Chapter 5

Seperti kebanyakan author, karyanya ingin dihargai jadi cukup dengan....
.
♨Follow♨
.
♨Vote♨
.
♨Komen♨
.
♨Jadiin readinglist♨
.
.
Happy Reading
🙆🙆🙆

Disebuah ruangan dengan dinding gelap dan bercak kerlip warna-warni bintang sebagai hiasan 3D, June duduk memandang monitor dan tangannya dengan lihai menekan-nekan keybord. Sampai ia mendengarkan suara pintu kaca membuka dan nampaklah sosok Hanbin.

"Wae?" Pertanyaan pertama yang Hanbin berikan kepada June. Kali ini June menghentikan aktifitas mengetiknya dan segera menghadap Hanbin.

"Aku sudah menemukan siapa yang menyebarkan gosip sialan itu!" Ucapnya dengan serius membuat Hanbin terlihat tegang.

"Siapa?" Tanya Hanbin penasaran.

"Seorang namja dan ia sekarang sudah pindah." Ungkap June kali ini sedikit santai.

"Kemana? Aku harus menemuinya dan bertanya kenapa ia bisa melakukan ini kepada Sinb?" Amarah Hanbin tiba-tiba meletup dengan diiringi kepalan tangannya. Hanbin adalah tiper perfectionis yang akan mengejar siapapun yang berani membuat perkara dengannya sampai akhir.

June meringis kemudian menghadapkan dirinya kembali pada layar dan tangannya dengan lihai mulai menekan keybord dengan cepat.

"June! Kau tidak ingin memberitahunya kepadaku?" Tanya Hanbin yang terlihat mulai kesal dengan tingkah June.

"Aku akan memberikan pilihan kepadamu. Kalau kau memilih mengabaikannya maka kau tidak akan kehilangan teman dan jika kau memilih untuk mengetahuinya, bersiaplah untuk kehilangan teman." Ucap June penuh teka-teki yang jelas membuat Hanbin tak memahaminya sama sekali.

"Jangan bermain teka-teki dengan ku, kau sangat tau bahwa aku tidak akan berkompromi bagi siapapun yang menyentuh kita!" Kata Hanbin dengan nada tingginya.

June menoleh. "Meskipun itu bagian dari kita?" Tanyanya membuat Hanbin terdiam tanpa ekspresi sampai beberapa saat.

"Jadi siapa? Yunhyeong atau Jisoo?" Bukan hal yang sulit bagi Hanbin untuk menebaknya tapi ekspresinya masih menunjukkan ketidak percayaannya terhadap hal ini. Sesungguhnya Hanbin ingin menyangkalnya tapi June sudah memberikan pernyataan yang mengarah pada beberapa orang dan Hanbin tidak punya pilihan selain menebaknya.

"Apa kau berfikir bahwa Yunhyeong akan tega melakukan itu?" Tanya June. Namja ini tidak biasanya berperilaku seperti seorang pengendali kuiz yang terus memberikan pertanyaan seperti saat ini.

Terlihat sekali tubuh Hanbin menengang bahkan membisu. Lagi-lagi ucapan June membuatnya tak bisa berkata-kata. June tersenyum dan mengangguk-nggangguk.

"Wae? Kau kaget? Kita kira dia adalah anak anjing yang lucu nyatanya adalah seekor rubah yang cukup lihai dalam berbuat licik?" Ucap June yang kini menoleh, memperhatikan Hanbin yang masih terdiam.

"Sekarang, aku bertanya kepadamu. Apa yang harus ku lakukan untuk menanganinya? Bukankah kau menyukainya?" Tanya June dengan santai. Kali ini Hanbin mendesah sebelum akhirnya mengatakan sesuatu.

"Ani, kau tak perlu menanganinya. Biarkan aku yang akan menanganinya." Ucap Hanbin tanpa ekspresi, kini ia berdiri dan hendak pergi kalau saja June tak menahannya.

