2⃣0⃣ (end)

Happy reading~

COMEN YANG BANYAK DUNG:V

--------

"Hihihihi"

Suara cempreng bak ember pecah itu menghiasi malam angker yang kamvret nan ajaib.

"Anjing sia maneh! What hepen ente kesini night night!!?" ucap Gopal absurd

"Eh goblok jangan ngomong kasar!" tutur Taufan

"Mampu beli kaca gak sih?" tanya Gopal datar

"Eh sumpah suaranya kok familiar ya?" gumam Hali namun masih dapat didengar oleh yang lain

"Waaaa swtann!! Yaya peluk gw!" ucap Boboiboy was-was, tanpa sadar dirinya langsung menangkap tubuh Yaya dan memeluknya dengan erat, sementara teman-temannya dan si dalang langsung gagal fokus pada Boboiboy dan Yaya.

Dan rupanya, dalang dibalik semua ini adalah, Kekeyi:v

Eh salah ey!

Rupanya dalang dibalik semua ini adalah, Kaizo. Ya, Kaizo pelatih basket Boboiboy dan kawan-kawannya, siapa yang menyangka bahwa anak itik itu diperbolehkan ikut ke acara kemblok tahunan ini?

"Xianying," ucap Blaze datar sementara Kaizo hanya meratapi nasibnya yang jomblo ketimbang ngenes karena ditinggal mantan kawin lari, sungguh kasihan pemuda tampan satu ini. Kalau kalian mau silahkan pc saya ya, barangnya masih mulus kok :)

"Napa lu? Meratapi nasib?" tanya Taufan watados, namun tak digubris sama sekali oleh sang empunya nama.

"Sumpah, lu kalo mau ngenes gak usah ampe masam gitu napa sih," celutuk Gopal namun Kaizo tetap pada pendiriannya yaitu, merutuki nasib.

"Ck ck ck, udah udah gw cariin entar, gw punya banyak kenalan mama muda kok," ucap Blaze menenangkan, namun Kaizo masih diam.

"Kaizo lu napa sih anjir diem diem bae, ngopi apa ngopi," ujar Gempa

"Jangan jangan lu kesurupan lagi?" tanya Halilintar, ngeri.

"Woi itik! Jawab!" seru Blaze

"Hiks... Boy kalo mau meluk doi jangan depan gw, please. Jones nih gw," tangis Kaizo, ngenes.

"Astaga bang Kai..."

"Jangan panggil 'Bang Kai' goblok, kesannya kek mayat yang udah mati terus membusuk," ujar Kaizo kezel. Gimana gak kesel? Lagi sedih mengingat mantan malah dikatain 'bang-kai' meski bukan ngatain sih.

"Iya iya maaf," ucap Boboiboy. Tanpa ia sadari Putri Yaya yang cantik tapi masih cantikan aku, mengalami getaran hebat pada jantungnya.

"Eh Yaya lu kenapa? Muka lu merah banget tuh," tanya Taufan dengan nada tanpa dosa, maklum kemarin habis berendam di palung mariana buat ngapus dosa.

"Emm... Enggak apa apa," jawab Yaya kikuk, sementara Taufan hanya berohria meski hatinya tertawa.

"Yaya sakit?" tanya Boboiboy sembari memperhatikan wajah Yaya yang kian memerah

"Gak ish! Udah lepas panas tau," pinta Yaya

"Gak apa apa biar anget," jawab Boboiboy santai

"Aish engap!" ucapnya berusaha mencari alasan

"Iya kah? Btw bunyi apa ini?" tanya Boboiboy heran

"Bu-bunyi apa?" kini Yaya yang penasaran

"Itu loh, suaranya 'dug dug dug dug dug dug' gitu," jawab Boboiboy polos, sementara wajah Yaya kembali merah sempurna. Ia sadar bahwa bunyi yang dimaksud Boboinoy adalah detak jatungnya.

