02# Trio Kwek-Kwek
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
🌼🌼🌼
Kereta Api Malioboro bergerak dari Stasiun Tugu tepat pukul 20.45 WIB menuju ke kota kelahiran Khumaira Zaffran.
Libur telah tiba, libur telah tiba
Hore, Hore, Hore
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh kesahmu
Libur telah tiba,libur telah tiba
Hatiku gembira
Lirik lagu Tasya menggema di hati seorang Khumaira. Meski tidak sepenuhnya libur karena Aira harus mengurus co ass dokternya di rumah sakit umum kota dimana Aira dilahirkan.
🐾 Zaffran Family 🐾
Grup WA keluarga Zaffran
Aira
Assalamu'alaikum semuanya, Aira will be back home__just left Klaten now, can't wait to see you soon 😘😘
Zurrauf
Waalaikumsalam, selalu deh nggak pernah memberi kabar kalau mau pulang. Nanti tunggu di stasiun Mas jemput
Qiyyara
Waalaikumsalam, Dik Aira 😤😤 tunggu sampai mas Zurra datang jangan kemana-mana. Tunggu di stasiun.
Aira
Hemmmm
Ayah
Aira, akhirnya Ayah bisa meluk kamu lagi, Dik. Dengerin kakak-kakakmu. Jangan kemana-mana sebelum masmu datang
Aira
Siap komandan !!!! Ayahhhh, kangennnnnnn
Ibu
Jadi ibu nggak disapa ni, cuma kangen ayah ajah #ibungambek #modeon
Zurrauf
Ibu gahol 😆😆
Aira
Ibu....😘😘😘 #pelukcium muach, muach
Ibu
Muach juga
Aira
Mbak Qiyya .... ????
Mbak Qiyya kemana kok nggak ada suaranya
Ayah
Mbakmu lagi murrotal qur'an, Dik
Aira
Alhamdulillah, kapan Aira bisa selembut Mbak Qiyya ya, Yah 😭😭😭
Zurrauf
Makanya Dik, kamu itu jadi cewek yang feminim, rok aja nggak punya gimana mau jadi kaya Mbak Qiyya 😎😎
Aira
Ye...biarin, itu uniqnya Aira mas Zurra, lagian kayaknya lucu kalu Aira pake rok. Nggak bisa ngebayangin deh
Zurrauf
Cantik keles kalau pake rok, kan jadi cewek beneran
Aira
Hisshhh, emang sekarang Aira bukan cewek tulen.
Zurrauf
Belum terbukti 😝😝
Ayah
Sudah..Sudah, kalian berdua ini, kalau ada berantem, kalau nggak ada nyariin. Adik istirahat dulu saja, nanti kalau sudah mau sampai kabari masmu, biar dijemput di stasiun.
Hening dan akhirnya barang kotak hitam itu disimpan Aira didalam tasnya, mengambil headset untuk memutar lagu favoritnya kemudian mencoba memejamkan matanya.
--- 📌🍃____✂ ---
Alarm yang dipasang Qiyya telah bernyanyi riang tepat pukul 01.30. Suara jangkrik menggema di rumah berukuran 200 meter persegi itu, perlahan mata Qiyyara terbuka.
"Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur," ucap Qiyyara setelah membuka kedua kelopak matanya.
Qiyya segera menyingkap selimut yang dipakainya, membasuh muka dan bergegas ke kamar Zurra untuk membangunkan karena sebentar lagi kereta api yang ditumpangi Aira akan sampai di stasiun.
"Dik, bangun. Kereta api dik Aira akan sampai stasiun, ayo mbak Qiyya temani menjemputnya." Suara Qiyya pelan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Zurra.
"Hmmmmm, sebentar Mbak, lima menit lagi. Masih ngantuk Mbak Qiyya." Lenguhan Zurra khas orang susah dibangunkan.
"Kasihan Dik Aira nanti menunggu lama di stasiun, dini hari anak gadis sendirian kalau kenapa-kenapa gimana? Mbak Qiyya nggak berani keluar sendiri, biar mbak yang setir mobilnya kamu temani saja." Jawab Qiyya dengan tetap menggoyangkan tubuh adik laki-lakinya.
"Uaaahhhhh, ya udah deh. Aku basuh muka dulu, Mbak."
Lima belas menit berlalu dari drama membangunkan Zurrauf, Qiyya dan adik laki-lakinya itu sudah berada di parkiran pintu keluar stasiun. Mereka berdua tetap berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Zurra, awalnya Qiyya telah siap di belakang kemudi tapi Zurra tidak akan pernah tega membiarkan kakak tersayangnya ini mengemudikan mobil sedangkan dia santai-santai di samping kemudi.
Suara bel kereta api yang akan berhenti telah berbunyi, Qiyya keluar dari mobil untuk menyambut adik perempuannya datang. Selang 2 menit kereta telah berhenti di stasiun dan penumpang berhamburan keluar.
Qiyya menangkap sosok gadis imut-imut, menggunakan celana jeans belel biru muda, sweater merah maroon dan jilbab abu-abu sedang berjalan ke arahnya sambil merentangkan tangan.
