4. Koneko

Ansatsu Kyoushitsu
by Yūsei Matsui

Kimi ga Suki da [AsaKaru]
by me

Time : sudah SMA
Waktu SMP tidak ada kegiatan "Assasin"

OOC

❗mengandung unsur YAOI❗

.

.

.

"Kasihan sekali, ya."

"Iya, mereka tega sekali. Aku tidak suka laki-laki seperti itu."

"Aku juga."

Bener gadis merasa iba melihat seekor anak kucing yang di siksa oleh sekelompok berandal.

"Meong... Meong..."

Anak kucing itu terus mengeong, tapi 3 siswa kurang kerjaan itu terus saja menyiksanya. Memukuli dan melempari batu kucing tak berdaya itu. Mempermalukan sekolah karena mereka masih mengenakan seragam.

"Apa kalian ini tidak punya kerjaan yang lebih berfaedah?" Seseorang menghentikan aktivitas mereka, dan itu adalah Karma. "Menindas anak kucing yang tak bisa melawan kalian, huh ... beginilah ciri-ciri orang lemah."

"Nani?! Ah, kau Akabane ya?" Salah satu berandal itu menatap remeh Karma.

"Hee~ Apa aku seterkenal itu? Sampai senpai tidak kukenal pun tahu tentang aku."

"Lalu apa maumu, huh?"

"Aku? Aku cuma minta kalian meplepas anak kucing itu. Mudah kan?"

Berandal itu memperlihatkan smirknya, percaya bahwa kemenangan akan berpihak pada mereka. "Baiklah, kami akan melepaskannya, tapi jika kau mau menggantikannya."

"Oh tentu, dengan senang hati aku akan menggantikan kucing itu," Karma menjeda kalimatnya sejenak. "jika kalian bisa mengalahkanku," lanjutnya.

"Kh, memangnya anak kecil sepertimu bisa apa, huh?!" Salah satu berandal itu menyerang Karma, tapi dengan mudah Karma menghindarinya dan menyerang balik.

Duakh

Brukh

Dalam beberapa menit Karma berhasil mengalahkan mereka. "Fuhh ... payah, bahkan aku tidak terluka sedikit pun, pantas saja kalian hanya berani dengan anak kucing."

"A-awas kau, Akabane! Ketua kami tidak akan tinggal diam!"

"Hee~ mau mengadu pada mama ya?" Kini berbalik Karma yang menatap remeh mereka. Pengecut, pecundang, yang hanya berani melawan yang lemah.

"Meong." Kucing iu mengeong lagi, semacam tanda terima kasih mungkin.

"Eh? Kau kucing hilang di poster itu kan?" Yap, kemarin sepulang sekolah Karma melihat selebaran poster tentang kucing yang hilang, dan inilah si kucing hilang itu.

"Shinpaishinai ne neko-chan, aku akan mengantarmu pada pemilikmu." Karma membawa kucing itu ke klinik hewan terdekat lalu mencari pemiliknya.

"Kenapa hiks ... kenapa Kitty-chan belum pulang juga hiks ...." Anak kecil itu terus menangis karena kucingnya yang belum juga pulang sejak seminggu yang lalu.

Ting... Nong...

Sang kakak—sebut saja Chihaba Rikka—membukakan pintu dan meninggalkan adiknya sebentar.

"A-Akabane-san?" kata gadis itu terkejut melihat Karma tiba-tiba bertemu ke rumahnya.

"Yo, Chihaba-san," sapa Karma. "Aku dengar kucingmu hilang dan mm ... ini kucingmu kan?" kata Karma sambil memperlihatkan kucing yang ia temukan tadi.

"Meong." Kucing itu mengeong lagi, sangat lucu di mata Karma karena ia memang menyukai hewan tapi tidak seperti Kurahashi Hinano juga:)

"Onee-Kitty-chan! Akhirnya kau pulang!" Si adik keluar rumah karena mendengar suara kucing kesayangannya.

