55. Breeding

Kau memperhatikan ikan mas peliharaan Shinobu dengan tatapan kosong, Menyebarkan serbuk makanan ikan-ikan itu seperti sedang membaca mantra kutukan.

Agar kau juga menjadi ikan, seperti mereka yang hanya berenang lalu menemukan batasan kaca dan balik berenang ke arah yang berlawanan, naik turun, berputar, sampai mati.
Tidak memiliki tanggung jawab untuk melawan para Oni, apalagi menikahi para Hashira.

"Hashira... "

"Hashira yah... "

.

.

"Anak-anak ku semuanya, Giyuu, Sanemi, Gyomei, Muichiro, besar harapanku kepada kalian untuk bisa menarik perhatian (Name)-sama dan mendapat berkatnya"

"Mitsuri, Obanai dan Shinobu, kalian juga boleh berkontrobusi untuk menarik perhatiannya"

"Oyakata-sama! Saya-"

"Aku mengerti kau akan jadi orang pertama yang menolak ide ini Sanemi, tapi diberkati seorang dewi itu sebuah keharusan, lebih-lebih diberikan kesempatan untuk menggunakan napas Matahari  adalah sebuah keharusan"

"Tsugukuni Yoriichi, adalah pria yang telah memberikan luka abadi pada Muzan, yang tak bisa ia hilangkan sampai kapanpun dan berkatnya Muzan selalu bersembunyi ketakutan, sambil terus mengumpulkan bawahan, lalu membiarkan bawahannya menghancurkan Kisatsutai"

"Kita semua adalah calon-calon pewaris napas Matahari, kita semua lah yang menjadi ketakutan nya karna dia tau, suatu saat akan ada dari kita yang benar-benar bisa memenggal kepalanya "

"Oyakata-sama! Saya masih tidak mengerti, lima ratus tahu yang lalu salah satu dari kami berhasil menemukan Kibutsuji Muzan dan hampir menghabisi nya setelah itu selama ratusan tahun Kisatsutai telah berdiri, namun tidak pernah lagi menemukan Kibutsuji Muzan atau bahkan  antek-antek nya para Kizuki, apa kah anda benar-benar berpikir Iblis pengecut itu akan benar-benar keluar dari persembunyian nya di era kami? " Sanemi bicara dengan sopan, namun Kagaya mengerti dan mengenalnya dengan baik, dia sedang mati-matian menolak rencana Kagaya.

"Kibutsuji adalah seorang pecundang dari masa lalu, dia begitu ketakutan akan segala kemungkinan di akhirinya era kekuasaannya, ada dua hal yang ditakuti oleh Kibutsuji "
Jari Kagaya berdiri.

"Yoriichi Tsugukuni" namun Kagaya tak lekas menunjukkan jari keduanya.

"Dan (Full Name) " satu jari itu malah menunjukmu, yang nampaknya masih linglung.

"Kibutsuji ketakutan pada Matahari, dia menghabiskan seumur hidupnya untuk menemukan cara agar bisa menaklukkan Matahari, demi mencegahnya leluhur ku melakukan segala cara, entah itu mendahului Kibutsuji atau menipunya "

"Namun Iblis tidak pernah tidur, mereka adalah orang mati yang tak butuh terlelap lagi, mereka selalu memiliki banyak waktu untuk mencari tahu, jadi leluhur ku memberikannya informasi palsu"

"Yakni jika ia menemukan Higanbana bewarna biru terang, dan mengkonsumsi nya dia akan menaklukkan Matahari "

Seluruh Hashira menunjukkan ekspresi terkejut mereka, bagaimana tidak, setelah mengetahui di dunia ini ada yang bisa membuat Muzan kenal terhadap matahari?

Kau tidak akan melupakan bagaimana senyuman licik Kagaya merekah, membuat pria yang mengabdikan diri untuk menebas oni itu terlihat seperti penjahat sebenarnya dalam kisah ini.

"Apa dia bisa melakukan itu? "

"Tentu saja itu bohong, leluhur ku bahkan tidak tau, apakah Ini benar-benar bisa bertahan di bawah sinar matahari atau tidak"

"Namun sekarang kita semua telah melihatnya, fenomen yang terjadi pada Kamado Nezuko-san adalah keajaiban dan keajaiban tidak datang dari tumbuh-tumbuhan" Kagaya memotong kalimatnya,  kedua netra yang tak lagi dapat menangkap penglihatan itu mengedarkan pandangannya sambil tersenyum beliau berkata.