"Udah woi! Balik ke barak masing masing sono, udah di suruh bubar nieh," titah Kaizo yang disertai anggukan oleh lainnya. Sebelum pergi dari tempat itu, Boboiboy sempat melayangkan ciuman di kening Yaya.

***

Yaya dan teman-teman sebaraknya sedang membenahi pakaian mereka, malam ini mereka diharuskan mengenakan pakaian olahraga karena seragam pramuka mereka akan digunakan esok hari. Di saat Shielda dan Ying tengah asik melipat rapi seragam mereka, dua buah bayangan anak laki-laki tertampang jelas pada pintu belakang barak alias disamping mereka, Shielda dan Ying berusaha berpikir positif akan apa yang terjadi. Pasalnya barak mereka sangat jauh dari barak laki-laki, bahkan barak mereka adalah barak yang paling terpencil.

Dengan sisa keberaniannya, Shielda pun membuka pintu tersebut dan melihat sang pelaku.

Sepi. Hanya itu yang terampang  di mata gadis bernetra hijau zamrud itu. Tanpa basa-basi Shielda langsung menutup pintu tersebut dan menatap wajah Ying dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sudahlah lupakan saja," ucap Ying yang berusaha menenangkan suasana

"Hu'um."

Yaya, Ying, dan Shielda tidur di daerah paling pojok, jendela yang ada disana tak lupa mereka tutup karena takut jika ada hal mistis yang terjadi. Namun ketika mereka ingin tidur, Pak Rion, guru pramuka disekolah mereka datang sambil memperhatikan keadaan barak tersebut, hingga matanya tertuju pada sebuah handuk yang tercantol rapi di jendela dekat Yaya berada.

"Itu ngapain dicantol? Biarin dibuka biar ada udara yang masuk," titah pria itu, dengan segera Yaya menuruti perintah gurunya.

"Di barak ini akan ada 1 atau 2 penjaga yang akan menjaga kalian, jika kalian ingin ke toilet silahkan minta mereka untuk menemani kalian," jelasnya sambil menunjuk dua wanita cantik dengan senter sorot ditangannya. Detik berikutnya Pak Rion pergi dari hadapan mereka.

Semua anak tidur dengan tenang, ralat! Tidur dengan susah payah. Gimana enggak? Beberapa siswa tak dapat tidur dengan nyenyak karena tidak mendapat tempat yang pas :').
Namun tidak bagi Yaya, Ying dan Shielda, mereka bertiga malah asyik bercanda dipojokan.

"Eh tau gak?" tanya Yaya memulai seraya topik

Shielda dan Ying menggeleng

"Gw bakal nikah sama Jaemin NCT dong, ahaq" gurau Yaya

"Jaemin atau Boboiboy," ledek Ying

"Jaemin atau orgil?" tanya Shielda, karena pertanyaannya yang kampret itu sebuah bogeman cantik mendarat indah di kepalanya.

"Adaw.... Atit tau," ringis Shielda

"Makanya kalo ngomong itu ngotak dulu!" ujar Yaya

"Sendirinya aja gak ngotak," decak Shielda

"Xixixi, sudah ayo bobo cantik. Besok kita harus pulang kan," ajak Ying. Yaya mengangguk dan mengambil handphonenya untuk melihat nontifikasi dari orang tuanya, namun bukan nontifikasi yang ia dapat, namun sebuah terror. Mata Yaya terbelalak membaca suku-suku kata itu, dengan perasaan yang berkecambuk di dalam lubuk hatinya ia berusaha menenangkan diri dan berfikir sepositif mungkin.

***

Di lain alam----ralat!

Di lain barak, terlihat 9 pemuda tampan tengah berkumpul di sudut barak, hmm sepertinya mereka sedang rapat dadakan.

"Oy, kira-kira bakal ada jurit malam gak?" tanya Gopal

"Gak kali, suasananya udah kayak di kuburan gini pake segala jurit malam. Habis lah gw," jawab Fang

"Iya juga ya. Boboiboy lu tau darimana kalo di tempat ini angker?"

"Haih, udah gw bilang gw gak mau nyeritain!"