"I-iya, itu kucing adikku."

"Baguslah aku tidak salah alamat. Oh iya, beberapa orang mengganggunya tadi, tapi jangan khawatir aku sudah membawanya ke klinik hewan, kata dokter kucingmu baik-baik saja." Karma menjelaskan.

Karma merogoh sesuatu di sakunya dan itu adalah sekotak susu stroberi yang biasa ia konsumsi. Kemudian berjongkok, menyamakan tingginya dengan si pemilik kucing. "

Karma merogoh sesuatu di sakunya dan itu adalah sekotak susu stroberi yang biasa ia konsumsi. Kemudian berjongkok, menyamakan tingginya dengan si pemilik kucing. "Untukmu," ucapnya sambil menyodorkan susu stroberi pada anak itu.

Ragu-ragu anak itu menerima susu pemberian Karma. "A-arigatou nii-san."

Karma tersenyum manis, kemudian mengusap kepala anak itu lembut seperti apa yang ayahnya lakukan saat ia masih kecil dulu. "Jaga kucingmu baik-baik, ya."

Kemudian Karma berdiri, lalu berpamitan dan pulang ke rumahnya. Belum pernah Rikka melihat Karma yang seperti ini. Sebelumnya ia mengira Karma hanya seorang 'setan' yang hobinya membolos dan berkelahi, ternyata Karma memiliki sisi baik juga yang jarang ia perlihatkan pada orang lain. Apa Rikka termasuk orang yang beruntung karena bisa melihat Karma yang seperti ini? Tentu ia akan menceritakan hal ini pada teman-temannya di sekolah besok.

Keesokan harinya.

Kantin SMA Kunugi sudah dipenuhi siswa-siswi yang mengantri membeli makan dan minum karena sekarang sudah jam istirahat, tapi ketua OSIS kita tidak di sini. Ia masih di kelasnya, menulis beberapa catatan yang tertinggal karena ia harus mengurus dokumen OSIS sebelumnya.

"Kau bercanda? Tidak mungkin, dia bisa seperti itu?"

"Iya, aku tidak tahu Akabane-san bisa semanis itu!"

"K-kau tidak takut Rikka-chan?"

Yap, beberapa orang siswi sedang membicarakan Karma. Rikka sekelas dengan Gakushuu dan tanpa sengaja Gakushuu mendengar pembicaraan mereka.

"Ano, aku dengar kalian sedang membicarakan Akabane, apa dia mengganggu kalian?" tanya Gakushuu menghampiri gadis-gadis itu.

"Asano-kun? Ah, tidak. Kau tahu kan kucing adikku hilang, dia sampai tidak mau sekolah sebelum kucingnya pulang. Kemarin Akabane-san menemukan kucingku dan mengantarkannya ke rumahku," kata Rikka menjelelaskan.

Gakushuu ber-oh ria lalu pergi ke kelas sebelah, hendak mengajak dua sahabatnya ke kantin.

"Nani?! Karma tidak ada? Dia bolos lagi?" tanya Gakushuu pada Ren.

"Tidak, Akabane-san mengikuti pelajaran sesuai janjinya denganmu, tapi barusan dia pergi dengan beberapa senpai kita," kata Ren menjelaskan.

"Aah, pasti mau berkelahi lagi! Kau tahu mereka pergi kemana?"

"Lah mana saya tahu saya kan bukan ikan:v"

//ga nyambung asw! #stikerWA

Skip skip lanjut ke cerita:v

Tiba-tiba Gakushuu teringat Karma pernah menceritakan di mana saja biasanya dia berkelahi. Ia pun segera mencari Karma ke tempat-tempat yang pernah disebutkan Karma.

"Kemarin kau yang menang, tapi sekarang kami yang akan menang, Akabane Karma."

Berandal penyiksa kucing yang kemarin adalah senpai Karma di Kunugi. Mereka tidak terima kalah dari Karma dan melapor pada Ketua geng mereka.

