5. Saingan Shuu

Ansatsu Kyoushitsu
by Yūsei Matsui

Kimi ga Suki da [AsaKaru]
by me

Time : sudah SMA
Waktu SMP tidak ada kegiatan "Assasin"

OOC

❗mengandung unsur YAOI❗

.

.

.

Itazura mendekat ke telinga Karma, lalu membisikkan sesuatu. "Aku ingin tubuhmu." Ia menjilat telinga Karma sebelum kembali menjauhkan diri.

Ia membuka kancing seragam Karma, membuat dada bidang Karma terlihat. Lalu memainkan jemarinya seolah sedang menari di atasnya, ia juga memainkan dua benda kenyal di sana. Menciumi leher Karma dan sesekali menjilatnya, bahkan menggigitnya sehingga meninggalkan beberapa bekas di sana-sini.

"Yamete ...," ucap Karma, tapi ia tidak mau menghentikannya. Sekarang posisi Karma di bawah dan Itazura di atasnya.

"Ah, kenapa bibirmu menggoda sekali sih?" Itazura memainkan jemarinya di bibir Karma, rasanya ingin sekali ia melumatnya.

Hap!

Kesempatan, Karma menggigit tangan Itazura, Karma tidak akan membiarkan Itazura bermain sesuka hati dengan tubuhnya.

"Aduh, sakit nih. Kau tidak tau posisimu, ya? Kau sudah kalah, Akabane." Karma berhasil mengigit dua jari, tapi Itazura melebarkan jarak antar jari sehingga membuat mulut Karma terbuka lebih besar dan ia langsung memasukan jarinya lebih dalam ke mulut Karma.

"Sh-siayan ... uhuk!" *sialan

Ia memainkan jemarinya dalam mulut Karma, semakin ke dalam hingga membuat Karma sulit bernapas.

"Sudah kubilang kau tidak bisa melawan." Itazura tersenyum senang di atas penderitaan Karma. Senang atas kemenangan dan kepuasan yang ia dapatkan.

"Uhuk! Uhuk!" Ia mengeluarkan jarinya, membuat Karma terbatuk dan bernapas lega karena tidak ada benda asing lagi dalam mulutnya.

"Ne, Akabane~ aku boleh mencicipinya kan?"

"Enak saja-uhuk!" Karma memalingkan pandangan, muak melihat wajah Itazura yang menyebalkan, lebih menyebalkan dan seenaknya daripada Gakushuu. "Tidak ada yang boleh mencicipinya kecuali ... kecuali ..."

"Kecuali apa, hm?" Karma tidak melanjutkan perkataannya, ia masih tidak tahu siapa yang akan ia izinkan untuk mencium bibirnya.

"Kau mau bilang hanya si ketua OSIS itu yang boleh menciummu, begitu?" Itazura mencengkram dagu Karma dan memaksa agar melihat dirinya.

"Jangan sok tau! Lipan sial itu juga tidak boleh menciumku!

"Hm~ hontou? Tapi aku tidak peduli kau mengizinkannya atau tidak, aku akan tetap ..." Itazura menunda ucapannya dan melanjutkannya di telinga Karma. "mencicipinya." Sekali lagi, ia menjilat telinga Karma.

Sudah lama Karma tidak merasa setakut ini, ia memejamkan mata seolah pasrah dengan apapun yang akan dilakukan musuhnya. Sementara Itazura semakin mendekatkan bibirnya dengan bibir Karma.

Semakin dekat. Dan semakin dekat. Bisa dilihat sekarang Karma gemetaran, jarak mereka hanya sekitar 1cm sekarang.

"KARMA!"

Gakushuu. Ah, akhirnya datang juga penyelamat Karma. Gakushuu segera menarik Itazura agar menjauh dari Karma. Seketika orang-orang yang memegangi Karma pun mundur karena takut dengan Gakushuu.

"Ch, pengganggu sudah datang," kata Itazura menatap malas Gakushuu, sementara Gakushuu menatapnya penuh dengan amarah.

"BERANINYA ... BERANINYA KAU MELAKUKAN ITU PADA KARMA!"

"Memangnya kenapa kalau aku berani? Kau akan mengadukan kami pada guru? Oh, atau pada ayahmu?" Berbeda dengan bawahannya, Itazura sama sekali tidak takut pada Gakushuu, ia malah semakin menantang Gakushuu.

"Silakan, adukan saja kami. Toh kau juga tidak punya bukti, jadi mereka tidak bisa menyalahkan kami."

