Prolog

《》Apa itu CINTA? Apa itu TAKDIR? Apa itu PILIHAN? Dan apa itu HATI《》


♤♡◇♧

MASIH terlalu pagi untuk mendung, walaupun hari sudah menjadi gelap. Terlalu sebentar baginya mencintai seseorang dengan begitu tulus, namun apalah daya cinta itu terpaksa harus dimusnahkan dari dunia. Tak guna lagi baginya terus-menerus mencintai orang yang rela mengakhiri kisah cintanya dengan tanpa alasan walau hanya satu kata pun.

Malam itu pada suasana paling romantis diiringi dengan alunan Live music di sebuah kafe dengan gaya rooftop, membuat bintang tampak lebih dekat dan begitu indah. Tak kalah lampu-lampu hias yang berukuran kecil berparalel merambat pada pagar pembatas, seolah bersaing dengan bintang di atas sana, di balik latar berwarna hitam kelam.

"Selamat malam." Seorang laki-laki di atas panggung kecil memegang pelantang menyapa seluruh pengunjung kafe. "Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum menghibur para pengunjung di sini, nama saya Mika saya sebagai vocal sekaligus pegang gitar, kemudian ada Galeh piano, Reyhan Drumbox...,"

Seluruh pandangan langsung tertuju pada pria itu. Sejenak. Memperhatikan seksama lalu kembali menatap ke arah normal.

"...Kami dari d'UNOs. Kami di sini bakalan ngehibur kalian dengan nuansa keromantisan dari lagu-lagu yang akan kami mainkan. Untuk yang pertama kami akan melantunkan lagu yang berjudul Perfect dari Ed Sheeran," lanjut laki-laki itu kembali. "Selamat menikmati." Ia langsung memulai dengan memetik gitarnya sebagai intro lagu yang akan dinyanyikan.

Intro bernadakan romantisme khas Ed Sheeran memenuhi udara kosong. Lalu ia mulai bernyanyi.

I found a love for me
Aku temukan cintaku
Darling, just dive right in and follow my lead
Kasih, tempuhlah dan ikuti langkahku
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Nah, aku menemukan seorang gadis, cantik serta manis
Oh, I never knew you were the someone waiting for me
Oh, aku tak pernah tahu kau seseorang yang menantikanku

'Cause we were just kids when we fell in love
Karena kita hanyalah anak-anak ketika jatuh cinta
Not knowing what it was
Tak mengerti itu
I will not give you up this time
Aku tak akan berikan padamu hingga saat ini
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
Tapi kasih, ciumlah aku perlahan, perasaanmulah segala yang kupunya
And in your eyes you're holding mine
Dan dalam tatapanmu kaulah milik ku

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Sayang, aku menari dalam kegelapan bersamamu di pelukan
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
Tak beralas kaki di rumput, mendengarkan lagu kesukaan kita
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
Saat kau berkata kau tampak kacau, aku berbisik dengan pelan
But you heard it, darling, you look perfect tonight...
Tapi kau mendengarnya, kau terlihat sempurna malam ini...

Semenjak lagu itu dinyanyikan. Bintang-bintang dan lampu-lampu kecil itu memancarkan cahaya indah, memantul pada bola mata seorang perempuan membuat dia yang di depannya tak berani menatap, karena ia takut jatuh ke dalamnya. Apalagi ia tak tahu seberapa dalamnya.

Dia begitu bangga memiliki seorang kekasih seperti perempuan di depannya itu. Bola mata yang indah, senyum yang manis dan rambut gelombang yang digerai seperti ribuan untaian benang sutra yang lembut dengan warna hitam pekat nan berkilau.

Ia terus saja menatap kekasihnya yang asik menyantap makanan, sambil menghambur senyuman bahagia. Baginya kebahagiaan itu adalah ketika bisa berada dekat sekaligus bisa menatap langsung kekasihnya tanpa ada gangguan apapun. Hanya itu.

Namun kemudian, entah apa yang membuat perempuan di depannya tampak gelisah, setelah makanan yang tadi disantapnya telah habis. Ekspresi wajahnya kian berubah menjadi raut wajah ketakutan, bingung bercampur sedih.

"Ada apa?" tanya laki-laki di depanya.

Perempuan itu membuka mulut lalu menutupnya kembali, ia tampak ragu ingin mengucapkan sesuatu. Seperti kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Laki-laki di depannya bisa melihat perempuan itu menelan ludah. Dia tidak berani menatap dan mengalihkan pandangan ke segala arah.

"Febi, ada apa?" tanya laki-laki itu kembali. "Kamu tampak gelisah."

