Bab 1

Seluruh tubuh itu bermandikan darah. Namun, ia masih belum merasa puas. Hanya melihat sepintas saja sudah dapat diketahui apa yang terjadi. Seperti julukannya shinigami, ia selalu memenangkan pertarungan dengan hasil mutlak.

Taniguchi Ryuu. Kaisar kedelapan dari Kerajaan Ryujin, banyak yang mengatakan jika beliau merupakan yang terkejam dari para pendahulunya. Ryuu tidak pernah pandang bulu, ia akan menghukum siapapun jika sudah melanggar aturan yang ada.

Kerajaan Ryujin sangat makmur dan memiliki banyak wilayah kekuasaan. Semua rakyat menghormati kaisar mereka, bukan karena rasa takut tapi memang Ryuu pantas mendapat pengabdian itu. Bahkan, nyawa pun akan rakyat berikan untuk sang kaisar.

Saat ini, Kerajaan Ryujin baru saja menyelesaikan perang mereka dengan hasil yang memuaskan. Berbeda dengan para prajurit yang merasa senang, Ryuu masih haus akan darah. Matanya nyalang menatap sekeliling, berharap masih ada musuh yang bisa ia tebas, tapi sudah tak ada lagi yang tersisa.

"Hei!" panggil Ryuu pada salah satu prajurit. "Kalian yakin sudah menghabisi semuanya?"

"Hai, Taniguchi-sama!"

Mereka yang menjadi prajurit merupakan orang-orang terpilih. Semua prajurit sudah menjalani latihan yang berat. Ryuu membutuhkan prajurit yang siap mati untuk kerajaan. Prajurit Kerajaan Ryujin harus berbicara dengan lantang dan tegas serta memiliki fisik yang kuat. Hal itu juga akan berguna untuk mengintimidasi lawan mereka.

Dari kejauhan terdengar derap kaki kuda. Ryuu menatap ke arah suara dan menunggu orang yang akan datang. Begitu pula yang dilakukan oleh para prajurit, mereka masih tetap waspada.

"Ryuu nii-sama!"

Teriakan nyaring terdengar, bersumber dari arah yang sama dengan derap kaki kuda. Hanya satu orang yang memanggil kaisar dari Kerajaan Ryujin dengan panggilan itu. Rakyat ataupun para penghuni kerajaan tidak pernah ada yang protes, walau mungkin bagi orang luar terdengar tidak sopan.

Ryuu melepas baju zirahnya yang berlumuran darah padahal seluruh tubuh pria itu juga sama, tetapi ia merasa akan lebih bebas tanpa mengenakannya. Kemudian berlari ke arah suara yang memanggil namanya.

"Hikari-chan!" Ryuu langsung melompat ke atas kuda yang ditunggangi oleh Hikari, memeluk tubuh mungil itu tanpa perlu merasa sungkan pada para prajuritnya. "Kenapa lama sekali?" tanya Ryuu sambil mencium pucuk kepala Hikari.

"Akashi-san bilang kalau onii-sama masih belum selesai jadi aku menunggu di tenda. Akimaru-san juga tadi membuat makanan untukku dulu sebelum ke sini," jawab Hikari apa adanya tanpa memikirkan nasib dari dua orang yang ia sebut namanya.

Ryuu semakin mengeratkan pelukannya pada Hikari, sungguh menggemaskan. Pandangan Ryuu beralih pada Akashi dan Akimaru yang berpura-pura saling bicara berdua, entah membahas apa. Susah memang memiliki jendral dan penasihat seperti mereka, seringkali Tachibana bersaudara itu membuat Ryuu kesal.

"Akashi! Akimaru!" panggil Ryuu dengan geraman yang terdengar jelas dari suaranya.

Kedua pemilik nama itu hanya bisa pasrah, menanti hukuman dari sang kaisar. Sebenarnya, Akashi dan Akimaru sudah tahu jika akan dihukum karena menghambat Hikari. Seharusnya, gadis kecil itu langsung mereka antarkan ke tempat kaisar berada setelah peperangan selesai.

Namun, Tachibana bersaudara seringkali merasa kesal pada Ryuu yang membuat mereka berdua harus bolak-balik antara wilayah peperangan dengan tenda tempat Hikari berada. Padahal Ryuu sendiri bisa menjemput Hikari langsung ke tenda, tetapi Kaisar Kerajaan Ryujin itu selalu saja merasa belum puas dengan hasilnya. Ia harus memastikan hingga detik terakhir, tidak ada lagi musuh yang tersisa.

Setiap kali berperang Ryuu memang selalu mengajak Hikari, tidak ingin terlalu lama berpisah dengan gadis kecilnya. Ryuu juga sudah menargetkan waktu yang akan ia habiskan dalam peperangan.

"Onii-sama!"

Ryuu kembali mengalihkan pandangan pada Hikari. Menunggu gadis kecil itu melanjutkan ucapannya. Namun, Hikari lebih memilih membenamkan wajahnya pada dada bidang sang kaisar.

"Baiklah, kita kembali ke istana!" Ryuu memberikan perintah pada seluruh prajuritnya.

~ Jakarta, 25 Desember 2018 ~

Footnote:

*)shinigami = dewa kematian

*) hai = iya/ya, baik

*) -sama = biasanya digunakan untuk menyebut seseorang yang memiliki gelar lebih tinggi atau pada orang yang dikagumi

*) -chan = biasanya digunakan untuk memanggil anak kecil atau gadis remaja, tetapi bisa juga untuk memanggil seseorang yang dekat atau dikasihi

*) -san = panggilan universal, bisa digunakan oleh kalangan tua, muda, laki-laki, perempuan, atau bahkan untuk objek yang bergerak seperti hewan.

*) -kun = biasanya digunakan kepada laki-laki yang sudah akrab

*) onii = kakak (laki-laki)

*) onee = kakak (perempuan)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top