50. Perseteruan

"Puji syukur kepada para dewa-dewi" Kamado Tanjirou ambruk, di bawah hangatnya sinar mentari pagi, bibirnya meninggalkan senyum lembut.

Ketakutannya telah usai, senyuman itu jadi bukti bahkan Kamado Tanjirou tak harus mengkhawatirkan apapun lagi, setidaknya untuk saat ini.

Setelah pertempuran besar melawan dia iblis bulan peringkat atas, seluruh pemburu Iblis segera dilarikan ke kediaman Kupu-kupu.

Sementara desa penempa pedang lebih hebat lagi, mereka orang-orang tegar. Kau dengar ada banyak korban jiwa, meskipun lebih banyak lagi yang masih selamat.

Desa penempa pedang ditinggalkan dalam sehari, benar-benar tidak ada waktu untuk mereka berduka.

Semuanya dibawa tanpa meninggalkan apapun.

Sementara itu...

.

.

.

"Aku benar-benar iri pada kalian sialan, kenapa aku tidak pernah bertemu dengan Iblis tingkat atas? Semua Iblis yang kutemui adalah sampah" Kau berkeringat dingin, duduk di ujung sana.

"Jangan salah sangka dulu Shinazugawa, tidak semua orang bisa bertemu dengan mereka, bagaimana keadaan kalian? Kanroji? Tokitou" telingamu menangkap, ucapan dari pria yang mulutnya paling berbisa diantara mereka semua.

Dia berbicara baik? Dengan memperhatikan kondisi kedua pillar yang telah melewati pertarungan besar itu.

Saking tak percayanya kedua matamu tak bisa berhenti memandangnya.

"Oh! Iya! Aku merasa jauh lebih baik" Meskipun duduk jauh dari cahaya lilin, kau bisa merasakan sinar positif memancar megah dari tanggapan Kanroji.

"Aku, baik-baik saja" timpal Muichirou datar.

"Adalah suatu keuntungan yang besar kita bisa mengalahkan dua Iblis Bulan atas tanpa korban jiwa, kalau kita sampai kehilangan pilar, lagi kita semua dalam keadaan sulit " suara tasbih dari pria yang paling besar diantara mereka semua masih membuatmu merinding.

Kesampingkan tentang ukuran tubuhnya yang menjadi paling bongsor diantara mereka semua. Kau merasa dia berbeda, dia ada di kelas yang berbeda daripada pillar lainnya.

"Aku masih tidak mengerti, Kanroji melawan Iblis itu bersama bocah tengil dan adik Iblis nya, sementara kau melawannya sendirian, kudengar luka mu lebih parah dan kau terinfeksi racun, bagaimana kau bisa pulih secepat ini? " pria ular itu kembali mengolok, perhatiannya kepada sang pillar cinta nampak berbeda daripada pillar lainnya.

Dari awal dirinya bertanya tentang keadaan keduanya, alih-alih menyebut nama Tokitou terlebih dahulu, dirinya memilih memprioritaskan kabar Mitsuri dengan menyebut namanya lebih dulu.

Yah hal kecil itu mungkin hanya kau yang akan memperhatikan nya, namun ada keyakinan dalam dirimu bahwa semua orang di ruangan ini pun juga menyadarinya.

"Apa yang dikatakan Obanai-san itu ada benarnya, aku sempat khawatir dengan racun di tubuhmu Tokitou-san, racun itu salah satu yang langkah dan unik, ia tidak akan membunuhmu dalam waktu singkat, dan penawarnya juga sangat sulit diperoleh mengingat itu datang dari laut setidaknya aku juga tidak bisa membuatnya dalam waktu singkat"

"Sungguh sangat mengejutkan kalian berdua bisa pulih dengan cepat, apakah ada sesuatu yang terjadi? " Shinobu membenarkan.

Selamat dari racun itu seperti sebuah keajaiban, mungkin ia bisa melakukan sesuatu untuk menahan penyebarannya namun untuk benar-benar menghilangkannya ia harus pergi ke laut Timur dan mencari penawarnya.

Dan perjalanan itu akan jadi perjalanan yang tidak pernah singkat.

"Oh, itu sebenarnya aku merasa baikan setelah mandi bersama-"

"Ah! Muichan! Lihat ada sesuatu tersangkut di rambutmu" Kau menarik surai hijau gelap Tokito, berpura-pura membuang sesuatu ke luar pintu.

"Oh? Benarkah?" bola mata Aquamarine itu mendongak.

"Iya! L-lihat! Ah sepertinya jatuh, tapi ada banyak sekali disini, aku akan segera mengambilnya untukmu, permisi sebentar yah" alibimu.

"Tidak apa-apa, tidak masalah gunakan waktumu sepuasnya" Tokitou mengulum senyumnya.

Lalu dalam sesaat kau menjadi pusat perhatian seluruh anggota Pillar lainnya, kau bahkan bisa melihat bagaimana intensnya Mitsuri memelototi mu.