"Mbak Qiyya, adikmu yang paling imut sedunia ini kangen banget," ucap Aira dengan memeluk erat kakak perempuannya.
"Assalamu'alaikum adik manis, mbak Qiyya juga kangen banget."
"Eh, waalaikum sayang kakakku yang cantik." Jawab Aira sambil mengerjapkan matanya.
"Ishh__ini anak! Kalu ketemu itu pake salam dulu. Jawabnya malah walaikum sayang, salam itu doa, ya dijawab doa juga dong." Kata Qiyya sambil menoel pipi adiknya karena gemas.
"Iya Mbak Qiyya, waalaikumsalam."
"Bagaimana perjalananmu?"
"Not bad, lets go home, I'm so tired." Qiyya dan Aira masuk ke mobil dan Zurra langsung menancapkan kakinya ke pedal gas sehingga mobil berjalan keluar area Stasiun menuju kerumah Abdullah Zaffran.
"Assalamamu'alaikum." Salam Qiyya, Zurra dan Aira kompak ketika memasuki rumah.
"Waalaikumsalam." Jawab kedua orang tua mereka.
Aira langsung berhambur menuju pelukan ayah dan ibu, tidak lupa menghadiahkan kecupan untuk mereka berdua. "Kalau lengkap begini ramai ya Yah di rumah, trio kwek-kwek pasti sebentar lagi konser." Kartika berkata dengan penuh semangat dan senyuman.
"Ibu, masak kita disebut trio kwek-kwek, itu kan grup vokal anak-anak jaman kecilnya mbak Qiyya," rajuk Aira.
"Tapi melegenda loh Dik." Abdullah menambahkan dan disambut gelak tawa oleh seluruh keluarga karena gaya Abdullah begitu kaku menirukan gaya video clip trio kwek-kwek.
"Qiyya ke kamar dulu Yah, masih ada waktu untuk melaksanakan salat tahajut. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam," jawab semua anggota keluarga.
Empat pasang mata mengekor tubuh Qiyya yang bergerak menjauh menuju kamarnya.
"Yah, kok Aira jadi terenyuh ya lihat mbak Qiyya. Mbak Qiyya itu saleha, selalu menjaga pandangan, puasa daudnya ngetop, sholat malamnya ngejos, tapi kok ya sama Allah diberikan ujian seberat itu." Lirih Aira berbisik dengan air mata menggenang.
"Karena Allah sayang sama mbakmu, Dik." Jawab Abdullah dengan muka tertunduk.
"Sudah, kamu istirahat dulu Dik. Katanya tadi capek." Suara Zurra memecah keheningan.
Tidak ada yang berubah dalam keluarga itu, apabila ada yang menyebut masalah Qiyyara meskipun telah selesai dua tahun silam pasti akan menguak luka untuk kembali menganga. Terutama untuk ayah mereka, Abdullah merasa tidak bisa mendidik anak perempuannya. Qiyya yang selalu takzim kepada orang tuanya, tiba-tiba kembali ke rumah karena bermasalah dengan suaminya kala itu.
Deraian air mata menjadi penghias setiap harinya. Bukan untuk mengeluh atau meratapi, tetapi untuk bermunajah dan mengharap jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Mungkin Andrian benar, dia hanyalah manusia biasa yang jauh dikatakan sebagai seorang nabi. Sebagai manusia biasa dia juga menginginkan hadirnya seorang putra, pewaris trah keturunan yang diidamkan oleh setiap pria.
Mungkin dia juga benar, kesabaran sebagai manusia biasa ada batasnya, bukan Zakaria, atau Ibrahim bapak para nabi yang puluhan tahun menunggu hadirnya seorang putra. Andrian adalah Andrian, pria yang sudah sepuluh tahun memikul doa-doanya setiap hari untuk lahirnya seorang putra.
Dan Qiyya, seperti seorang pesakitan yang menunggu vonis memilukan tanpa bisa mengatakan apa pun. Memang kenyataan yang ada, sampai dengan usia pernikahan hampir ke-10 tahun Qiyya belum mengandung. Dan itu adalah aib untuk keluarga besar Andrian. Hingga akhirnya ketukan palu hakim Pengadilan Agama itu menjadi saksi bisu berakhirnya rumah tangga Qiyya dan Andrian.
Abdullah beristighfar berulang-ulang ketika mengingat peristiwa itu. Nyeri di dadanya sama seperti nyeri yang dirasakan oleh Qiyya. Qiyya tidak bersalah, paling tidak ada delapan dokter obgyn yang menyatakan bahwa Qiyya sehat dan tidak memiliki masalah infertilitas.
Namun semua adalah kuasa Allah, apa pun yang diusahakan oleh manusia ketika Allah belum berkehendak maka tidak akan pernah terjadi apa yang menjadi kehendak manusia tersebut. Segala macam pengobatan medis dan non medis telah diupayakan, namun belum jua membuahkan hasil. Yang Qiyya ketahui hanyalah, Allah tahu kapan Dia akan memberikan keturunan di waktu yang tepat.
--- 📌🍃____✂ ---
Jadikanlah Alqur'an sebagai bacaan utama
Sukron, jazakhumullahu khair
to be continued
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top