1

"Huft lapar.." -(Y/n)

"Aha! Aku tau solusinya. MIEEEEE GELAAAAAAAAAS"

Iklan mie gelas mengocok perutku yang makin lapar, pas ku tengok dari selah pintu.. Masih ada orang tuaku yang berlalu lalang, mereka terlihat rapih dan sibuk. Mari kita hitung sampai 3

"Satu.."

Suara berisik jalan gerapakan

"Dua.."

Suara kunci beradu

"Ti.."

"KAK... ADEK.. MAMA SAMA PAPA MAU KELUAR KOTA DULU YA, ADA URUSAN KERJAAN. UANG KALIAN SUDAH MAMA KIRIM KE REKENING MASING-MASING. KALAU MAU MAKAN PESAN AJA YA ATAU BELI BAHAN MAKANAN, KALIAN MASAK SENDIRI. DI KULKAS CUMAN ADA ICE CREAM PESANAN ADEK. MAMA SAMA PAPA BERANGKAT!" Suara pintu di tutup pun terdengar.

Surga dunia.. Sekarang aku bebas keluar kamar..

Pas mau kedapur ngambil icecream, aku mergokin kakak ku lagi makan icecream.

"E-eh kak itu icecream adek! Jangan di makan donk!" -(Y/n)

"Apasih dek itu masih banyak juga" -Kaka

Kakak pergi membawa satu icecream vanila kesukaan ku dan SATU-SATUNYA. Untung kaka.

Karna tidak tau harus berbuat apa, aku membeli bahan makanan secara onlen biar kaya kidz zaman now yang dikit-dikit beli onlen cuman modal jempol.

***

Nunggu itu ga enak.. Tapi kurirnya cakep gimana donk? Kan gatega aku mau ngomel-ngomelinnya. Lagian juga mana berani wkwk.

Pas abang kurirnya sampai di depan pintu rumah, kusuruh dia meletakkan barangnya di depan pintu dan aku kasih uang tip lewat kolong pintu.

Nunggu abang kurirnya pergi baru deh aku buka pintu buat ambil bahan makanannya. Kenapa? Takut abangnya terpesona sama wajahku wkwk.

Kalian bisa masak? Aku ga. Trus kenapa aku beli bahan makanan? Soalnya aku gabut bingung mau ngapain jadinya belajar masak aja deh.

Tuk.. Tuk.. Tuk..
Suara wortel di potong.

Rencananya aku cuman mau bikin sup bening isi wortel doank. pas aku nyalain kompor, kompornya ga nyala sampai aku nyalain berulang kali, api pun menyambar besar.

Kaget mengingat kejadian dulu membuat ku trauma akan api yang besar. Aku teriak memanggil kakak untuk meminta pertolongan.

"KAK.. KAKAK TOLONGIN ADEK KAK.. KEBAKARAN" -(Y/n)

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.. Menutup telinga dan tak sanggup melihat kobaran api di hadapanku.

Kakak melepas pakaian nya dan membasahi dengan air sebagai pengganti karung goni untuk memadamkan apinya.

Beberapa saat kemudian api pun padam.. Aku menangis tak kunjung berhenti. Kakak membawa ku keruang tamu dan berusaha menenangkan ku.

Di peluk dan di usap nya surai merahku dengan lembut. Aku membuka mata dan dapat kulihat sekujur tubuh kakak penuh dengan bekas luka dan lebam.

Belakangan ini pun aku bertanya-tanya kenapa kakak tidak masuk sekolah. Kakak hanya bilang kalau dia sudah terlalu lelah untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Kami memesan makanan cepat saji untuk makan malam bersama. Rencananya sih bersama, saat pesanan datang, kami kembali ke kamar masing-masing untuk menikmati makanan yang di pesan.

***

Aku kembali ke kamar dengan sekotak pizza di tangan. Menghidupkan laptop, dan menonton ulang acara kimetsu no yaiba. Ngga ada bosen-bosennya aku memandang Inousuke yang bar-bar.

Saat asik menonton tiba-tiba laptop ku mati total. Kupikir baterainya habis, tapi setelah di cas pun tidak mau menyala.

Ku ketuk layarnya beberapa kali, aku terkejut layarnya menjadi lembut selembut agar-agar. Ku ketuk kembali, tapi separuh tangan cacat ku terhisap kedalamnya.

Aku mencoba untuk menarik kembali tanganku tapi bekas luka bakarnya terasa sakit kembali sehingga tak sanggup ku tarik keluar.

"TOLOOOOONG!" -(Y/n)

Hanya itu kata terakhirku sebelum benar-benar terhisap kedalamnya.

Bagaimana ini???

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top