"Apa yang akan kau lakukan? Dia yeoja dan kau tak boleh menanganinya seperti kita bertarung dengan namja." Kata June seolah memperingatkan Hanbin agar tak lost kontrol. Hanbin tersenyum memandang June.

"Tenang saja, biar bagaimana pun ia telah memberikan banyak hal untuk kemajuan TB5 dan setidaknya kita perlu menghargai hal itu." Pertanyaan Hanbin kali ini membuat June mengangguk mengerti.

"Jadi, apakah kau menemukan Sinb?" Tanya Hanbin, sepertinya Hanbin masih ingat dengan pembicaraan tadi pagi dan cukup mengenal June yang tak bisa berbohong kepadanya.

June menghela nafas dan mendesah.

"Jangan beracting seperti itu! Kau tak bisa lagi mengelak dari ku sekarang, dimana Sinb!" Desak Hanbin.

June membuka matanya lagi, menatap Hanbin bimbang. "Apa ia tak mengizinkanmu mengatakannya?" Tebak Hanbin dan June mengangguk cepat.

"Baiklah, tidak masalah. Apa dia baik-baik saja?" Tentu yang terpenting bagi Hanbin adalah untuk mengetahui bahwa Sinb akan baik-baik saja.

"Hoh, aku tidak menyangka dia sekeras batu." Guman June sambil tertawa dan Hanbin pun juga ikut tertawa.

"Aku pergi." Pamit Hanbin yang kali ini tak mengatakan apapun membuat June mendesah memandangi kepergiannya.

"Mbii, kau memang cukup mahir membuat kami seperti ini." Omel June.

---***---

Seorang wanita berjalan dengan anggunnya menuju perusahaan keluarga Hwang. Hwangs Group adalah sebuah perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, seperti properti, manufaktur, dan masih banyak yang lainnya. Bisa di bilang Hwangs Group cukup berpengaruh di perekonomian korea dengan banyak inovasi serta varian produk yang dihasilkannya.

Semua orang yang berlalu lalang tak dapat melepaskan pandangannya dari sosok perempuan berparas cantik ini yang kini berjalan bak dewi kayangan menuju meja resepsionis.

Membuka kaca mata hitamnya dan sedikit mengembangkan senyum kikuknya sebagai sapaan ramah kepada resepsionis.

"Annyeong haseyo...Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya sang resepsionis.

"Bisakah aku bertemu dengan Direktur Hwang?" Tanyanya.

"Apakah anda sudah memiliki janji dengan Direktur?"

"Apa jika aku ingin bertemu dengannya, aku harus membuat janji?" Tanyanya sedikit menunjukkan kesinisanya tapi biarpun seperti itu, wanita ini masih saja terlihat luar biasa mempesona.

"Maafkan saya nona, anda harus membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu dengan Direktur Hwang." Kata sang resepsionis yang terlihat sekali tak enak hati.

Wanita ini tersenyum. "Baiklah, aku akan kembali nanti." Wanita itu pun berbalik dan senyumnya pun menghilang. Saat ia berjalan beberapa langkah, Direktur Hwang berjalan diiringi dua asistennya dan beberapa karyawan yang berlalu lalang mulai menunduk, memberinya hormat.

"Ketenanganmu akan menghilang mulai dari sekarang, Hwang Changsu!" Gumannya yang kini berjalan mendekati Direktur Hwang.

"Annyeong haseyo, apa kau mengingatku?" Tanya wanita itu membuat direktur Hwang mendongak dan menunjukkan ekspresi terkejutnya.

"Krystal..." Panggilnya dan wanita bernama Krystal itu pun mengangguk.

"Bagaimana kabarmu oppa?" Tanya dan Tn. Hwang nampak terlihat menunjukkan ekspresi yang sulit untuk ditebak.

"Apa yang membuatmu harus datang kemari?" Tanyanya dengan pandangan yang masih tertuju pada wanita berparas cantik ini.