"Ayo lah Boy, cerita!!"

"Gak!"

"Cerita atau gw sunat ntu lu!"

"Eh tai, iya iya"

"Gitu dong"

"Jadi, DiTempatIniAdaAnakPerempuanKorbanBully!"

"Hah!??"

"Disini ada korban bully, anaknya masih sd, dia di dorong oleh temannya dan tercebur ke kolam yang ada di depan barak Yaya."

"Wau! Tau darimana lu?"

"Hum... Ini rahasia tapi jangan katakan pada siapa pun ya!?"

"Oke!"

"Anak itu nemuin gw tadi siang"

"What!?"

"Gw.... Ah you know lah, coba perhatikan mata gw," pinta Boboiboy. Yang lainnya langsung memfokuskan pandangan mereka ke mata Boboiboy. Dan benar saja, sebuah titik putih nampak jelas di bola mata Boboiboy.

"Indigo!?"

"Hmm begitulah,"

***

Pagi harinya, semua anak berkumpul di lapangan untuk sarapan. Yaya masih saja terus memikirkan teror malam tadi. Entah mengapa teror itu serasa tidak dikirim secara main-main.
Wajah Yaya pucat dan cemas, ingin rasanya ia pulang lebih dahulu namun apa lah daya, itu tak bisa.

Setelah sarapan, mereka semua diharuskan merapikan barak masing-masing karena tak lama lagi upacara penutupan akan segera di mulai.

Berkat kerjasama tim yang baik, barak mereka rapi dalam waktu kurang dari 1 jam. Selanjutnya semua siswa berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara penutupan.

1 jam berlalu, belum ada yang menimpa Yaya sampai kini. Entah lah jika siang nanti.

Setelah acara penutupan selesai, mereka berkumpul di pintu utara, pintu tersebut agak dekat dengan jalan raya. Mobil yang akan menjemput mereka akan datang bergilir.

Boboiboy dan Yaya sedang bersama saat ini, Yaya memutuskan untuk mengatakan teror tersebut. Boboiboy menatap mata Yaya dengan intens, tertera jelas ketakutan dimatanya bahkan rasa gundah berhasil menyentuh hati Boboiboy hingga Boboiboy memutuskan untuk selalu dekat dengan Yaya.

30 menit berlalu, kini tibalah saatnya rombongan Yaya dan Boboiboy masuk, kebetulan Boboiboy berjalan sambil menggandeng tangan Yaya karena takut hal buruk terjadi.

Jalanan yang awalnya sepi, mendadak ramai, ya ramai.

Perkara baru, baru saja terjadi.
Sebuah truk besar melaju ke arah Boboiboy dan Yaya dengan kecepatan diatas rata-rata. Diperkirakan rem mobil tersebut blong. Boboiboy yang sedari tadi berada di samping Yaya tak sempat menghindar.

Panik, gundah, dan pasrah menyatu dalam diri Boboiboy hingga Boboiboy memilih untuk mendorong tubuh Yaya meski tak membuahkan hasil yang baik. Namun, setidaknya Yaya masih dapat terselamatkan.

Boboiboy yang tertabrak truk tersebut terpental 50 meter, badannya berlumuran darah bahkan Boboiboy sudah tak sadarkan diri. Sementara Yaya mengalami pendarahan pada kepalanya. Pihak sekolah langsung membawa Yaya dan Boboiboy ke rumah sakit terdekat, tak lupa mereka menghubungi kedua orang tua mereka.

.........

"Jika aku tak dapat memiliki Boboiboy dalam hidupku, maka lebih baik kalian musnah dari dunia ini, ck!"-Cika

.........

End....

Ketos x Kapten basket end gais :)

Kalian seneng kan?:)

Mau dibuat buku keduanya gak nih? Komen yak!

Oh ya, aku mau berterimakasih pada kalian yang udah support buku ini :)

Thanks ya!

Oke deh, good bye ;)

Maaf kalau banyak typonya ges :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top