita akan ke Kerajaan Kuro. Mereka mengundang untuk menghadiri perayaan puteri mahkota yang genap berusia delapan belas tahun. Jadi besok kau harus istirahat sebelum keberangkatan kita karena cukup memakan waktu sekitar tiga hari perjalanan." Hikari mengangguk mengerti dengan penjelasan Ryuu, gadis kecil itu langsung duduk di depan meja rias.
Tanpa menunggu lama Ryuu menghampiri gadis kecilnya dan membantu melepas hiasan rambut. Ia melakukannya dengan begitu telaten karena ini menjadi salah satu kegiatan kesukaan. Kemudian Ryuu menyisir surai panjang dan lembut Hikari begitu hati-hati.
***
Perjalanan ke Kerajaan Kuro ternyata hanya menghabiskan waktu dua hari karena tak ada hambatan. Rombongan Kerajaan Ryujin mendapat sambutan khusus.
Kaisar Nakamura beserta keluarga besarnya sudah menunggu tepat di gerbang istana sebagai bentuk kehormatan karena sang penguasa bersedia menerima undangan mereka. Bahkan sebenarnya mereka sudah menyiapkan makan siang mewah, tetapi sang kaisar menolak.
Ia dan seluruh rombangan sudah menikmati perbekalan yang disiapkan oleh Kasim Asuma. Saat ini yang mereka butuhkan adalah istirahat sebelum menghadiri perayaan nanti malam.
Terlebih, seperti biasanya Hikari masih menikmati tidur siang tanpa terganggu sedikit pun. Gadis kecil itu mengundang perhatian karena digendong langsung oleh Kaisar Kerajaan Ryujin.
"Silakan, Yang Mulia." Kaisar hanya mengangguk setelah diantarkan ke salah satu kamar yang memang disediakan untuk tamu-tamu kehormatan.
Ia membaringkan Hikari di ranjang dan akan membangunkan jika sudah tiba waktunya untuk perayaan. Sebenarnya, ia tidak begitu berniat untuk ke Kerajaan Kuro. Namun, ada tujuan lain yang membuatnya menerima undangan tersebut.
Jakarta, 16 Februari 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top