"TEME-"

"Shuu!" Gakushuu baru mau menghajar Itazura, tapi Karma menahan tangannya.

"Matta ne, Akaba-ah, maksudku Karma-chan~ kita bermain lagi nanti." Itazura menunjukan smirk-nya lalu pergi bersama dengan bawahannya.

Karma melepas tangan Gakushuu, lalu membetulkan seragamnya.

"Mereka keterlaluan! Kau juga, Karma. Harus berapa kali kubilang jangan berkelahi!" Gakushuu membantu Karma mengancingi seragamnya, tapi Karma langsung menepis tangannya.

"Memangnya kau siapa? Kenapa aku harus menurutimu?" ucap Karma, tapi tidak menatap Gakushuu. Ia hanya menatap lantai kotor gedung tak terpakai yang tadi menjadi arena perkelahiannya.

"Tatap aku, Karma." Gakushuu memaksa Karma agar menatapnya, tapi tidak sekasar Itazura. "Kita ini berteman, jadi aku tidak mau kau terluka." Kemudian ia kembali mengancingi seragamnya Karma.

Karma tertegun, tapi disangka ternyata Gakushuu sekhawatir ini, padahal orangtuanya pun hampir tak tahu apa saja yang terjadi pada anaknya ini.

'Untuk sekarang kita hanya teman, tapi nanti ... aku ingin memilikimu seutuhnya, Karma.' kata Gakushuu dalam hati.

"Ayo pulang," ajak Gakushuu disertai uluran tangan. "Ah tidak, lukamu cukup parah, jadi kita ke rumah sakit dulu."

"Tidak mau." Karma menghempas tangan Gakushuu, tidak mau meraih uluran tangannya. "Aku mau pulang." Karma berusaha berdiri sendiri, tapi kakinya masih sakit, untungnya dengan sigap Gakushuu langsung menahan tubuh Karma agar tidak jatuh.

"Aku bisa sendiri-"

"Jangan memaksakan diri, Karma!" Gakushuu sedikit meninggikan suaranya agar Karma menurut dengannya.

Tiba-tiba Gakushuu berjongkok. "Ayo naik," ucapnya.

"He?"

"Aah, osoida yo, Karma." Karma terlalu lama, tinggal naik aja susah. Gakushuu pun langsung menggendongnya secara paksa.

"H-hoi! Turunkan aku, Lipan!" Karma memberontak, tapi Gakushuu tidak mau menurunkannya.

"Sudah diam saja, aku tahu kakimu sakit kan?" Karma tidak menjawab, ia heran kenapa Gakushuu selu tahu tentangnya? Padahal sebelumnya mereka adalah rival, tapi kenapa sekarang jadi sedekat ini?

"Sekarang kita ke rumah sakit, setelah itu baru pulang."

"Tidak mau! Aku bilang aku mau pulang!"

"Tapi Karma-"

"Tidak mau! Aku bilang tidak, ya tidak!" Karma memang keras kepala, Gakushuu hanya menghela napas dan menuruti keinginan Karma.

"Baiklah kita pulang," Gakushuu menjeda sejenak perkataannya. "ke rumahku."

"Apa? Tidak! Aku mau pulang ke rumahku! Kalau kau tidak mau mengantarku, aku bisa sendiri!" Karma memberontak lagi, membuat Gakushuu hampir kehilangan keseimbangan.

"Oi, Karma, jangan begitu!"

"Ya sudah turunkan saja aku!"

"Tidak akan." Karma semakin kesal mendengar jawaban Gakushuu dan lagi-lagi, ia memaksa turun dari gendongan Gakushuu.

"I-iya, Karma, iya. Kita akan ke rumahmu, jadi kau jangan turun, ya."

Jujur, Karma cukup berat, tapi tidak masalah. Apa pun akan Gakushuu lakukan demi Karma. Sekarang Karma diam tak bersuara, ia juga tak memberontak lagi karena sudah tertidur pulas di bahu Gakushuu. Namun, tetap seperti yang Karma inginkan, Gakushuu membawa Karma pulang ke rumahnya dan memanggilkan dokter karena Karma. tidak mau ke rumah sakit.

"Bagaimana keadaannya, Sensei?" tanya Gakushuu pada dokter yang baru saja memeriksa Karma.

"Dia baik-baik saja, kalau masih sakit sebaiknya besok jangan sekolah dulu. Istirahat saja di rumah, ya."