"Memastikan sesuatu." Ungkapnya sambil menunjukkan senyum penuh arti.

"Baiklah, ikut denganku. Kita akan membahasnya di dalam." Ucap Tn. Hwang yang kini berjalan beriringan dengan Krystal.

Didalam sebuah ruangan yang nampak luas dan cukup klasik dengan beberapa rak buku dan kursi kayu penuh ukir. Krystal memperhatikan seksama dekorasi ruangan ini.

"Duduklah..." Pinta Tn. Hwang, kal ini lebih akrab dari saat diluar tadi.

"Sepertinya selera oppa tidak pernah berubah." Guman Krystal dan Tn. Hwang memandangnya dengan banyak pertanyaan dalam benaknya.

"Dan kau juga tidak berubah, masih cantik seperti yang dulu." Ucap Tn. Hwang masih tak melepaskan tatapannya dari wanita berparas cantik ini.

"Benarkah? Apa kau masih menyukaiku?" Tanya Krystal dengan senyum menggodanya.

"Tidak ada yang berubah dari perasaan ku kepadamu." Kata Tn. Hwang dengan serius membuat Krystal bangkit dan mendekati Tn. Hwang, membuat pria ini membeku seketika.

Krystal memandangi wajah Tn. Hwang yang masih terlihat tampan meskipun umurnya menginjak 45 tahunan.

Kepalanya beralih pada telinga Tn. Hwang dan mulai membisikkan sesuatu.

"Semua ini karena kau dan teman-temanmu sehingga kita tidak dapat bersama." Bisiknya dan setelah itu Krystal menjauhkan dirinya.

"Sojung, kenapa kau menyalahkan mereka? Bukankah kau yang meninggalkan ku?" Tanya Tn. Hwang tak mengerti dan Krystal tersenyum sinis.

"Jangan mencoba beracting. Kau yang membuang ku dan eonni saat kalian semua berusaha untuk menjadi pengecut." Ungkap Krystal dan Tn. Hwang terlihat kesal.

"Pengecut? Apa maksudmu tentang hal yang menimpa Junho? Kenapa kau harus membahasnya lagi, semua itu berhubungan tentang negara dan itu sudah cerita lama." Ungkap Tn. Hwang dan tatapan Krystal semakin tajam.

"Hoh, memang benar itu cerita lama tapi aku juga tau sebuah cerita lama yang tak semua orang tau. Kalau saja si bodoh Song tak membuat kesalahan dan kakak ipar ku yang tertembak untuk membayar semuanya." Cibir Krystal yang seketika membuat wajah Tn. Hwang mengeras.

Greb

Dengan cepat Tn. Hwang menarik Krystal untuk semakin mendekat dan kali ini mereka saling bertatapan dengan tajam.

"Jaga ucapanmu, kalau tidak mereka akan melakukan sesuatu kepadamu." Tatapan itu penuh kehati-hatian disertai suara yang sedikit menunjukkan kekhawatiran tapi Krystal tak terpengaruh bahkan tak memperdulikannya.

"Aku tidak peduli apapun yang akan mereka lakukan karena semua sudah hancur semenjak lama." Kata Krystal menunjukkan teka-teki yang tak mampu Tn. Hwang pahami dan tatapan wanita ini begitu dingin, dengan luka yang teramat dalam.

"Apa maksudmu?" Tanyanya pelan.

"Kau benar-benar ingin tau? Ku pastikan kau akan menyesal." Kali ini Krystal tersenyum sinis.

"Katakan! Kau tidak datang kemari hanya untuk terus mengatakan hal semacam ini kan? Aku tau dirimu lebih dari siapapun Sojung!" Tekan Tn. Hwang membuat Krystal tertawa hambar.

"Benar, aku tidak suka untuk terlalu dekat dengan sesuatu yang ku benci tapi aku juga terlalu muak saat melihat dirimu hidup tanpa beban apapun! Itu sangat menjijikan sampai-sampai aku ingin sekali mendorongmu kedasar lautan!"

