17. Api Di Bulan Desember.

"Yah! (Name)!" sapanya seperti biasa. 

"Pa-pagi Kyoujurou " balasmu.

"Apa yang kau lakukan di sini?"  kau menggeleng,  itu bukan pertanyaan tepat. 

"Apa yang kau lakukan tepat di depan jendela Shinobu-san? " tanyamu lagi. 

"Aku ingin menemuimu!  Tapi kau terlihat begitu sibuk dengan Kochou dan anak Mizoguchi itu, jadi apa sekarang kau punya waktu? "

Kau tertawa hambar,  nampaknya Kyoujurou tak menyerah. 

"Shinobu-san punya segudang kesibukan di kediaman kupu-kupu,  I-iya kan Shinobu -san? " kau menyeret wanita cantik itu,  memeluk satu tangannya, gugup.

"Benarkah itu Kochou?!  " tanya Rengoku langsung, kau memandang wanita itu dengan harap cemas, mengerti tengah di harapkan ia membalasmu dengan senyum isyarat, membuatmu lega bukan main. 

"(Name) tak berbohong, sore ini aku akan pergi lagi berpatroli dan seperti yang kau lihat, racikanku belum selesai" Shinobu menunjuk meja kerjanya.

"Hari ini aku akan memintanya pergi ke kediamanmu,  menepati  permintaanmu pagi ini, menggantikan Aoi yang super sibuk mengurus pemulihan para Kamado-kun dan anak lainnya" sambungnya. 

"Benar! Benar! Tunggu!  Apa!?  Shi-Shinobu-san" rengekmu mengguncang bahunya. 

"Baguslah kalau begitu! " Rengoku menyeretmu pergi dari pelukan Shinobu.

"Shiiinobuuu~sannn"

"Iyahhh...  Rengoku benar-benar berisik, seorang Hashira yang memintaku secara langsung untuk mendatangkan seseorang ke kediamannya itu sesuatu sekali!  Kau tak berpikir bisa menolak permintaan mereka bukan? "

Ia membuatmu diam seribu bahasa, yang dimaksu Shinobu itu perintahnya,  atau dirinya sendiri yang tak bisa menolak permintaan Rengoku?  Atau...

Kalian berjalan, keduanya bungkam dalam diam, Rengoku masih menggandeng mu erat. Di lengannya masih terikat pita itu,  kenangan tempo hari kembali terulang di ingatan mu,  betapa malunya kau yang percaya diri bisa pulang ke masa mu dan meninggalkan hadiah kecil memalukan untuknya.

"Kau masih menyimpannya?" tanyamu memulai pembicaraan. 

"Aku belum melepasnya dari kemarin" balasnya.

"Eh!  Saat mandi juga!? " pekikmu. 

"Iya!"

"Lepas dong! Lagipula aku akan tinggal disini lebih lama lagi, kau bisa mengembalikannya padaku jika tak mau, aku akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih berguna  setelah mendapat gaji dari Ubuyashiki-san" suara mu berubah,  mengatakannya dengan payau. 

"Aku tidak mau yang lain!" Rengoku terus melaju, matanya menatap lurus kedepan,  tak kau temukan kebohongan dari tatapan dan nadanya.

"Kubilang aku akan menggantikannya dengan yang lain bukan!  Kau mau apa?  Aku akan mentraktir mu sebanyak yang kau mau! Memalukan bukan membawa itu sepanjang hari? " kekeh mu, tetap merasa tak enak.

Rengoku berbalik,  tangannya mengamit tanganmu.  Wajah rupawannya memotong jarak dengan wajahmu,  nafasnya menerpa mu.

"Apa ada yang salah menyimpam cinderamata dari wanita yang kucintai?" tanyanya. 

Kau tak bisa menatapnya, dadamu berdetak kencang sekali hingga kau harus menahan nafasmu agar Kyoujurou tak bisa mendengar nya.

"Jantungmu berdegup kencang? "

"Ehhhhh!?  Kau tau?  Kau mendengarnya? Sungguh!?" gugup,  kau meracau tak karuan.