"Yokatta. Arigatou, Sensei."

"Oh iya, mm ... ini hanya saran sih. Sebaiknya kau jangan terlalu kasar jika ingin melakukan itu, apa lagi kalian masih sekolah."

"Eh? M-melakukan apa?" tanya Gakushuu bingung. Ia tidak mengerti apa yang sedang Sensei bicarakan padanya.

"Ya melakukan itu, kalian pasangan, kan? Dan yang di mm ... itu perbuatanmu, kan?"

"Eh? EEHHHHHH?!"

Sekarang dokter sudah pulang, tidak lupa Gakushuu menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Sangat disayangkan yang melakukan itu bukan dirinya-hush! Heh, belom halal! //Plak!

Aku merindu~ Kuyakin kau tahu~ Tanpa batas waktu~
Engkau jauh di mata ... tapi dekat di doa~
Aku merindukanmu~

Ponsel Gakushuu berdering, menandakan ada seseorang yang meneleponnya. Jika nada dering Ren dari sinetron 'Bunyi Ati Uke', maka Gakuat juga tidak mau kalah. Ia menjadikan opening sinetron 'Diiket Chintaq' sebagai nada dering ponselnya.

"Moshi-moshi."

"Moshi-moshi, kau sudah menemukan Akabane-san, Asano-kun?" Ternyata yang meneleponnya adalah Ren. Panjang umur kau Ren, baru di omongin.

"Iya sudah, sekarang aku di rumahnya, aku juga akan menginap di sini."

"Yokatta, mm ... kalau begitu, selamat bersenang-senang."

"H-hoi, apa maks-"

Tutt... Tutt...

Ren memutuskan sambungan telepon secara sepihak, membuat Gakushuu ingin sekali melempar sendal jepit ke wajah Ren.

"Anjing lu-eh, sabar. Orang sabar disayang Karma." Gakushuu mengelus dada, menahan sabar atas kelakuan pemban-ralat-sahabatnya.

"Yosh, sekarang telepon orang, takut fans pada nyariin." Gakushuu mencari nomor telepon rumahnya, lalu menekan tombol 'panggil'.

"Moshi-moshi."

"...."

"Iya, ini aku Shuu. Aku mau memberitahu malam ini aku tidak pulang, aku menginap di rumah pac-temanku."

"...."

"Iya, bilang saja begitu kalau Tou-san pulang." Gakushuu mengakhiri telepon, lalu pergi ke dapur, hendak memasak sesuatu untuk Karma walau memasak bukan keahliannya. Apa lagi selama ini selalu ada maid yang memasak untuknya.

"Sialan!"

Prang!

Pemuda bersurai coklat dan beriris senada dengan rambutnya-sebut saja Itazura-ia menendang kaleng bekas yang menghalangi jalannya.

"Awas kau mm ... Aah! Siapa pun namamu ketua OSIS! Aku a-"

"Namanya Asano Gakushuu, Zura-sama." Seseorang memotong ucapannya dan itu membuatnya semakin kesal.

"Aku tidak peduli siapa namanya, yang penting besok aku mau bermain lagi dengan Karma-chan~" Rasa kesalnya langsung hilang ketika ia mengingat Karma.

"Kalian semua dengarkan! Aku punya tugas baru untuk kalian. Aku ingin kalian mencari tahu apa saja yang Karma-chan suka dan tidak suka. Jangan lupa beri tahu aku jika kalian mengetahui sesuatu."

Oh, Shuu. Sepertinya kau punya rival baru, tapi bukan rival di mata pelajaran, melainkan rival mengambil hati Karma.

"Aku ... di mana?" Karma membuka matanya perlahan, ia memperhatikan sekitar, ternyata Gakushuu memenuhi permintaannya yang ingin di antar ke rumah.

TRANG!

Terdengar suara benda Jadih di lantai satu. Sepertinya kali ini Gakushuu yang berkelahi, tapi bukan dengan manusia, melainkan dengan panci dan alat dapur lainnya.

"Gakushuu? Atau tikus?" Karma turun dari kasurnya, mencari sesuatu yang sekiranya bisa ia gunakan untuk menghajar tikus yang mencuri makanan di rumahnya.

Sementara di dapur, Gakushuu sedang berkomunikasi dengan tutup panci yang ia jatuhkan.