"Keajaiban itu datangnya dari manusia"

"Kibutsuji Muzan dulunya seorang manusia, dia menggunakan keajaiban untuk menjadi Oni, (Name) -sama juga seorang manusia tulen, namun dia diberkahi keajaiban untuk menjadi dewa"

"Dan kalian semua adalah anak-anak ku yang berharga, kalian berlatih keras dan keajaiban menuntun kalian berada di posisi ini, aku mencintai kalian semua yang lahir dari keajaiban itu"

"Dan sekarang kita sudah bisa memastikan, bahwasanya Keajaiban yang Kamado Nezuko dapatkan adalah keajaiban yang datang dari (Name)-sama"

"Sanemi, aku paling mengerti sebesar apa kebencianmu pada Oni, bagaimana kemarahan kalian pada mereka hingga kalian semua mendedikasikan kehidupan kalian untuk memburu Muzan lalu lupa kalau kalian masih hidup "

"Kalian masih hidup untuk melakukan hal-hal yang kalian inginkan, dan menikah adalah salah satunya"

"Rasanya memalukan jika hanya aku seorang yang mendapat kesempatan untuk menikah dan memiliki keturunan"

"Tidak! Oyakata-sama! Itu tidak benar, anda menikah untuk menjamin kelangsungan Kisatsutai dengan mendapat keturunan, dan anda telah melakukan tugas anda dengan baik" Giyuu tak rela jika tuannya menganggap posisi serta tindakannya salah.

"Terimakasih Giyuu, tapi istri ku bukanlah tempat pembuahan semata, dan anak-anak ku bukan lah semata-mata penerus, mereka adalah keluarga ku yang berharga,  bukankah begitu (Name)-sama?" Kagaya memberi kurva misterius dan Amane meniti kan air mata, di dalam manik segelap obsidian itu, muncul setitik cahaya.

"Kalian juga adalah anak-anak yang kucintai, dan aku bukanlah orang tua yang akan menutup mata pada kebahagiaan anak-anak nya, sama seperti ku kalian berhak bahagia, dan jika kalian tidak keberatan serta jika kalian tidak memiliki tambatan hati, tolong cintai lah (Name)-sama "

 
"Kehadiran (Name)-sama adalah takdir, aku yakin tidak hanya keluar dari persembunyian nya, tapi Muzan akan mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya untuk moment ini, sama seperti para leluhur kami (Name)-sama adalah seseorang yang kami, aku dan Kibutsuji tunggu"

 
"Ia adalah pertanda besar, kehadiran nya mempertemukan kita pada Kizuki tingkat atas, dimana dia berpijak disana tanah akan dinodai darah"

"Aku akan segera meninggalkan kehidupan ini, namun Kiriya akan menjadi penerus ku, dia mungkin akan jadi yang terakhir, karna aku yakin meskipun akan pergi, era kalian akan terjadi pertempuran besar"

"Dan kita telah mendapatkan pertanda besar itu" entah mengapa, kau merasa seluruh tubuh mu menegang, tatkala manik abu-abu milik Kagaya seolah terpatri melihat sosokmu yang masih duduk di sampingnya dengan tatapan penuh arti.

"Ini permintaan terakhirku pada kalian semua, aku ingin seorang anak yang lahir dari garis keturunan (Name)-sama dan Kisatsutai, bahkan jika kita semua dihabisi, anak itu akan menjadi mimpi buruk Kibutsuji lalu pada akhirnya dia akan melakukan hal yang tak bisa di akhiri Tsugukuni Yoriichi "

"Ah... "

"Oyakata-sama, anda benar-benar seorang yang dermawan, saya merasa sedih setiap kali saya memikirkan saya tidak bisa membalas seluruh kebaikan anda"

"Saya akan patuh pada segala permintaan anda" Gyomei memutar tasbih nya, pria besar itu sudah menangis.

"T-tunggu sebentar! "

"Apa yang sebenar nya kalian bicarakan? Apa tadi? Menikah?" kau bangun dari ketidaksadaran mu.

