1. Aku Menyukainya?

Ansatsu Kyoushitsu
by Yūsei Matsui

Kimi ga Suki da [AsaKaru]
by me

Time : sudah SMA
Waktu SMP tidak ada kegiatan "Assasin"

OOC

❗mengandung unsur YAOI❗

.

.

.

Hari menjelang malam dan sebentar lagi waktunya makan malam, tapi Gakushuu masih sibuk dengan teleponnya.

"Rennn! Sayang kau tidak di sini, seharusnya kau melihatnya juga! Aah! Kenapa aku jadi begini?!" ucap Gakushuu girang pada Ren melalui ponselnya.

"Kau kenapa, Asano-kun? Apa yang harus kulihat?" tanya Ren dari sebrang ponsel.

"Karma! Ternyata dia manis sekali jika tidak berulah! Selain itu, aku tidak pernah melihatnya tersenyum seperti itu. Kau harus melihatnya, Ren! Aah, kenapa wajahnya tidak bisa hilang dari kepalaku?!"

"Asano-kun, kau habis terbentur apa? Kenapa kau tiba-tiba memuji setan merah itu?"

"Ahaha ... aku juga tidak tahu kenapa aku terus memikirkannya, bahkan sekarang aku membawanya ke rumah. Oh iya, namanya itu Karma bukan setan merah."

"Nani?! K-kau membawanya ... ke rumahmu?"

"Um! Tadinya aku mau mengantarnya pulang, tapi dia malah ketiduran dan aku tidak tahu di mana rumahnya. Ya sudah aku bawa saja dia ke rumah."

"A-Asano-kun ... kau yakin, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Ren. Oh iya, tadi dia bertanya, kami ini berteman atau tidak? Lalu aku jawab 'tidak', seharusnya aku jawab 'iya'. Wajahnya saat menanyakan itu sangat lucu!" Gakushuu sangat bersemangat menceritakan Karma pada teman baiknya, sementara Ren sangat heran dengan tingkah Gakushuu.

"Arigatou, Gakushuu." Sekilas ia teringat kembali bagaimana ekspresi Karma saat berterima kasih.

"Oh iya, senyumnya saat berterima kasih-Aah! Aku tidak bisa melupakannya!"

"A-ano ... Asano-kun, dengan senang hati aku akan mendengarkan ceritamu, tapi sekarang sudah waktunya makan malam dan keluargaku sudah menunggu."

"Ah, kau benar! Sebaiknya aku membangunkan Karma dan mengajaknya makan malam. Ja matta ne!" Tanpa menunggu ucapan dari Ren, Gakushuu langsung mengakhiri telepon. Kemudian ia berbalik, hendak membangunkan Karma, tapi ia terkejut melihat Karma yang berada tepat di depan pintu.

"Huwaa! K-Karma? Se-sejak kapan kau berdiri di sana, Karma?" tanya Gakushuu gelagapan.

"Baru saja, memang kenapa? Dan apa-apaan ini? Sebuah penculikan, huh? Apa kau sangat mengidolakanku sampai kau menculikku ke rumahmu? Kau bilang mau mengantarku pulang, tapi malah membawaku ke rumahmu."

"A-apa? Aku tidak–siapa yang menculikmu, Karma? Aku memang mau ngantarmu pulang, tapi aku tidak tahu di mana rumahmu dan kau ketiduran, jadi kubawa saja kau kemari."

"Kau, kan, bisa membangunkanku."

"Hei, asal kau tahu, ya. Kau tidur sangat pulas, aku jadi tidak tega membangunkanmu."

"Alasan," ucap Karma. Kemudian ia berlalu meninggalkan Gakushuu, tidak lupa ia juga sudah membawa tasnya.

"Kau mau kemana?" tanya Gakushuu berusaha menyusul Karma.

"Aku mau pulang. Terima kasih sudah menculikku dan jangan khawatir karena aku tidak akan melaporkanya pada polisi atau ayahmu," ucap Karma sambil terus berjalan, tapi Gakushuu berhasil menahan tangannya.

"Tunggu, Karma. Paling tidak makan malamlah di sini, setelah itu akan kusuruh supir mengantarmu, sekalian aku juga ingin tahu rumahmu."

"Tidak usah, aku bisa masak mi instan di rumah."

"Mi instan? Apa selama ini kau selalu makan mi instan? Pantas saja kau kurus. Sekarang makanlah di sini, aku jamin semua makanannya sangat enak. Aku janji, setelah itu aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak udah kau antar pun aku bisa pulang sendiri, Lipan." Lagi-lagi Karma menolak, ia melepas genggaman Gakushuu, tapi Gakushuu tidak menyerah.