"Ngapain jatoh sih? Kalo Karma bangun gimana? Kalo mau jatoh tuh bilang-bilang, anjing! Eh, lu bukan anjing, anjing! Halah-"

"Moshi-moshi, RSJ. Pasien RSJ yang kabur itu ada di rumah saya, tolong secepatnya kembalikan ke alamnya, soalnya saya gak mau ikutan gila." Karma memotong ucapan Gakushuu, berbicara seolah ia sedang menelepon rumah sakit jiwa dan meledek Gakushuu sebagai pasien rumah sakit jiwa yang kabur.

"K-Karma? Kau sudah bangun? S-sejak kapan kau di situ?" tanya Gakushuu gelagapan. Ia harap Karma tidak melihat tingkah bodohnya saat bicara dan mengomeli tutup panci.

"Hmm ... sejak kapan, ya? Ah, maaf jika aku mengganggu waktu kencanmu dengan tutup panci."

"S-siapa yang kau bilang kencan dengan tutup panci, hah?! Dasar jomblo!"

"Ya kaulah dan kau sendiri juga jomblo, kan? BakaLipan!"

"Makanya ayo pacaran supaya kita gak jomblo lagi."

"H-hah?" Seketika pipi Karma memerah setelah mendengar kata 'pacaran' yang diucapkan Gakushuu. "K-kita ini sesama laki-laki, mana mungkin pacaran dan aku masih normal."

Gakushuu tertawa kecil, lalu berkata, "Memangnya kenapa kalau kita sama-sama laki-laki? Di manga dan anime kan banyak hubungan antar lelaki."

"Baka! I-itu kan cuma cerita." Karma memalingkan wajah, ia tidak mau melihat Gakushuu yang mulai gak normal. Emang kapan Gakushuu normal? //Plak!

Gakushuu menghampiri Karma lalu mengkabedonnya. "Kalau begitu ayo kita suruh mereka membuat cerita kita dalam bentuk manga dan anime."

"O-oi, kau mau apa, Lipan?!"

"Maaf aku terlambat menyelamatkanmu, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu lagi. Dan aku tidak akan membiarkan mereka mencuri first kiss-mu diriku."

"Apa y-mph!" Karma terkejut bukan main, tiba-tiba Gakushuu mencium Karma dan itu tepat di bibir, ia tidak akan membiarkan Itazura mencuri first kiss Karma.

Karma baru mau memberontak, tapi Gakushuu lebih dulu menahan pergerakan Karma dan semakin menghimpit Karma ke dinding. Seketika mata Karma membulat ketika Gakushuu menggesekan dengkulnya dengan milik Karma sehingga Karma sedikit menengang.

Gakushuu menyudahi ciumannya. Terukirlah benang saliva antara mulutnya dan mulut Karma. Gakushuu tersenyum senang, sedangkan Karma menatap kesal pada rivalnya itu. Sambil berusaha mengambil oksigen, Karma berkata, " Keluar..."

"Kar-"

"Aku bilang keluar!"

"Karma, aku t-"

"KELUAR DARI RUMAHKU SEKARANG!"

Gakushuu melangkah keluar, tidak jadi memasak dan tidak jadi menginap di rumah Karma. Sudah ia duga, mencium Karma seperti itu akan membuatnya marah, tapi Gakushuu tidak mau first kiss Karma dicuri, apa lagi oleh orang tak di kenal.

Perasaan Karma kacau, hari ini sangat melelahkan dan itu semua gara-gara anak kucing. Seandainya waktu itu Karma tidak menolong anak kucing, maka ia tidak akan bertemu dengan Itazura. Jika tahu akhirnya seperti ini, apa Karma akan membiarkan anak kucing itu mati teraniaya?

Ditambah lagi Gakushuu yang menciumnya secara tiba-tiba membuatnya terkejut. Sungguh, Karma ingin menceritakan hal ini pada seseorang, tapi siapa?

Jangan tanya orangtuanya yang jarang pulang itu. Nagisa? Beberapa hari ini Karma tidak bisa menghubungi Nagisa, sepertinya dia ganti nomor. Gakushuu? Jelas Gakushuu juga masalah baru bagi Karma. Sekarang ia harus bagaimana?

.

.

.

つづく

Holla minna! Dua minggu ga update yeyyy //plak!

Fuehh minggu depan juga ga bisa update (sepertinya) gomennn TwT
Coba gitu tring! langsung beres semua story end! Yeyy!!

*mana ada yang ke gitu:v

Cukup ngebac0tnya~
Maap kalo ada typo:3
Jan lupa bintangnya, heheq

bonus : (sedikit asupan yekan:3)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top