Tn. Hwang membisu dan merasa bingung dalam bersamaan.

"Kau tau putrimu tepatnya putri yang kau pungut itu adalah keponakan ku, anak dari Jessica eonni dan Junho oppa. Aku sengaja mengaturnya agar IU bisa mengadopsinya hanya agar aku bisa memaafkan perbuatmu kepadaku dan keluarga ku." Ungkap Krystal membuat Tn. Hwang menganga.

"Tapi kau malah membuangnya dan kali ini aku tak bisa melacaknya. Kau benar-benar pria brengsek!" Emosi Krystal meluap seketika.

"Tunggu, maksudmu Sinb adalah keponakanmu? Dan kenapa aku memiliki salah kepadamu dan keluargamu? Disini kau yang meninggalkan ku. Apa kau lupa itu?" Kukuh Tn. Hwang yang membuat Krystal semakin marah saja.

"HWANG CHANGSU BODOH! Kenapa kau tak pernah bisa mengerti semua ini! Kau membuang ku karena aku hamil, tidak hanya itu kau dan temen-teman mu itu bahkan mengirim orang untuk membunuh kami semua. Dan semua itu kau lakukan hanya untuk memiliki semua kesuksesan ini?" Pekik Krystal dengan nafas tersengalnya berusaha sekali mengontrol emosinya.

Tn. Hwang masih membisu dengan fikiran yang bercampur aduk. Ia terlihat sama sekali tak mengerti tentang semuanya.

"K-kau ha-mil?" Tanyanya bingung. "Dan anak itu dimana sekarang?" Tanyanya.

Krystal memejamkan matanya dan menjambak rambutnya sendiri, kali ini ia tak bisa menyembunyikan segala ke frustasiannya.

"Aku keguguran saat mencoba melarikan diri dari mereka yang mengejar kami dan eonni, demi melindungiku dan Sinb, ia mengorbankan dirinya." Ungkap Krystal yang kali ini terdengar memilukan.

"Wae? Kenapa kau tak mengatakannya kepadaku?" Ekspresi Tn. Hwang terlihat begitu shock dan lagi-lagi krystal mendesis.

"Aku tak pernah menyangka kau akan semenyedihkan ini? Masih saja beracting!" Tekan Krystal.

"Tuan...Wali kota Song akan datang." Seseorang dibalik pintu memberitahukan Tn. Hwang dan seketika membuat Krystal berdecak.

"Lihatlah sahabatmu itu, ia pasti mengirimkan seseorang untuk memata-mataimu. Changsu-ssi, sepertinya aku harus pergi agar ia tak mencoba untuk menyingkirkan ku lagi. Aku sudah memberimu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu dimasa lalu dengan mengirim keponakan ku tapi kau malah membuangnya. Tentu saja kau suka sekali membuang semua orang yang tak lagi berguna untukmu. Seperti diriku, anak yang ku kandung dan terakhir keponakanku." Ucap Krystal yang kini pergi.

"Tunggu!" Tn. Hwang mencegah Krystal untuk pergi.

"Wae? Apa kau berfikir untuk menyerahkan ku kepadanya? Ah, kau ingin melenyapkan ku?" Tanya Krystal dan Tn. Hwang mendesah.

"Ani, aku hanya akan menyuruh Sek. Byun untuk mengantarkanmu." Ucap Tn. Hwang dan Krystal menggeleng cepat.

"Bagaimana aku bisa mempercayai kalian? Tenang saja, aku sudah memiliki seseorang yang dapat melindungiku dan ku pastikan jika itu seorang perpengaruh di Korea, ia tak akan mampu untuk menyentuhku." Krystal pun pergi meninggalkan Tn. Hwang dengan segala kemacauan pemikirannya.

"Sek. Byun!" Panggil Tn. Hwang saat Krystal sudah tak terlihat.

