Awal

“Papa!”

Sebuah pekikan tertahan keluar dari bibir yang nampak bergetar dengan wajah basah karena derasnya air mata semakin berkejaran.

Gadis itu tidak menyangka secepat ini kematian memisahkannya dari sang papa, sementara hanya pada sang papa sandaran terkuatnya selama ini.

***

"Bagaimana para saksi? Sah?" Penghulu berbaju koko dengan songkok hitam bertanya kepada para saksi.

"Saaahh," jawab serempak para saksi membuat seseorang yang sedari tadi nampak tegang menghela napas lega.

Sementara mempelai wanita menitikkan airmata. Antara haru dan duka, di depan jenazah sang ayah dia menikah. Pernikahan sederhana yang bahkan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Tepat satu jam sebelum akad nikah dimulai, sang ayah -Wisnu Atmadja- mengembuskan napas terakhir setelah menyerahkan putrinya pada Prasta Anggara.

Saat cincin tersemat, tak ada senyum yang terukir pada wajah Pras. Tidak jauh berbeda dengan Tantri Atmadja, meski diam-diam selama dua belas tahun menyimpan rasa pada Pras. Jarak Usia yang terpaut empat tahun, serta keadaan yang membuat mereka tumbuh bersama menjadikannya mencintai Pras bukan sebagai kakak melainkan cinta wanita pada pria. Apa yang selama ini tidak berani dia bayangkan menjadi kenyataan, menikah dengan Pras.

"Terimakasih, Mas." Tantri berbisik saat penghulu mengarahkannya untuk mencium tangan suaminya. Namun, hanya raut dingin yang dia dapat dari Pras.

"Pras, mama titip Tantri sama kamu. Tolong jaga dia." Rahayu menitipkan putrinya pada Pras saat mereka mendekat untuk meminta restu.

"Saya usahakan, Ma." Hanya jawaban singkat yang Pras ucapkan setelah mencium tangan Rahayu.

"Lebih baik kita percepat pemakaman. Tidak baik membiarkan jenazah Mas Wisnu menunggu terlalu lama." Hendra, paman Tantri memberi saran.

"Baiklah, Om. Semoga Papa tenang setelah aku menjalankan amanatnya." Pras berlalu mendekat pada jenazah papanya. Lebih tepat, papa yang selama dua puluh tahun ini merawatnya.

Wisnu memang papa untuk Pras, tapi Pras bukanlah anak kandung Wisnu. Kejadian di masa lalu menyebabkan Pras terikat dalam keluarga Atmadja tanpa menyandang nama itu. Banyak hal yang Pras dapatkan selama menjadi anggota keluarga Atmadja hingga dia menjadi pengusaha sukses seperti sekarang di usia dua puluh delapan tahun.

Pemakaman Wisnu berlangsung dengan lancar, satu per satu pergi meninggalkan pemakaman. Menyisakan Tantri yang masih duduk bersimpuh di samping pusara papanya dengan air mata yang semakin deras mengalir.

Nyatanya kehilangan penopang dalam keluarga semenyakitkan ini baginya. Tak akan lagi ada papa yang selalu mendengar dan menuruti apa maunya. Semuanya terasa bagai mimpi, begitu pula dengan kehidupan Tantri dan segala ujian yang menantinya setelah ini.

...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top