"Hee~ jadi kalian benar-benar mengadu pada mama ya?" Sekarang Karma semakin merendahkan mereka, kemarin sudah kalah, sekarang mengadu pada bos nya? Benar-benar bukan lawan yang pantas untuk Karma.

"Jadi, siapa bosnya? Ah tunggu, apa bosnya juga lemah seperti kalian?"

"Memangnya bocah sepertimu bisa apa huh?!"

Duakh

Brakh

Lagi-lagi berkelahi. Entah kenapa Karma ini susah sekali menjauh dari yang namanya 'berkelahi'.

"Kemarin bertiga, sekarang berlima pun kalian kalah. Lemah." Kurang dari lima menit Karma berhasil menjatuhkan mereka, tapi kali ini dengan sedikit lebam di bibirnya dan beberapa goresan kecil di jarinya.

"SIALAN KAU!—"

"Berhenti!"

Baru si ketua berandal itu mau menghajar Karma lagi, tapi seseorang berteriak, dan itu Gakushuu. Akhirnya ia menemukan lokasi perkelahian.

"Dilarang berkelahi di sekolah, sebentar lagi jam istirahat habis, kembalilah ke kelas masing-masing!" ucap Gakushuu tegas.

"Tch, kita selesaikan lain kali, Akabane." Ketua berandal itu mengisyaratkan tangannya mengajak—ah atau memerintahkan—bawahannya untuk pergi, tapi sebelum itu ia membisikan sesuatu di telinga Karma lalu pergi.

"Karma! Sudah berapa kali kubilang jangan berkelahi di sekolah!" Gakushuu memperingatkan, entah yang keberapa kali?

"Kau lupa sudah berapa kali aku melanggar peraturan itu? Lagi pula mereka duluan yang menantangku, ya kuterima saja."

"Karma!" Karma baru mau kembali ke kelasnya, tapi tiba-tiba Gakushuu menahan tangannya.

"Nani, bakalipan?!" kata Karma dengan nada yang cukup tinggi dan menatap sebal pada Gakushuu karena tah mengganggu kegiatannya.

"Ikut aku."

"H-hoi ... kita mau kemana?" Tanpa menjawab pertanyaan Karma, Gakushuu terus menarik tangan Karma dan membawanya ke UKS untuk mengobati lebam di bibirnya. Ayolah, itu cuma luka kecil bagi Karma.

"Hoi aku bertanya, bakalipan! Kau tuli ya? Sebentar lagi pelajaran dimulai, kau bilang aku tidak boleh bolos, kenapa kita malah ke UKS?"

"Diam dan duduklah." Gakushuu memaksa Karma duduk di salah satu ranjang UKS, sementara dirinya mencari beberapa peralatan yang bisa ia gunakan untuk mengobati Karma.

"I-itai! Pelan-pelan dong, Lipan! Sakit tahu!"

"Ini sudah pelan, masa segini doang sakit sih?" Karma tidak protes lagi walau sesekali ia meringis kesakitan.

"Selesai." Gakushuu merapikan kotak P3K sementara Karma memperhatikan betapa rapinya balutan plester di tangannya. Lukanya tidak perih sama sama sekali.

"Di sekolah tidak boleh berkelahi apa lagi sampai menimbulkan keributan, apa kau tidak punya hobi lain?" kata Gakushuu.

"Urusai!" Karma berlalu begitu saja, meninggalkan Gakushuu yang terus memandanginya.

"Akan kupastikan kau menurut padaku, Karm–ah ralat, setan manisku."

Sekolah telah usai, hampir semua siswa-siswi Kunugi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Entah kenapa Karma buru-buru sekali, ia tidak menunggu Gakushuu dan langsung berlalu ke luar.

Ren yang melihatnya mengira Karma buru-buru karena ingin menemui Gakushuu, tapi ternyata bukan karena tak lama kemudian Gakuat keluar dari kelasnya dan menanyakan keberadaan Karma pada Ren.

