Chapter 1 - Kedatangan Tamu
Terlihat di dalam suatu kelas seorang wanita sedang menjelaskan materi pelajaran biologi. Tak peduli para siswa mendengarnya atau tidak yang penting sudah tersampaikan. Sebagian siswa mendengarkan dengan serius dan sebagiannya lagi sudah melayang di alam mimpi.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu menginterupsi. Guru wanita itu meminta salah satu anak muridnya untuk membuka pintu dan mempersilakan tamu untuk masuk ke dalam. Dalam hati anak-anak bersorak kegirangan karena jika ada tamu berarti tidak belajar.
Dua orang tamu, tepatnya satu laki-laki dan satu perempuan. Diperkirakan umur mereka masih muda. Setelah meminta izin pada guru yang sedang mengajar, dua orang dengan seragam rapi yang membalut tubuh berdiri di depan kelas dengan senyuman di wajah.
Sebagian anak-anak bertanya-tanya siapa gerangan tamu yang datang kali ini? Dan sisanya tidak terlalu peduli.
Ibu Rebecca bangkit dari posisi duduknya memperkenalkan dua orang tamu. "Anak-anak! Mereka berdua adalah murid dari Starlight Academy," jelasnya, kemudian memberi kode agar para tamu melanjutkan.
"Selamat pagi, teman-teman! Seperti yang dikatakan oleh guru kalian, kami berdua perwakilan dari Starlight Academy. Sebelumnya perkenalkan namaku Raisha," ucap gadis cantik berambut putih itu dengan ramah.
"Dan namaku Kenzie Bumantara," sambung laki-laki yang berdiri di samping gadis yang mengaku bernama Raisha.
"Baiklah, kalian pasti bertanya-tanya apa tujuan kedatangan kami. Singkat saja pihak Starlight Academy mengadakan seleksi untuk menerima murid-murid baru dengan bakat yang baik," jelas pria itu, sementara itu matanya menelusuri setiap murid-murid.
Murid-murid berbisik-bisik dan saling berpandangan satu sama lain, kecuali seorang gadis yang duduk di meja nomor empat di barisan pojok kiri. Gadis berkuncir satu itu tampak sedang serius membaca novel kesukaannya. Tidak menyadari jika ada tamu penting yang datang.
Gadis itu seperti tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Andai terjadi kebakaran dia pasti masih sibuk bergelut dengan bukunya itu, batin Kenzie tersenyum.
Tanpa menyadari jika senyumannya itu membuat hati para gadis di kelas berdegup kencang dan hati berbunga-bunga. Perkataan Kenzie dilanjutkan oleh Raisha. "Di dalam seleksi nanti akan ada tim khusus yang akan menilai kalian. Oh, ya perlu kalian ketahui murid yang ingin ikut seleksi wajib mendaftar terlebih dahulu."
"Baiklah, apa ada yang ingin kalian tanyakan?" Raisha mengalihkan pandangan menatap satu per satu anak-anak kelas 12 IPA 2 yang terdiam seolah hanyut di dalam pikiran masing-masing.
Salah seorang murid laki-laki berkacamata hitam mengangkat tangannya. "Kapan seleksi tersebut akan dilaksanakan?" tanyanya.
"Seleksi tersebut akan dilaksanakan tiga hari lagi. Kalian diharap bisa memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan."
Melihat tak ada yang ingin bertanya lagi mereka memutuskan untuk permisi pada guru yang sedang mengajar dan berjalan menuju ke kelas lain. Sebagian anak-anak merasa kecewa karena kedatangan tamu hanya sebentar saja tak sampai menghabiskan jam pelajaran biologi.
***
Sudah dua jam yang lalu pelajaran biologi telah usai. Kini gadis berkuncir satu itu tengah berada di dalam bus di kursi bagian belakang tepatnya di sisi kanan penumpang yang lain. Dia tanpa sadar tersenyum ketika membaca buku yang berada di tangannya sampai sahabatnya menegurnya. "Eh, Key. Kau itu kenapa senyum-senyum seperti habis obat aja? " tanyanya dengan raut wajah heran.
Gadis yang dipanggil Key, mengalihkan pandangan sejenak pada gadis berambut cokelat terang yang tengah menatapnya itu. "Tebak aja sendiri," balasnya lalu kembali fokus membaca buku.
"Oh, baiklah aku mengerti pasti ada hal yang lucu membuatmu tersenyum. Key, kau jangan baca terus kau tidak tahu apa jika dalam waktu tiga hari kita akan seleksi masuk ke Starlight Academy. " Nadira berkata dengan nada seolah itu merupakan masalah yang besar.
Akhirnya Key memasukkan bukunya ke dalam tas setelah membaca beberapa lembar buku. "Aku tidak berminat ikut seleksi itu. Seleksi itu juga tidak terlalu penting bagiku." Perkataan itu sukses membuat Nadira mengetuk kening gadis yang berbicara seenaknya saja membuat Keysa mengeluh kesakitan.
"Mungkin hanya Keysa saja yang menganggapnya tidak penting. Aku sejak dulu ingin sekali masuk ke Starlight Academy akhirnya mereka membuka pendaftaran juga." Nadira terlihat senang.
"Kau tidak memberiku saran atau apa gitu?" sahutnya lagi karena mata Keysa terpejam.
Astaga kenapa aku punya teman yang cuek sekali? Untung sayang, kalau tidak sudah aku masukkan ke dalam kolam ikan piranha baru tahu rasa, batin Nadira sedikit sebal.
Di sekolah Keysa tak punya banyak teman karena dia berpendapat tidak perlu banyak teman, satu sampai dua saja cukup asal.
"Oke, begini saja jika kau memang ditakdirkan untuk lolos ya pasti akan lolos, begitu juga dengan sebaliknya." Keysa menjawab dengan mata terpejam.
Tiba-tiba suasana menjadi hening.
"Kurasa kau benar, Keysa," ucap Nadira terdengar khawatir dan cemas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top