"Ini pemaksaan dan kau tidak bisa menolak!" Gakushuu kembali menahan tangan Karma.

"Di sekolah kau memaksaku, lalu menculikku. Sekarang kau memaksaku lagi, apa setelah ini kau akan meracuniku?"

"Sudah kubilang aku tidak menculikmu, Karma. Lagi pula kenapa kau selalu berpikiran buruk tentangku? Apa kau sangat membenciku, huh?"

"Aku tidak membencimu, aku tidak membenci atau menyukai siapa pun. Kan, kau yang membenciku dan kau bilang kita tidak berteman, jadi kenapa aku harus makan di rumah yang bukan temanku?"

"Baiklah mulai sekarang kita berteman! Kau puas?"

Karma menggelengkan kepala, kemudian berkata, "Terima kasih sudah mau berteman denganku, tapi aku tetap tidak mau makan di rumahmu. Aku tidak mau merepotkan teman yang sudah berbaik hati menggendongku dari rooftop sampai ke UKS dan memberiku tumpangan, jadi aku pulang saja."

Karma terus menolak, ia melepas kembali genggaman Gakushuu dan Gakushuu tentu tidak akan menyerah.

"Sudah kubilang ini pemaksaan!"

"H-hoi! Apa-apaan kau, Lipan sialan!" Tiba-tiba Gakushuu menggendong Karma ala bridal style dan membawanya ke ruang makan.

"Lipan! Turunkan aku!" Karma terus memberontak, tapi Gakushuu tidak mau menurunkannya.

"Lipan!"

"Apa? Aku sudah menurunkanmu, kenapa kau masih marah?" Gakushuu sudah menurunkan Karma, menurunkannya di kursi meja makan.

"Sudah kubilang aku mau pulang!"

Grekk

Karma berdiri, tapi Gakushuu kembali memaksanya duduk.

"Aku juga sudah bilang, setelah makan aku janji akan mengantarmu pulang. Jadi duduk dan makanlah dulu."

"Aku bilang tidak mau!"

Brakh!

Karma berdiri dan memukul meja dengan keras, membuat Gakushuu dan beberapa maid yang sedang membawakan makanan terkejut melihat tindakannya.

"Kumohon, Karma. Sekali saja ... ayahku jarang di rumah dan aku tahu kau juga pasti tahu rasanya, kan?" Kali ini Gakushuu memohon dengan lembut, bukan memaksa Karma seperti sebelumnya.

"Cih." Karma memalingkan wajah dan kembali duduk di kursinya. "Hanya malam ini aku mau makan denganmu," kata Karma yang masih memalingkan wajah.

"Arigatou, Karma."

#SkipTime

Saat ini Gakushuu dan Karma sedang menuju rumah Karma, dan kali ini Karma tidak ketiduran karena ia harus memberitahu alamatnya, tapi hanya itu perbincangan mereka, setelah itu hanya ada keheningan sama seperti saat makan malam tadi.

"Berhenti di depan, rumah bercat putih yang pagarnya warna biru itu rumahku," kata Karma sambil menunjuk rumah seperti yang ciri-cirinya ia sebutkan tadi. Mereka pun berhenti tepat di depan rumah itu dan Karma turun dari mobil.

"Arigatou," ucap Karma sambil membungkuk, setelah itu ia masuk ke rumahnya.

Setelah memastikan Karma masuk ke dalam rumah, barulah Gakushuu kembali ke kediamannya.

#rumah Karma

Sesampainya di rumah, Karma langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Kemudian ia berbaring di kasurnya yang empuk, memikirkan kenapa Gakushuu sangat baik hari ini? Padahal seblumnya tak pernah sekali pun Gakushuu memedulikannya.

"Daripada memikirkannya, lebih baik aku mengerjakan PR," ucapnya. Kemudian ia berdiri, tapi tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia baru ingat, seharian ini ia memang belum meminum obat anemianya.

Karma berjalan perlahan menuju dapur yang letaknya ada di lantai satu, hendak mencari obat anemianya. Tapi sayang, obatnya sudah habis dari kemarin malam dan ia lupa membelinya hari ini.

"Sial, aku lupa obatnya sudah habis. Besok aku harus ke apotek," ucapnya. Kemudian Karma kembali ke kamarnya dan beristirahat, tidak jadi mengerjakan PR-nya, toh besok juga hari libur.

#keesokan harinya, di rumah Gakushuu

Sekarang hari minggu dan Gakushuu mengundang Ren ke rumahnya agar ia bisa menceritakan apa saja yang terjadi kemarin.

