Bagian 23: Rasa Nyaman
Selamat Senin Harmony~
Ramaikan vote dan kolom komentar ya~
Enjoy reading 💕😊
┏━•❃°•°❀°•°❃•━┓
Kalau menjadikan diriku bodoh bisa membuatmu nyaman, aku rela.
Kalau tidak menjadi diriku sendiri bisa membuatmu nyaman, aku rela.
Kalau menyakiti diriku sendiri bisa membuatmu nyaman, aku juga rela.
Karena katanya cinta memang sebodoh itu.
┗━•❃°•°❀°•°❃•━┛
Bagian 23: Rasa Nyaman
Gelisah terus mendekap ruang kecil di sudut hati Betari. Kecil, sih, tetapi memberikan efek yang luar biasa. Mood-nya menjadi tidak karuan seharian itu. Padahal hanya melihat Kak Alpha-nya membalas senyum. Namun, efeknya membuat perempuan itu cemberut sepanjang hari.
"Udah dong, masa masih cemberut aja? Kan nilai Reading 1-nya udah keluar, dapet B+ juga. Kan, gak mengecewakan?" Jamal terus saja bersuara. Sebaik mungkin mencoba perempuan incarannya kembali menampilkan senyum dambaan.
Betari melirik. Diam-diam ia memilih kata. Ada rasa malu yang melingkupi karena sejujurnya, Betari tidak pernah mencoba menjadi terbuka atau bahkan sekadar dekat dengan lelaki lain selain Kak Alpha dan Abiyyu semenjak kejadian mengerikan yang dialaminya saat sekolah menengah pertama. Namun, entah mengapa, Kak Jamal ini tampak berbeda---tampak bisa dipercaya.
Betari melirik. Diam-diam meneliti keadaan sekitar. Sekarang ini ia tengah berada di ruang himpunan. Tadinya bersama Anita dan Rianti juga, tetapi ke dua orang itu sedang keluar. Katanya, sih, hanya sebentar untuk membeli susu Mbok Darmi di depan kampus, tetapi sudah tiga puluh menit berlalu, dua manusia itu belum juga kembali.
"Tuh, kan! Sekarang malah hela napas lagi. Kenapa, hm? Bosen, ya, di ruang hima terus? Mau coba pindah ke tempat lain belajarnya biar ada suasana baru?"
Mendengar itu, Betari menggeleng tegas. Kedua matanya membulat sempurna. "Ng-nggak, Kak. Di-di sini aja nggak apa-apa," Betari terkekeh canggung. Tangannya bergerak cepat membolak-balik halaman buku di tangannya.
Hal itu kontan membuat Jamal mengulum senyum. Mati-matian menahan gemas pada sosok manis di hadapannya. Jamal menarik buku dari tangan Betari dengan cepat. Menyembunyikannya di balik punggung seraya berkata, "Udah dulu belajarnya. Kamu udah paham semua, kok. Tinggal baca-baca dikit aja nanti."
"B-belum---"
"Sekarang, coba jujur, kamu pasti mau nanya sesuatu, kan?" Jamal menyipitkan matanya main-main.
"Ng-ngak!"
"Bohong, nih ... muka modelan kamu gini mah nggak bisa nutupin perasaan. Ayo, coba sini jujur sama kakak, cerita, siapa tau kakak bisa bantu?"
Betari mengerjap perlahan. De Javu. Dulu Kak Alpha-nya juga begini. Ada rasa lega dan tenang yang mengisi relung hati gadis itu kala mengetahui bahwa Kak Jamal sama seperti Kak Alpha-nya.
'Kalo gitu ... aku boleh jadi terbuka, kan?'
⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆
Awalnya Sanuar agak risih setiap kali Aileen mendekat dan menjadi sok akrab. Namun, akhir-akhir ini ia menerima dengan senang hati.
"Iya! Heran gue juga!" Sanuar menggeleng pelan. Tatapannya tampak kosong menerawang entah kemana. "Kadang, gue sendiri juga nggak paham kenapa gue bisa seaktif ini kalo bahas soal dia."
"Fix! Kamu tuh emang udah naksir dia dari lama, Sanu! Duh, gemes banget bayanginnya!" geram Aileen. Perempuan itu memukul lengan atas Sanuar sedikit kencang hingga lelaki itu mengaduh.