"Hei! Hei kau ini, siapa memangnya dirimu yang menganggu diskusi kami? HAH!?" Sanemi bangkit dari duduknya.

Ia terlihat naik pitam, seperti biasanya

"Kau ini orang luar! Jadi duduk di sudut sana dan urus-urusan mu sendiri" Ia mencengkram kerah kimonomu.

Tenaganya bukan main, kau merasa sedikit terangkat jika bukan karna...

"Singkirkan tanganmu dari (Name)-San Shinazugawa, kau tidak sopan padanya" tatapan Muichirou berubah, raut wajahnya juga menunjukkan rasa tidak terima.

"Sopan? Apa kau main-main denganku brengsek!" pekiknya lagi.

"Dengan dewi gadungan ini? Dilihat dari mana pun dia tidak berbakat, wanita ini hanya seorang penipu yang mengganggu" imbuhnya lagi.

"Menyebut (Name) – sama seorang penipu adalah tindakan pengkhianatan pada Oyakata-sama, Shinazugawa-san" balas Muichirou, tak kalah pedas.

"Jangan bawa-bawa Oyakata-sama dalam pembicaraan ini, brengsek!" Kau ditarik paksa dari sisi Muichirou.

Lengan besar itu melempar mu, kau yang tak siap mengulurkan tanganmu dengan tatapan terkejut, namun Muichirou juga tak siap menariknya. Wajahmu seolah mengatakan "Tolong" dengan sangat jelas.

Gejolak amarah meledak di dalam diri mungil seorang pillar kabut yang biasanya sesunyi kabut.

Di dalam ruang pertemuan, dia menggunakan teknik pernafasan untuk menyusul mu. Muichirou akan menangkapmu bagaimana pun caranya.

BRAKKK!

Dan dia benar-benar melakukannya, tepat sebelum. Kau terbentur bagian sudut ruangan.

Kalian berdua jatuh terduduk, namun kau tidak terluka sama sekali, karna Muichirou berhasil memelukmu dan mengikhlaskan pinggangnya terbentur, di kondisi yang masih belum pulih betul itu.

"Huh!? " mendapati sedang berada di pelukan seseorang, lantas kau mendongak.

"Muichan-"

"Kau baik-baik (Name)-San? Apa ada yang terluka? " tanyanya lembut.

Shinobu berjengat, ia berdiri menghampiri kalian berdua.

"Shinazugawa-san, aku mengerti alasan logis mu untuk tidak menghormati (Name), tapi beraninya kau melempar salah satu Tsuguko ku, apapun alasanmu melakukannya aku tidak peduli dan itu tidak jadi urusanku" intonasi nya berubah sangat dalam.

Bagaimana Shinobu menatap Sanemi berubah total, ia seperti seseorang yang siap membunuh dalam diam. Dengan racun sebagai kemampuannya.

"Hanya karna kau menghabisi lebih banyak Iblis mungkin itu membuatmu lupa cara menjadi manusia dan bagaimana memperlakukan manusia" imbuhnya lagi.

Dia jadi mirip seperti Obanai.

"Untuk seseorang yang bahkan tidak bisa memenggal kepala Oni memangnya punya hak apa untuk menghakimiku? " balasnya membela diri.

"Apa katamu-" Kau buru-buru mencengkram lengan Shinobu, dengan tangan yang bergetar itu kau akhirnya bersuara.

"Aku baik-baik saja Shinobu, Tokitou-san menangkapku tepat waktu"

"Apa nya yang baik-baik saja! Apa kau lihat ini? Lihat! Hidungmu mimisan" pipimu di cengkram olehnya.

Buru-buru kau menutupi wajahmu, lalu membuang muka, Muichirou menatapmu lekat, ia menarik nafas dalam dan kabut mulai memenuhi ruangan itu.

Sanemi-san-" Ucapnya menggantung.

"Oh! Jadi kau ada dipihak dewi gadungan itu yah, baik! Kemarilah Tokitou Muichirou " Sanemi sama mencabut pedang lalu memasang kuda-kuda.

"Hentikan! Ini di dalam kediaman Oyakata-sama! Kalian berdua" Giyuu menengahi.

Siapapun yang salah dimatanya sama sekali tidak penting, pertarungan kedua pillar adalah malapetaka. Mereka berdua bisa menghancurkan kediaman Oyakata-sama ini.

"Shinazugawa, Oyakata-sama mungkin mengumpulkan kita semua untuk membahas semuanya termasuk hal itu"

Tapapanmu mendongak, kau kenal orang yang ini. Tomioka Giyuu, Tanjirou berhutang budi sangat banyak kepadanya. Dia adalah salah satu orang yang berada di pihak Tanjirou dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menjamin Nezuko.

Kau ragu dia juga ada di pihakmu, habisnya pertemuan pertama kalian dia tidak menunjukkan kepedulian nya padamu. Meskipun begitu kau akan berterimakasih padanya nanti, untuk menyelamatkan mu dari kekacauan ini.

"Maaf membuat kalian menunggu" Suara lembut Amane mengintrupsi.

Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top