Bagian 12
Assalamualaikum,
Apa kabar kalian semua??
Semoga semua dalam keadaan yang baik,
Ketemu lagi sama mas Abi, dan keluarga Nugraha, moga gak bosan ya😅
Langsung aja deh,
Happy reading
Devan dan Fauzan segera menyusul Adnan yang berjalan lebih dulu, mereka bertiga berbincang banyak hal.
Ketiganya laksana saudara kandung pada umumnya. Sama-sama tinggi, putih, dan punya wajah menawan khas Asia.
Saat masuk ke dalam resto, ketiganya menjadi pusat perhatian. Wajah ketiganya yang tampan, mampu menarik perhatian beberapa pelanggan resto yang memang kebanyakan remaja.
Sesekali mereka tersenyum saat ada yang menyapa, bahkan ada yang meminta berkenalan.
Tapi, ketiganya hanya tersenyum sekilas. Kemudian kembali berjalan beriringan , sesekali terdengar canda dan tawa diantara mereka .
Mereka melangkah menaiki tangga, menuju lantai dua. Matanya memindai tempat yang sekiranya bisa mereka tempati.
Akhirnya mereka memilih tempat duduk di pojok resto, dekat dengan jendela. Karena dari sana, mereka bisa melihat pemandangan luar yang indah.
Malam mulai menjelang, bintang-bintang pun mulai bertaburan. Ditemani bulan sabit yang tampak tersenyum dari kejauhan. Juga kerlap-kerlip lampu yang nampak menghiasi sepanjang jalan, menambah indah pemandangan malam itu.
Rasanya sudah sangat lama mereka tak berkumpul seperti ini, seingatnya terakhir kali saat lebaran tahun lalu.
Tak lama pak Rizki menghampiri ketiganya bersama dengan Davin. Devan mencium tangan sang Ayah dengan takzim, mereka berpelukan sebentar sebelum duduk dan bercengkrama.
"Gimana kabarnya, Yah??
Maaf, kemarin Abi gak sempat jenguk Ayah" ucap Devan merasa bersalah.
"Alhamdulillah baik, seperti yang kamu lihat. Buat Ayah gak masalah, Ayah tahu kamu pasti sibuk. Kabar kamu gimana, Bi?" jawab Pak Rizki.
"Alhamdulillah Abi juga sehat. Kemarin memang sempat sibuk banget, banyak kerjaan Abi yang terbengkalai karena sempat down juga" jawab Devan akhirnya.
"Ayah udah tahu, Bi. Kamu nggak perlu merahasiakan apapun. Kami juga keluargamu, selama ini Ayah mengawasi kamu dari jauh.
Maaf, jika kamu nggak suka dengan cara Ayah. Semua ayah lakukan karena sangat menyayangi kamu" ucap Pak Rizki serius.
Devan terdiam, lidahnya seolah kelu. Dia hanya menunduk tak berani menatap Ayahnya.
"Hampir semua hal yang terjadi sama kamu , Ayah tahu tanpa kamu beri tahu. Termasuk kejadian sejam yang lalu di resto dan di parkiran depan" ucap Pak Rizki lagi.
Devan mendongak, sungguh Ia tak percaya bahwa ayahnya tahu semua hal tentangnya dengan detail.
"Abi jangan salah paham dulu, semua yang kita lakukan semata-mata untuk menjaga kamu. Kita udah curiga sejak lama, tapi kamu tetap diam tak bicara.
Terakhir, saat kita liburan ke Pantai Glagah. Tiba-tiba kamu terlihat kesakitan dan setelahnya meminum obat. Saat kita tanya, Abi tidak mau cerita dan hanya menjawab kurang istirahat" ucap Fauzan menimpali.
"Ayah udah lama tahu, tapi pura-pura tidak tahu. Ayah tahu karena dulu sempat mengambil sample obat kamu dan menanyakan ke dokter" ucap Pak Rizki.
Devan masih terdiam, sungguh ia terkejut dengan pengakuan Ayahnya.
Ia mendongak kemudian menatap Adnan, seolah meminta penjelasan.
Adnan hanya menggeleng, tanda ia sama sekali tak tahu-menahu tentang itu. Devan mengehela nafas panjang, dia sama sekali tidak tahu harus berkata apa.
"Untuk sementara waktu kamu tinggal di Ruma Ayah, lagian udah lama 'kan gak nginap di rumah. Rencananya ahad besuk, Ayah mau ngajak kalian ketemu Bunda Maira juga anak-anak. Kamu nggak kangen sama Bunda, terutama sama Fadhil", ucap Pak Rizki mengalihkan pembicaraan.
Devan tersenyum, tentu saja dia juga merindukan sosok Bundanya itu . Apalagi Fadhil, yang memang lagi lucu-lucunya. Tingkahnya yang menggemaskan seringkali mampu membuat Devan melupakan seluruh dukanya.
Hanya saat bersama Fadhil, Devan merasa bisa menjadi dirinya sendiri. Malaikat itu selalu bisa memberi warna berbeda dalam hidupnya.
Terimakasih buat kalian, yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan abstrak author ini.
Terimakasih juga buat ARMYRFM
yang selalu memberi vote untuk cerita ini.
Banyak kesalahan dalam penulisan maupun isi cerita, mohon dimaafkan karena authornya lagi belajar
Mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan di tulisan selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top