Ini yang Sanuar suka ketika berdekatan dengan Aileen. Perempuan itu selalu mengangkat Cadel-nya sebagai topik pembicaraan. Aileen selalu tampak antusias. Tidak pernah menunjukkan raut bosan seperti yang Abiyyu lakukan.
"Terus-terus, kok, kalian nggak jadian aja? I mean, tujuh tahun loh, kredit motor juga lunas itu mah," pungkas Aileen antusias. Tawanya mengudara tanpa ragu.
Tatapan mata Sanuar kembali kosong. Namun, kali ini tersungging senyuman miris di wajahnya. "Umm ... apa ya? Sebenernya mungkin ini juga yang bikin gue sebegini merjuangin rasa nyaman buat dia. Betari itu cewek yang kuat prinsip."
Aileen mengangguk. Kedua alisnya sedikit menukik, hampir saja saling bersentuhan. Namun, di balik sikapnya yang sebegitu supportive dan cooperative, siapa yang tahu ada retakan tipis yang menggelitik hingga napasnya terasa sesak.
Benar. Perempuan itu hanya kembali menjadi bodoh demi memberikan rasa nyaman kala berbicara dengan si tambatan hati. Membiarkan hatinya tercubit hanya demi melihat Sanuar tersenyum memuja setiap kali menceritakan tentang sosok yang lelaki itu bilang selalu mengisi penuh hati dan pikirannya.
"Menurut lo itu aneh nggak?" Sanuar memecah lamunan Aileen.
Aileen mengerjap cepat. Sedikit merasa bersalah karena melewatkan kisah yang Sanuar ceritakan. "Aneh? Maksudnya?" tanyanya, berusaha sebaik mungkin untuk tidak menunjukkan raut bahwa ia sempat tidak mendengarkan.
Sanuar mengangguk. Beruntung, tampaknya lelaki satu itu juga tidak menyadari. "Ya itu, nggak mau duduk di samping gue. Nggak mau sekedar salaman atau skin ship yang masih di batas wajar. Bahkan sekadar berduaan sama gue yang notabene-nya udah dia kenal lama. Aneh, nggak, sih?"
'Oh masih soal Betari-nya ternyata'
Mendengkus pelan seraya menunduk. Bukan apa, Aileen hanya tidak ingin Sanuar melihat senyumnya yang kecut. "Nggak aneh, kok."
"Iya, kan! Gue bilang juga apa! Si Cadel itu nggak aneh. Heran aja gue banyak yang beranggapan kalo Betari itu aneh cuma gara-gara prinsip yang dia punya," tegas Sanuar. Kepalanya mengangguk yakin seraya menunjukkan raut serius.
Aileen terkekeh. Aku rela jadi pendengar setia meski rasanya sakit.
"Nggak ada yang aneh, kok, Sanu. Ya kayak yang kamu bilang tadi. Betari itu cewek yang kuat prinsip. Aku ngerti sebagai sesama perempuan. Apa lagi zaman sekarang rasanya nggak gampang buat kasih kepercayaan even to the closest one. Kita, perempuan ada di posisi paling rugi kalau sampe kejadian hal-hal kayak gitu. Betari itu ... cewek hebat."
Untuk kalimat terakhir, Aileen tidak berbohong saat mengucapkannya. Meski terbesit perasaan tidak rela, ia tetap mengakui bahwa sosok yang dipuja Sanuar itu hebat. Jika itu dirinya, mungkin dirinya tidak akan sekuat itu menahan diri untuk sekadar tidak menyentuh tangan si pujaan hati.
"Iya ... dia cewek hebat ke tiga setalah almarhumah ibu dan kakak perempuan gue."
Bener kata orang-orang, Aileen ini ... asik. Gue bisa sampe seterbuka ini sama dia. Nggak ragu buat cerita soal ini-itu tentang si Cadel. Rasanya ... nyaman.
⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆
TBC
A/N
haiii, ini singkat ya? maaf ya~ kacamata Natha patah, nggak sanggup liat layar laptop/hp lama2 jadi ini pun tadinya pasrah karena mikir gak bisa up. but here I am for Harmony kesayangaaannn xixixi
gimana chapter ini? masih betah ga buat kawal kak Alpha dan Betar? hihi
see you next Monday, Harmonyyyy :*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top