Tiba-tiba mencengkram kerah haori Ubuyashiki Kagaya, dengan tatapan berkilat dan suara menggelegar.

"Siapa yang akan melahirkan anak? Aku? Kau pikir aku ini alat inkubasi? HAH!? "

"Hentikan wanita itu! Dia akan membunuh Oyakata-sama" Obanai mengomandoi.

"Cukup! Sudahi permainan ini, Kagaya! Bukankah sudah ku katakan berkali-kali, meskipun aku harus melahirkan anak haram atau bahkan menjadi pelacur sekalipun dan tidur dengan banyak orang, hanya anak ku saja" otot muncul di permukaan tanganmu.

Kau seolah bisa membunuh Kagaya dengan tatapan itu.

"HENTIKAN! "

"Seseorang pisahkan wanita itu dari Oyakata-sama!"

"Ochichiue"

"Kagaya -sama"

"M-mereka tidak bisa dipisahkan! " Mitsuri terus menarik, tanganmu.

"(Name)! Lepaskan tanganmu dari Oyakata-sama! Kau bisa membunuhnya" ujar gadis bersurai Sakura itu.

"Oi! Oi! Oi! Kau sebaiknya segera melepaskan tangan kotormu dari Oyakata-sama" Sanemi sudah memposisikan mata pedangnya di leher jenjang mu.

Kau mendongak, menatapnya tak kalah tajam.

"Ah benar juga! Kau-" sedetik kemudian kau melompat ke pelukan Sanemi.

Pria yang memiliki Hashira itu tidak pernah mengendurkan siaganya, jadi dia reflek menganggapmu ancaman dan menusuk pedangnya hingga menembus bahumu.

"(NAME)! " Jerit Muichirou.

"Lepas! Bodoh! Kenapa kau-" lilitan mu makin kuat, mencekik lehernya.

"(Name)-sama cough! Cough!" melihat tuannya yang begitu mengkhawatirkan keselamatan sang dewi yang telah di nanti leluhurnya selama berabad-abad, daripada dirinya sendiri, tentu saja Sanemi tidak bisa menggerakkan pedangnya dan memotong tangan mu.
Ia menjatuhkan diri bersamamu di atasnya.

"Aku tidak akan... " kedua tanganmu mencekik Sanemi

"Aku tidak akan membiarkan kau jadi ayah dari anak-anak ku, aku tidak akan meminjamkan rahim ku pada orang-orang yang tidak bisa mencintainya kelak" urat-urat jadi itu muncul di permukaan sekuat matamu.

"Tidak akan pernah membuat hidup anakku seperti neraka" kau menggeram.

"Dan aku akan melindunginya dengan cara apapun, meskipun jika aku harus membuat dunia ini menjadi lautan api-"

"(Name)! Hentikan ini"

"Hentikan ini, aku yang akan melakukannya! Aku yang akan mencintai anak-anakmu, aku berjanji akan melakukannya" dari belakang Muichirou yang sudah membuang pedangnya entah kemana, memeluk perutmu erat.

"A-aku juga! Aku akan menjadi bibi yang baik untuk mereka semua, Kochou-san juga ayo ucapkan sesuatu! " rengek Mitsuri memeluk tanganmu.

"Aku juga? " timpal Shinobu.

Ia bergerak diam-diam di belakang mu, menusukkan jarum suntik di lehermu.
Kau kehilangan kekuatan serta kesadaran mu, pelan-pelan, kantuk menyerangmu.
Kau bisa mendengar bisikan Shinobu.

"Ayo bertukar kue Sasamochi di masa depan sambil melihat anak-anak kita menjalani hidup yang bahagia" .

.
.
.

"Dan begitulah ceritanya bagaimana aku menjadi tahanan rumah, kediaman kupu-kupu" Kau menenggelamkan kepala mu di kuncup kepala Nezuko.

Tanjirou memandang mu sedih.

"Tanjirou, aku memang tidak berencana untuk menetap apalagi di sukai di era ini, tidak terbesit dari kepalaku untuk menikahi seseorang dari era ini" kau mendongak, menatap langit biru nya langit Taishou.