Ia tertawa,  tak lama setelah itu ia membawamu ke pelukannya.  Pipi mu menempel pada dadanya.  Dibalik tubuhnya yang terbalut seragam pemburu iblis itu jantung nya berdetak tak kalah kencang dengan milikmu. 

"Kyoujurou?  Kau baik-baik saja? " kau mendongak menatap wajahnya,  terlihat jelas wajah Rengoku berubah semerah tomat. 

"Sebentar saja!  Bisakah kita terus seperti ini sebentar saja? " pintanya.

Kau tak segera menjawabnya,  dimatamu pilar api yang ditakuti semua orang itu kini terlihat begitu imut, sadar akan perasaan aneh itu kau tersentak. 

"Boleh! " jawabmu begitu saja, kembali membenamkan wajahmu di dada nya.

"Kyourou kau hangat sekali" pujimu menggosokkan wajah disana,  pelukannya semakin erat, kedua tanganmu mencengkram mantel apinya. 

Haruskah kau membalas perasaannya?

"Wah~ wah~, lihat itu,  anak muda benar-benar luar biasa,  bermesraan ditempat seperti ini nee Jii-Chan ini mengingatkan ku pada masa-masa kita dulu" tawa seorang suara wanita tua di belakangku. 

Kau buru-buru mendorongnya menjauh, melepaskan pelukannya.

"S-se... Selamat pagi! " sapamu pada mereka.

"Lihat siapa ini! Ternyata Kyoujurou-Dono dan istrinya" sapa mereka. 

"Istri? " kau menatap Rengoku, memukul bahunya pelan.

"Kau mengatakan pada mereka soal lamaran itu kannn!? Uwahhh! Kyoujurou! " pekikmu lagi menangis,  pria ini tak bisa menyimpan rahasia untuk dirinya sendiri. 

Tempo hari juga begitu,  Shinobu tak pernah menyinggung soal asal-usul mu,  Rengoku sendiri yang semena-mena mengatakan pada Tanjirou dan Hashira lainnya, karna terlanjur mengetahuinya Ubuyashiki tak bisa berbuat apa-apa dengan itu. 

"Aku tidak memberitahu siapapun tentang itu!" ujarnya jujur.

"Aku senang kau masih mengingatnya" celetuknya lagi,  membuat mu kewalahan.

"Aku melihat gadis ini memakai kimono keluargamu, ah, gadis cantik siapa namamu? " tanyanya. 

"Salam kenal namaku (Full Name)" kau memperkenalkam dirimu. 

"(Full Name)?  Bukannya Rengoku (Name)? " tanyanya.

"Nirisaki-Obaa-san,  ingatanmu benar-benar bagus!" puji Rengoku,  tak memberi mu kesempatan membela diri. 

"Oh benarkah? Ah benar juga!  Ini!" wanita renta itu memberi Rengoku sebuah botol bening berisi daun kering. 

"Ini ramuan herbal,  sangat bagus untuk pasutri baru seperti kalian, sebagai balasan nak Kyoujurou telah berbuat banyak untuk kami" ujarnya. 

Rengoku menerima bingkisan itu, berterimakasih dan melambai pads mereka yang berjalam pergi.

Kalian berdua juga harus bergegas,  kau takut seseorang akan datang dan memberimu serangan jantung lagi. 

"Selamat datang Nii-san!  (Name)-Nee-san" Senjurou,  berdiri di depan kediaman Rengoku, tangan-tangan mungilnya menggenggam sapu lidi. 

Hakamanya kebesaran hampir menyapu jalan, wajah polos itu menatap kalian berdua bahagia.

"Senjurou-kun!!!" Kau berhamburan,  membuka kedua lenganmu dan memelukknya. 

"(Name)-Nee-san?" ujarnya bingung.

Suaranya yang belum pulih benar itu,  terdengar lucu,  usahanya yang memaksa bicara itu lucu,  gerak-geriknya lucu,  Senjurou benar-benar adik yang sempurna.

