60. Will of Jade
"Jadi begitulah" kau menutup kalimat, tanpa ada pertimbangan lagi, Yuichirou sudah menatapmu penuh harap.
Jiwa kakak Muichirou itu selalu berada di sekitar Muichirou, dia hanya muncul di waktu-waktu genting untuk adiknya.
Itu tidak lah aneh, Yuichirou sendiri masuk dalam kategori seorang Shinki. Dia mengakui dia memiliki penyesalan pada Muichirou khususnya.
Dia meninggal dengan tidak wajar itu benar, Oni membunuhnya, dan meninggalkan rasa traumatis yang mendalam, ditambah dengan penyesalannya, membuat Yuichiro semakin tidak bisa menyebrang ke dunia selanjutnya, namun sayangnya Muichirou bukan jiwa yang benar-benar bersih ingatannya.
Dia selalu berada disekitar Muichirou, dan dilihat dari kondisinya, energi yang tersisa dari eksistensi Yuichirou sudah hampir lenyap. Sulit sekali untuk mereka yang telah tiada untuk berada di dunia ini selamanya.
"Kau harus mengerti konsekuensinya, kau mungkin akan kehilangan ingatan total, tentang Muichirou, keluarga mu semuanya " kembali kau memperingatkan.
"TIDAK APA-APA! SUDAH KUBILANG TIDAK APA-APA! AKU INGIN MENYELAMATKAN ADIKKU" Yuichirou memaksa.
"Jika kau bisa melihat kami, kau harusnya juga sudah tahu kan, bagaimana kami yang tak bisa pergi ke akhirat menjalani hidup disini?" Sendu, ia memulai.
"Setahun lebih sudah aku meninggalkan dunia ini, sulit sekali menjaga kesadaranku, sulit untuk menjaga diri dari para Ayakashi, semakin dekat waktuku, semakin tidak bisa kuterima kenyataan kalau Muichirou hidup mempertaruhkan nyawa seperti ini, aku ingin terus mengawasinya, aku ingin terus melindunginya! tapi aku tidak bisa-"
"Karna aku sudah tiada! (Name)-sama! Dia harus menjalani hari-hari seperti neraka, hingga satu-satu nya pilihan yang Muichirou miliki adalah melupakan kami, melupakan Tou-san, Kaa-san, aku, dia harus melupakan keluarganya sendiri!" air mata berderaian dari mata Yuichiro.
"Setiap hari saya berharap agar dia berhenti dan menjalani hidup yang biasa-biasa saja, jauh dari para Oni dan segala mara bahaya, karna saya adalah kakaknya"
Bocah yang badannya lebih kecil dari Muichirou karna dia berhenti tumbuh setelah kematiannya itu duduk bersimpuh.
Ia adalah jiwa yang sangat menginginkan kesempatan kedua.
"Saya ingin melindungi adik saya, maka dari itu kumohon, izinkan saya menjadi pedang untuk anda, biarkan saya melakukan apa yang harusnya saya lakukan sebagai seorang saudara tertuanya"
Yuichirou bersujud di hadapanmu.
"Setelah menjadi Shinki ku, kau akan melupakan semua tentang Muichirou, meskipun begitu apa kau akan tetap menolongnya?"tanya mu sekali lagi.
"Saya tidak akan merubah tekad saya" ucap Yuichirou, dengan suara terpendam tanah.
"(Name)-sama, jika saya melupakan siapa itu Muichirou, tekad ini akan saya serahkan kepada anda, tidak sedikit pun saya merasa ketakutan"
Sinar seterang matahari berdiri diantara dirimu dan Yuichirou, kau menulis sebuah huruf kuno.
"Wahai engkau jiwa yang tak memiliki arah dan tujuan-" di tengah jalan kau berhenti sejenak mempertimbangkan namanya.
Amaterasu mengambil akhiran "Ko" untuk diberikan kepada para Shinkinya. Lantas apakah engkau yang saat ini dipercayakan segel miliknya akan memilih hal yang sama?
" (Name)-sama, kau mungkin tak menyadarinya, kalau adikku itu jatuh cinta pada anda"ucap Yuichirou di tengah upacara kontrak kalian.
Ujung jarimu bercahaya, menghapus kembali Ko, dalam konsonan namanya,
"Dengan ini aku akan memberimu nama pasca kematian, dan kau akan tinggal disisiku sebagai pelayanku, ingatlah namaku, aku penguasa Takamagahara, namaku Amaterasu Oomigami"
Untuk terakhirnya kau menatap Yuichirou.
Itu adalah perpisahan selamanya...
"Nama mu adalah Yuichi, nama harta suci ku adalah Toki, kemari dan penuhi panggilanku, Tokito!"
Seluruh tubuh Yuichirou bersinar, dalan sekejap berpindah menyelimuti tangan kanan mu. Silau nya menembus malam, seperti sebuah nuklir yang dijatuhkan di jantung hutan.
Kau sempoyongan, terengah napasmu tersengal-sengal, seperti ada informasi panjang yang tiba-tiba dipaksa masuk secara cepat.