Begitu jernih, namun begitu asing. Berbagai macam penolakan yang ditujukan padamu, melukai perasaan mu.

Dewi namun bukan Dewi, bagaimana cara menjelaskan hal ini? Semua orang di era ini membuatmu merasa tak nyaman. Membuatmu merasa di kucilkan, rasanya menjadi bagian dari orang-orang apatis di era mu rasanya lebih baik daripada singgah di sini.

"Ini bukan eraku, aku tidak punya hak meninggalkan bekas di era ini"

"Tanjirou,mungkin-"

"Apa sebaiknya mungkin aku menghilang saja yah? "

"TOLONG JANGAN KATAKAN HAL SEPERTI ITU! " Kamado Tanjirou langsung menyentak mu.
Pria itu dihadapkan oleh tatapan mata mu yang berkaca-kaca, dan langsung merasa bersalah.
Kedua tangan kasar miliknya langsung menyambar tanganmu, bagaimana ia mengenggam mu menjalar begitu hangat.

Meskipun permukaan tangannya begitu kasar, khas para Pendekar pedang.

"M-maaf! Aku tidak bermaksud menakut-nakuti mu, atau membentak mu"

"Tidak apa-apa, aku hanya terkejut Tanjirou tiba-tiba marah begitu" akumu.

"Marah? Aku" tanyanya memastikan.

Kau mengangguk pelan, apa yang penglihatan mu tangkap adalah ekspresi marah miliknya, Tanjirou sangat jarang sekali terlihat marah, ia lebih banyak tersenyum dan benar-benar anak yang polos.

Tapi ketika ia marah, ekspresi nya akan terukir abadi di dalam ingatan.
Alis pria itu bertautan, bahkan dirinya sendiri tak sadar dia sedang marah. Tapi mengapa ia harus marah? (Name) didepannya tidak membunuh atau mengambil hal orang lain seperti yang dilakukan para Oni bukan?.

"Tolong jangan mengatakan hal yang menyedihkan seperti itu, kau adalah penyelamat Nezuko, aku berhutang sangat besar kepadamu (Name)-san" genggaman Tanjirou turun, hingga ke atas pahamu.

"Nezuko, adalah satu-satunya keluarga ku yang tersisa, aku masih di beri keberuntungan yang sangat besar, karna bisa berjuang untuk Nezuko, namun tak semua orang bisa seberuntung diriku, ku dengar banyak sekali anggota Kisatsutai yang kehilangan orang-orang tersayang mereka, seperti Shinobu-san, aku mungkin juga akan jatuh dalam jurang keputus asaan dan menyalahkan diriku selamanya jika Nezuko terbakar Mentari hari itu" tatapan Tanjirou berubah menjadi sendu.

Kesedihannya menyayat hatimu begitu dalam, begitu menyakitkan.

"Tapi aku tidak melakukan apapun Tanjiro, aku tidak mengingat metode seperti apa yang kulakukan untuk melindungi Nezuko-chan, kalian semua mungkin salah paham dan terlalu menaruh harapan kepadaku" sesengguk lolos dari bibirmu.

Slama ini kau bisa mengabaikan semuanya, bersikap apatis adalah metode paling manjur untuk bertahan hidup menghadapi kejamnya dunia, di era mu, dan itu berhasil. Mau merasa sah-sah saja jika kau tidak peduli dengan sekitar.

Kau bukan Tanjirou, kau bukan malaikat, kau bahkan tak memiliki ayah atau ibu untuk menemani masa-masa pertumbuhan dan masa-masa keemas an seorang anak.
Kau mengenal moral, sekenanya saja bahkan jika boleh jujur, jika kau tidak bertemu Amaterasu dan menjadi dewa lalu tumbuh dewasa begitu saja, kau mungkin akan menjadi orang dewasa yang busuk.

Melakukan apapun untuk hidup.

Itu semua bisa di kau lakukan, karna kau bukan siapa-siapa, kau hanya anak angkat dari keluarga Ryougi, sedikit lebih beruntung, kadang juga sial, jika seseorang meminta pertolongan mu kau bisa saja kapanpun menolak dan mengatakan batasan mu.
Karna kau manusia, manusia biasa.