"Dia kena anemia? Sejak kapan? Seingatku, saat SMP dia tidak apa-apa," ucap Ren menanggapi cerita Gakushuu.

"Aku juga tidak tahu, tapi entah kenapa aku jadi mengkhawatirkannya. Orangtuanya hampir tak pernah pulang, bahkan saat natal dan tahun baru pun kadang tidak pulang."

"Kau tahu dari mana?"

"Media sosialnya, postingan terakhirnya dua tahun lalu saat natal sekaligus hari ulang tahunnya, dia memposting foto pesta ulang tahunnya bersama teman-temannya di kelas E. Dia bilang itu adalah hari ulang tahun terbaiknya." Gakushuu sangat semangat menceritakan apa saja yang ia lakukan semalam. Ia hampir begadang karena memantau akun sosial media Karma.

"Oh iya, katanya teman-temannya membawakan kue stroberi dan kembang api. Sekarang sudah masuk bulan Desember, berarti sebentar lagi Karma ulang tahun. Apa aku harus memberinya kue stroberi dan kembang api juga? Ah, tidak. Bisa-bisa dia mengira aku meniru teman-temannya. Huwaaa! Apa yang harus kuberikan, Ren? APA?!"

"A-Asano-kun, tenanglah ... dan jangan menggoyangkanku seperti ini," protes Ren saat Gakushuu menggoyang tubuhnya karena saking bingungnya akan memberi hadiah apa pada Karma nanti.

"Gomen gomen, sepertinya aku terlalu bersemangat."

Ren geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya. "Sepertinya aku tahu apa yang terjadi padamu, Asano-kun."

"Apa maksudmu? Sudah kubilang aku baik-baik saja, Karma yang punya anemia, bukan aku."

"Kau memang tidak kena anemia, tapi kau kena penyakit cintah," kata Ren sambil menertawai Gakushuu.

"Apa-apaan itu, mana ada nama penyakit yang seperti itu."

"Tentu ada, buktinya kaulah pasiennya dan Akabane yang akan menjadi dokternya," ucap Ren lagi yang masih menertawai Gakushuu. "Kau Asano Gakushuu jatuh cinta dengan Akabane Karma," lanjutnya yang masih disertai tawa.

"Aku? Aku mencintai Karma? Benarkah?" tanya Gakushuu pada dirinya sendiri. Ia menimang-nimang perkataan Ren, apa benar dirinya jatuh cinta dengan saingan terberatnya itu?

Ren mengangguk, menjawab pertanyaan yang Gakushuu ajukan pada dirinya sendiri. "Sebelumnya kau sangat membencinya, mendengar apa lagi menyebut namanya saja kau tidak mau, memangnya apa yang dia lakukan sampai kau tiba-tiba menyukainya begini, Asano-kun?"

Gakushuu berhenti berpikir, mungkin dirinya memang menyukai Karma seperti apa yang Ren bilang. "Itu, kan, dulu. Dulu dan sekarang itu beda, kau tidak melihatnya sih. Ternyata Karma punya senyum yang seindah itu, wajahnya juga manis. Aku yakin jika kau melihatnya kau juga akan jatuh cinta dengannya," ucap Gakushuu sambil mengingat kembali saat pertama kali ia melihat ekspresi Karma yang langka.

"Benarkah? Tapi aku tidak mau jadi sainganmu, mengejar nilaimu di sekolah saja sulit, apa lagi merebut hatinya darimu."

"Baguslah kalua kau tidak mau."

"Apa? Jadi kau benar-benar menyukainya? Aku jadi penasaran seperti apa senyum manisnya yang kau banggakan itu?"

"Tidak boleh, Karma tidak boleh menunjukkan senyum manisnya pada sembarangan orang, hanya aku yang beh melihatnya."

"Eh? Memang kau siapanya sampai bisa melarangnya seperti itu?"

"Aku? A-aku ... tentu saja aku temannya! Dan kau bukan temannya, jadi aku bisa memintanya untuk tidak tersenyum di depanmu."

Ren semakin tertawa minat tingkah sahabatnya, ini pertama kalinya Gakushuu jatuh cinta. Padahal Gakushuu selalu menolak siswa-siswi yang mengajaknya berkencan atau sekedar mmengobrol.

.

.

.

つづく

Hola mina🖐🏻
Kira up lagi yey^^
Gomen jika typo bertebaran, semoga cerita ini bisa sampe end

Dah masuk akhir Desember aja, part ultah Karma ga bakal ke post bulan Desember;-; HIKSROT 🤧

Ja nee~

#21-12-2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top