Itu adalah kenangan Yuichirou dari masa lalu, kau melihatnya dilahirkan, tumbuh di era yang keras, bertahan hidup, kehilangan orang tua, bagaimana ia terbunuh dan membusuk di rumah ini lalu bagaimana ia harus merasa putus asa akan Muichirou.
"UWEEEKKK!!!!"
Merasa asing dengan seluruh informasi mengerikan itu kau terpaksa memuntahkan isi perutmu di bawah pohon.
Jemarimu meremas pangkal hidung.
"Parah sekali..." Desahmu masih belum juga terbiasa.
"Apa kau baik-baik saja?" Datang suara yang terdengar langsung dari kepalamu.
Bukan hal yang baru tentu saja, kau pernah menggunakan Himeko yang mana adalah Harta Suci Amaterasu di eramu.
Kontrak kalian berhasil di jalin.
"Dimana?" Mengetahui kontrak telah berhasil, kau mencari dimana harta sucimu, si Tokito itu.
"Dimana? Pedangnya dimana?" Ujarmu meraba-raba tanah, curiga benda itu tertimbun dedaunan kering.
"Oi? Apa kau tidak bisa lihat? Aku ada disini! Aku sudah ada di lengan kanan mu" oloknya kasar.
Menyadari memang ada yang aneh dengan lengan kanan mu, kau menoleh, menemukan sebuah gelang giok hijau yang indah sudah melingkar di pergelangan tangan.
"Akhirnya kau melihatku"
"H-HAHHHH!!" jeritmu.
.
.
.
"Ayolah, apa kau bodoh? Tidak semua Shinki menjadi senjata bukan? Beberapa bisa menjadi hewan, bahkan aksesoris"
"Adghhh! Apa kau mengerti keadaannya dasar dungu! Setelah ini ada pertempuran yang harus kita menangkan"
Kalian bersiteru sengit, kau merasa sikap Yuichirou jadi lebih kasar dari sebelumnya. Seperti asumsi mu ia tidak mengingat apapun kecuali dia yang telah menjadi Harta Suci mu.
"Apa itu urusanku?"
"ADUH!" lenguhmu.
"Toki kau pasti sedang berpikiran buruk tentang ku kan! Mengaku saja! Kau baru saja menjadi Harta Suci ku tapi kau sudah menyengat ku seperti itu" omelmu, merasa kesakitan di permukaan kulit.
Rasanya seperti tiba tiba di tusuk oleh jarum suntik dan ditarik kasar.
"Tch!" Kau bisa merasakan Yuichirou berbalik badan tak peduli di dalam dirimu.
"Bisa-bisanya kau bicara omong kosong tentang tekad menyelamatkan Muichirou, tapi belum ada 10 menit kau sudah acuh? "
"Mui-"
"Muichirou "
Kali ini dadamu terasa nyeri disertai pandangan yang kabur.
"Aneh sekali, (Name)-sama, aku baru mendengar nama itu, tapi darahku rasanya sudah mendidih" dirinya mengaku.
Kau meremas tanganmu.
"SIAL!" umpatmu meninju pohon yang menjulang begitu tinggi.
"Kalau begini harusnya aku membawa Hiiro bersamaku" sambungmu.
Ini semua sepenuhnya kesalahan mu, satu-satunya pelayan Amaterasu yang mengakui mu adalah Himeko, jadi kau juga baru tau bawah jiwa yang menjadi Shinki tidak melulu memiliki potensi bertarung.
Hanya karna Himeko memiliki wujud great sword, kau menilai sama rata semua roh yang menjadi Shinki.
KLATAK!!
BUMMMMM!
Dikejutkan oleh suara pohon yang jatuh, burung-burung berterbangan ketakutan. Kau mendongak tersadar dari lamunanmu.
"Oii! Lihat itu"
"Pohonnya-"
"Toki! Kita masih memiliki kesempatan!"
.
.
.
"Kau sudah datang? Apa kau sudah siap menyerahkan segel nya?" sambut Tsubaki.
Kau menemukannya berkat mengikuti jalan yang memiliki benang merah.
"Tsubaki, kau hanya memberiku dua pilihan, tapi aku akan menambah satu lagi"
Sepoi angin menyapu Surai kalian yang berkilauan dimandikan sinar rembulan.
"Hm? Apa itu?"
"INI!"
Kau meremas benang Tsubaki.
Tash!!!
Dan memutusnya dengan mudah, gadis itu melambai kan tangannya, disusul oleh semakin banyak benang yang siap melubangi tubuhmu.
Berlarian kesana kemari, kau menangkap satu demi satu benang itu. Tau bahwa Tsubaki sengaja membuat mu mengejar benang benang itu,karna kau tau ia ingin melihatmu mengejarnya dengan bodoh, seperti menari atas keinginannya.
Namun yang tidak Tsubaki tau adalah setelah benang terakhir, kau menariknya bersamaan. Mengejutkan gadis itu dengan ketidak siap an.
Melemparnya tinggi ke udara, membanting benang miliknya turun, dia sudah bersimpuh di hadapan mu.
"Toki!"
Bogeman mentah di daratkan di wajah bertutul kertas Tsubaki.
"Berakhir sudah Tsubaki! Terima kekalahan mu"
BAMMMM!
To Be Continue~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top