"Ne Tuan..." Sek. Byun masuk.

"Cari tau semua yang dilakukan wanita itu." Pintanya.

"Baik Tuan." Sanggup Sek. Byun.

"Dan juga cari tau siapa yang memata-mataiku. Aku ingin menenangkan diriku, batalkan semua janji termasuk dengan wali kota Song." Pinta Tn. Hwang dan Sek. Byun pun mengangguk paham.

"Baik Tuan!"

---***---

Tempat baru, suasana baru, orang-orang baru.

Aku tidak tau, apa yang harus ku lakukan terhadap mereka?

Setelah semua hantaman itu, aku terlalu sulit untuk membuka hati dan mempercayai manusia kembali.

Karena aku terjebak disebuah dimensi, dimana luka, kekecewaan dan ketidak percayaan bercampur. Membentuk dinding kokoh yang memisahkan cukup jauh antara hati dan fikiran.

Jadi, mungkin saat ini aku hanya akan melihat seberapa besar dan kuat kebaikan mereka?

Pada akhirnya Sinb satu kelas dengan Bobby, namja yang membuatnya merasa risih. Rasanya itu tak cukup, bahkan Sinb harus duduk bersebalahan dengannya.

"Kwon Sua...Kwon...Sua..." Bisik Bobby yang terus-terusa menggoda Sinb membuat Sinb kesal tapi ia terus menahannya dengan mengabaikannya.

Idiot menyebalkan ini!

"Apa kau tak mendengarku? Aku menyukaimu, bagaimana kalau sabtu sore aku menjemputmu dan kita berkencan!" Ajak Bobby yang selalu bersemangat itu.

"Sua-ya dengarkan aku." Kali ini bahkan Bobby menggoyang-goyangkan tubuh Sinb. Membuat Sinb benar-benar geram.

"Aish, idiot yang menyusahkan!" Gumannya yang kini bangkit, membuat Bobby mendongak, memandangnya heran.

"Sua, kenapa kau berdiri?" Tanya Songsaenim.

"Saem, bisakah aku duduk ditempat lain? Dia terus berbicara seperti mesin pencetak uang." Cibir Sinb dan kelas riuh dengan segera.

"Baiklah, kalau boleh duduk disana!" Songsaenim menunjuk pada satu bangku kosong dan itu disebelah Chanwoo.

Terlepas dari mulut buaya dan kini aku terlempar pada serigala berwujud puppy.

"Ne saem." Sinb pun segera bangkit tapi Bobby lagi-lagi menghalanginya.

"Saem, biarkan saja dia disini. Jangan pedulikan ucapannya, ia hanya marah kepadaku karena aku kurang menunjukkan rasa cintaku."

Dasar pembual! Astaga! Dia sinting atau bagaimana? Aku sangat ingin mencekiknya sekarang!

"Jangan mengacau dikelasku! Aku akan memberikan hukuman yang berat kepadamu nanti." Ucap Songsaenim.

"Maaf Saem." Bobby pun tak bersuara lagi.

Dengan penuh keraguan, Sinb berjalan kedepan menuju bangkunya yang baru dan disampingnya sudah ada Chanwoo.

"Annyeong!" Sapa Chanwoo lengkap dengan senyuman manis itu.

Aish, apa-apaan dia? Sok manis sekali!

Sinb memutar bola matanya dan duduk begitu saja.

"Kurasa saat disekolahanmu yang lama, kau berperilaku seperti gangster." Cibir Chanwoo yang segera membuat Sinb menoleh.

"Yak! Siapa dirimu? Berhak mengomentariku!" Kesal Sinb dan Chanwoo tertawa tanpa suara.

"Dan tebakan ku benar. Kau tenang saja, disini kau bisa mempercayai kami dan kenakalan anak-anak disini hanya sebatas mencibir tidak seperti kebanyakan anak di kota yang sampai melakukan pembullyan. Percayalah semua orang adalah manusia dengan setiap kekurangannya, bahkan itu orang dewasa." Ucap Chanwoo.