"Aku punya hutang yang sangat besar padamu, hutang yang tidak akan bisa ku bayar sampai kapanpun" lagi-lagi Tanjiro keras kepala.

"Katakan apa yang sudah pernah ku lakukan padamu! Tanjiro! Kau adalah orang yang terlalu baik, kau mungkin tidak akan mengerti perbedaan berhutang budi atau sekedar tolong menolong sebagai pemilik moral manusia!" kalian berdebat.

Kau memberontak, ingin di lepaskan dari cegkraman nya.
Namun Tanjiro menatap mu dengan rasa kasihan, sambal berkaca-kaca, sorot tatapannya begitu tulus.

"Aku memanggil nama mu, saat itu!"

"Aku memanggil mu karna aku putus asa!"

"Dan kau datang memeluk adikku dengan erat, kau mendekapnya dan aku melihat mu mengecup keningnya"

"(Name)-san! Kau luar biasa, kau sama sekali tidak menghambat siapapun. Aku-" Tanjiro menghentikan kalimatnya, ia Nampak kesulitan menemukan kata paling tepat untuk menggaambarkan perasaan terimakasih itu.

"Aku benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan mu, jadi tolong jangan katakana hal menyedihkan itu lagi, (Name)-san sangatlah hebat! Siapapun yang meragukan hal itu, aku akan menyundul mereka"

Jadi ini semua salah bocah ini, dia tanpa dirinya sadari telah membuat permintaan padamu, untuk menyelamatkan adiknya. Meskipun kau bersyukur, Nezuko baik-baik saja, namun kericuhan ini.

"Tapi aku sangat kesepian, aku ingin pulang Tanjiro, aku ingin pulang... " bibirmu merengek, kau terus menundukkan kepala, menyembunyikan wajah menyedihkan itu sambal terus mengucek mata mu yang tak mau berhenti menangis.

"Ah eh! Anu itu, anu!" Tanjirou di hadapkan oleh kebingungan.

Ia memang terbiasa menenangkan mendiang adik-adiknya Ketika merengek, namun kali ini berbeda, Wanita di depannya bukanlah Nezuko maupun Hanako. 

Sementara itu untukmu, semua ini masih terasa begitu tiba-tiba, semuanya terlalu berat untuk di emban sendirian. Tentang Obsesi Kagaya, pada garis keturunan mu dan Hashira. Tentang pertanda yang kau bawa bersama segel matahari.

Sepasang manik (E/c) itu menangkap Hanafuda Tanjirou, lalu berencana bertanya kepadanya.

"Tanjirou-kun, tentang-"

"(Name)..."

"(Name) kau ada dimana..." Suara seorang wanita bergema, sayup-sayup memanggil namamu.

Kalian berdua diam, tanpa mengajukan pertanyaan lain, Tanjirou tersenyum padamu.

"Itu sepertinya Aoi-san, aku bisa mencium baunya dari sini" pria itu tersenyum lembut, tangannya mengambil alih Nezuko.

"Sepertinya Aoi-san mencarimu (Name)-san, lekas temui dia, terimakasih telah menemaniku" awalnya kau agak ragu.

Pasalnya kau ingin menanyakan sesuatu pada Tanjiro sendiri, berkenalan dengan Hanafuda miliknya, yang ternyata sama persis dengan milik pria dalam mimpimu.

"Kita bicara lagi nanti, aku akan kembali ke ruang perawatan, sudah waktunya minum obat kita bisa bertemu disana nanti" Lagi-lagi, kau diluluhkan dengan segala sesuatu yang Tanjiro coba lakukan, ia tak membuat-buat, dia juga tak mencoba merebut hati mu, kau mulai melihatnya berbeda.

"Um! Baik" lalu entah sejak kapan dengan mudahnya kau ditaklukkan.

Mungkin tanpa sadar, kau tak hanya melihat Tanjiro sebagai seorang teman cerita. Mungkin kau melihatnya sebagai sesuatu yang lain.

Desiran darah yang mengalir ke bilik jantungmu itu sudah mulai merasa tak nyaman.

Mungkin...

Mungkin memang bukan cinta.

Kau tidak merasa ketakutan maupun canggung ketika berada di dekatnya, kau tak merasa wajahmu kepanasan dibuatnya.

Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top