Mendekap kepalanya di belahan  dadamu, Senjurou meronta. 

"Nee-san!  Se-sesak!" suaranya kecil terpendam,  kedua gundukan itu.

Dengan berat hati kau melepasnya,  giliran menggosok pipinya gemas. 

"Hangat sekali!  Senjurou-kun kau hangat sekali! " racau mu,  memujinya.

"Kalau begini bagaimana? " Kyoujurou mendekap kalian berdua,  sekaligus dalam satu pelukan besar yang sama. 

Begidik ngeri,  kau menatap pria itu dengan tatapan "Ada apa dengan mu?", namun kau urungkan niat itu menatap Senjurou begitu menikmati momen ini. 

Lama berdiri disana, kalian segera masuk.  Pelukan tiga orang memang bagus,  namun tak cukup untuk mengalahkan udara dingin di akhir Desember.

Senjurou menjelaskan bahwa ayah mereka. Rengoku Shinjurou akhir-akhir ini tak enak badan.  Pria itu tak pernah mengatakan apapun pada anak-anaknya,  hanya saja Senjurou yang begitu peka pada keadaan mengerti tanpa sepatah katapun. 

"Ia tak keluar rumah,  terkadang suara batuk keras terdengar dari kamarnya,  Ayah juga tak menghabiskan setiap makanannya" jelas Senjurou.

"Aku mendengar dari Senjurou, bahwa ada yang aneh dengan ayah,  kupikir ada baiknya aku segera mengatasi hal ini sebelum sakitnya semakin parah" timpal Kyoujurou. 

"Ayah!  Aku masuk!" ujar Senjurou meminta izin. 

Belum sampai kami membuka pintu kamarnya.

"PERGI DARI SINI! " bentaknya pada kami. 

Senjurou memasang wajah sedih, kau ingin marah pada pria itu.  Namun kau sendiri tau,  kebaikan yang tersempil di dalamnya. 

"Ayah! "

"Kyoujurou-san!  Aku akan mengatasi ini,  Kyoujurou-san dan Senjurou-kun pergilah,  aku akan menyusul kalian nanti" potong mu menengahi. 

Senjurou dan Kyoujurou memandangmu khawatir. Kau meyakinkan mereka, hingga akhirnya kedua adik kakak itu mau menurut dan pergi. 

"Permisi! " ujarmu.

Pria itu hanya menatapmu sebentar,  dan berbalik acuh. Kau menghela nafas, mempersiapkan dirimu. 

Tak butuh waktu lama,  kau telah mengetahui penyakitnya.

"Saranku perbanyaklah istirahat,  berhentilah sebentar mengkonsumsi alkohol, jangan tertidur diluar dengan pakaian tipis, jangan begadang malam, kalau paman mengikutinya paman bisa sembuh dalam 2-3 hari" Ia tak banyak berbicara, kau tak bisa memaksanya, bersiap meninggalkan mereka kau berpaling menatapnya yang masih menggenggam kendi sake.

"Aku tidak berniat mencampuri urusan keluarga kalian,  tapi kupikir akan lebih baik paman lebih terbuka dengan anak-anak paman,  Senjurou-kun anak yang baik, dan Kyoujurou-" kau tak melanjutkan ucapanmu. 

Kyoujurou apa?  Apa kau akan mengatakan bahwa Kyoujurou adalah penyelamat hidupmu?  Pria yang semena-mena menyatakan cintanya padamu?  Dan tiba-tiba melamarmu?  Apa kau akan mengatakan kebenaran itu pada ayahnya sendiri? 

"Kyoujurou-san pria yang baik! Kuharap paman mau mempertimbangkan sebelum sesuatu memisahkan kalian" sambungmu tak memungkiri kenyataan. 

"Dan juga jangan menangis di malam hari paman" melihat reaksinya yang terkejut,  membuat mu yakin dugaan mu benar. 

"Kalau begitu aku permisi dulu,  jaga dirimu baik-baik! " pamitmu pergi. 

To be continue~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top