"Eh? Karma sudah pulang?" tanya Gakushuu.

"Iya, aku kira dia bersamamu. Ah, itu di sana!" Dari jendela mereka bisa melihat Karma yang baru keluar dari gedung dan menuju gerbang menghampiri beberapa orang lalu pergi dengan orang-orang itu.

"Tunggu, mereka kan orang yang berkelahi dengan Karma tadi."

"Kau kenal mereka–eh? Kau mau kemana, Asano-kun?"

"Ngejar uke lah:v" Gakushuu berlari menuruni tangga karena kelasnya berada di lantai dua, secepat mungkin ia menyusul Karma karena ingin mencegahnya berkelahi lagi. Tapi sayang saat ia sampai di gerbang, Karma sudah tidak ada.

Sementara itu di tempat Karma, ia dan orang-orang yang mengajaknya tadi berada di gedung tua dekat sekolahnya.

"Kemarin bertiga, tadi siang berlima, sekarang nambah lagi. Sepertinya kalian lemah sekali sampai harus menambah anggota agar bisa mengalahkanku," kata Karma pada berandal-berandal itu. Yap, sekarang musuh Karma ada sekitar 15 orang, ah atau lebih?

"URUSAI!"

Brukh

Duakh

Lima orang menyerang Karma sekaligus, tapi dengan mudah Karma menangkis dan menyerang balik mereka.

"Sialan, kau!" Mereka belum menyerah, sekarang tambah dua orang lagi yang menyerang Karma.

Duakh

"Kena kau, Akabane." Karma lengah dan seseorang berhasil menendangnya dari belakang hingga Karma terjatuh ke depan.

Sekarang Gakushuu sedang mencari Karma, ia sudah ke liling ke tempat-tempat yang mungkinenjadi arena perkelahian tapi Karma masih belum ketemu.

Tutt... tutt...

"Aah! Kenapa tidak bisa di telepon sih? Kau di mana, Karma?" Berkali-kali Gakushuu menelepon Karma, tapi tidak di angkat.

"Oh iya, mungkin di sana!" Gakushuu teringat sesuatu, ada satu tempat yang belum ia datangi. Ia pun segera menuju ke sana.

Kembali ke Karma

Duakh

"Ahk..."

Sayangnya kali ini Karma kalah. Ia menerima cukup banyak luka, luka yang tadi siang diobati Gakushuu pun terasa perih lagi.

Brukh

Mereka menjatuhkan Karma, sekarang posisi Karma terbaring di lantai yang kotor dengan kedua tangan dan kakinya yang dipegang erat agar tidak bisa melawan.

"Bagaimana rasanya kalah, Akabane? Ahahaha!" kata Itazura—pemimpin berandal. Karma tidak menjawab, ia hanya menatap kesal pada lawan-lawannya.

"Apa maumu?" Tanya Karma.

"Apa mauku? Hmm ... Apa ya? Ah, aku  tahu." Itazura mendekatkan ke telinga Karma, lalu membisikkan sesuatu. "Aku ingin tubuhmu."

.

.

.

つづく

Yo, minna! Ogenki desu ka?
Cepet banget uda senin lagi TwT

Hayo Karma mau diapain~~

O iya, Kira mo umumin sesetempe...
Minggu besok kayaknya ga bisa update, soalnya mau selesain project "Bakugou x Name [deadline 6 April]

Jadi Kira mau hiat AsaKaru ini, tapi ga sampe bulan April la,, nanti updatenya gantian sama yang Bakugou.

Pen lanjut oneshot AsaKaru, AsaKaruGisa di lapak sebelah, cerita ori yang A, sama pen buat cerita ori baru, pen buat ff BnHA juga, ff HxH juga pen dilanjut, ff JSHK

Semua aja hembat:v

Oiya, gomen kalo ada typo, baru diketik langsung up, ga periksa lagi
(´༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')

Matta ashita nee~

Kimi ga suki da, Karma-kun!!!!!! ;-;

#11/12/2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top