"Kau ini, berbicara sudah seperti orang tua saja. Mungkin karena itu kau dijadikan ketua osis. Sangat tidak kompetitif!" Cibir Sinb yang kesal dengan sikap sok dewasa Chanwoo.

Chanwoo tak merasa tersinggung malahan ia tertawa. "Jadi seorang ketua osis yang kompetitif itu seperti apa menurutmu?" Tanyanya.

"Ia selalu memiliki inovatif dalam memajukan sekolahnya, contohnya memberikan beberapa sarana untuk siswa agar bisa lebih nyaman berada disekolah." Ungkap Sinb dan Chanwoo tersenyum karena berhasil membuat Sinb berbicara secara alamiah kepadanya. Chanwoo pun merasa, jika Sinb bukan gadis biasa. Seperti ada sebuah tabir besar yang berusaha gadis ini sembunyikan dari semua orang.

"Jadi seperti yang ku duga sebelumnya, kau bukan seorang siswi biasa dari sekolah biasa. Jadi, bisakah kau memberitahuku dari mana kau berasal?" Pinta Chanwoo.

Sialan! Kenapa aku berbicara terlalu banyak? Dan kenapa dengan anak ini? Seperti peramal saja!

"Itu bukan urusanmu!" Ketus Sinb yang kini lebih memilih untuk menghadap ke songsaenim ketimbang pada Chanwoo yang masih saja memperhatikannya.

"Begitu ya, sayang sekali. Padahal aku sangat membutuhkan siswa sepertimu yang memiliki banyak ide kreatif. Selama ini yang cukup kreatif hanya kepala sekolah, Donghyuk, aku dan Bobby. Aku ingin menyalurkan kekreatifan kita pada semua orang setidaknya mereka bisa melakukan sendiri tanpa kami." Ungkap Chanwoo dan Sinb pun pada akhirnya menoleh.

Sesungguhnya menemukan seseorang yang kreatif dan memiliki pemikiran sama untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk semuanya itu tidak mudah!

Entah bagaimana? Aku, Hanbin, Yunhyeong, June dan Jisoo dapat dipertemukan? Kami sudah sangat kompak untuk hal semacam ini.

Mungkin karena keluarga kami yang pengusaha mendidik kami dari awal untuk berfikir lebih inovatif. Ah, aku merindukan kalian semuanya.

Hanbin...Yunhyeong...June...Jisoo!

Apa kalian juga sama? Sangat disayangkan, aku gak sekeras seperti yang kalian fikirkan.

Lihatlah, aku tidak ada apa-apanya tanpa fasilitas dari mereka yang keluar hanya omong kosong.

Sepertinya aku harus berhenti berbicara tentang inovatif dan banyak hal lainnya.

Aku harus menjadi seseorang yang biasa saja dan kau harus menerimanya Hwang Sinb!

"Pikirkan sendiri saja, jangan berharap apapun kepadaku." Ucap Sinb yang seketika membuat Chanwoo kecewa. Ia mengira, akan bisa membuat Sinb menjadi nyaman dan mengatakan banyak hal seru yang dapat membuat mereka memikirkan beberapa ide kreativ tentang sekolah tapi seperto sebelumnya.

Sinb memotong saluran penghubung yang Chanwoo buat dan menutup dirinya kembali. Membuat Chanwoo semakin yakin bahwa gadis ini memiliki sebuah rahasia besar yang berusaha ia sembunyikan dan Chanwoo berniat untuk mencaritahunya.

-Tbc-

Hi...Aku balik 😉
Diawal dengan ff ini semoga yang laen cepet up 😅

Beberapa hari sibuk trus kendala pemadaman jadi kalau nyampek rumah tinggal teparnya aja 😳

Vote x Komen
Jan lupa ya 😉

T H A N K S
🙏🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top