Febi memejamkan mata sejenak lalu mengembuskan nafas kuat-kuat. Seperti memperkokoh tekadnya untuk mengatakan sesuatu yang tadi tersangkut pada tenggorokannnya.

"Kayron," kata perempuan itu tiba-tiba. "Aku ingin kita putus."

Dia yang namanya disebut langsung merasakan getaran hati yang menyakitkan.

Seketika kebahagiaan itu sirna ketika ia mendengar kata-kata yang tak ingin didengar. Seketika senyuman bahagia itu berubah menjadi garis lurus yang hambar. Bintang dan lampu-lampu itu menjadi tak menarik lagi. Seperti halnya langit hitam yang kelam dan alunan musik romantis yang didengar itu menjadi tidak berarti lagi.

"Febi? Kamu bercanda kan?" sahut Kayron. "Karena apa kamu ingin putus?"

Perempuan itu langsung berdiri, menyabar tas pinggangnya lalu pergi begitu saja.

Kayron memegang pergelangan tangan perempuan itu ketika lewat di sampingnya, mencegah agar tidak berlalu. Febi meronta agar Kayro melepaskan tangannya.

"Tolong lepaskan! Aku tidak bisa menjelaskan kenapa. Tapi mungkin ini yang terbaik," katanya kepada kepada Kayron.

Kayron merenggangkan genggamannya. Febi pergi begitu saja. Sedangkan Kayron terpaku di atas kursi. Tercengang. Membisu. Tak tahu harus berbuat apa.

Saat Febi pergi, pikiran Kayron hanya tertuju pada di mana letak kesalahannya selama satu tahun menjalin hubungan. Ia terus berpikir di mana letak kesalahannya. Bertanya-tanya dengan diri sendiri tetapi tidak satupun pertanyaan itu terjawab. Berusaha mengingat kembali masa yang pernah ada. Masa yang pernah dilalui bersamanya. Baik senang maupun sedih. Suka maupun duka.

Tiba-tiba Kayron tersentak untuk pergi meski sesaat urung niatan mengikutinya keluar di area kafe. Ia merasa dia masih berada di sekitar sini. Mungkin. Tapi perasaannya mengatakan bahwa dia masih ada di dekatnya. Tidak diragukan lagi.

Kayron berdiri lalu berlari keluar mengejar yang menurutnya masih ada di dekat sini. Namun pelayan sempat mencegahnya supaya membayar makanan dan minuman yang tadai dipesan. Ia mengeluarkan uang dari dompet. Dua lembar uang kertas berwarna merah.

***

SEKITAR pukul sebelas malam, seorang laki-laki membawa masuk tas khusus untuk gitar beserta isinya ke dalam rumah mewah dengan dua daun pintu yang tinggi. Ia masuk tanpa mengucap salam bahkan tanpa satu katapun terucap, padahal ada dua orang yang duduk di ruang tamu, menanti kehadirannya. Tapi ia tetap tak mengiraukan dua orang tersebut, seolah dua orang itu adalah sebuah bayangan yang tak ada gunanya untuk disapa.

"Mika dari mana?" kata seorang pria dewasa berumur sekitar 49 tahun. "Sudah makan kamu? Di meja makan ada makanan kesukaan kamu."

Tapi laki-laki yang membawa gitar itu tak menghiraukan dan terus berjalan dengan angkuhnya mengaibaikan orang yang mengajaknya bicara.

"Mika!" bentak seorang wanita yang duduk di sofa lain. "Kalau ditanya orang tua tuh dijawab."

Mika berhenti sejenak lalu berjalan lagi.

"Mika! Papa kamu tuh tanyain kamu, dia tadi sudah beliin makanan kesukaan kamu."

"Papa sudah meninggal." Mika langsung berputar arah menatap mamanya dengan tatapan tegas. "Dan mama tahu itu."

"Tapi mama kan sudah carikan kamu papa baru, seharusnya kamu hargai dia."

"Terserah." Mika langsung pergi menuju kamarnya. Membanting puntu kamar. Suaranya berdebam keras memenuhi seisi rumah.

Wanita itu langsung duduk di sofa dan meneteskan air mata karena anaknya yang telah kurang ajar terhadapnya. Ia menyalahkan dirinya sendiri bahwa ia salah mendidik sedari dulu.

((BERSAMBUNG)))

Semoga prolognya tidak mengecewakan kalian yang sudah menunggu ceritanya.

Jujur aku takut kalian kecewa maka dari itu aku pikirkan matang2 part ini dengan penuh semangat empat lima. Sudah 5 (lima) hari ini saya menulisnya.

Thx buat teman saya Febi yang sudah memilihkan lagu Perfect Ed sheeran, lagu romantis yang dinyanyikan Mika tadi.

Setiap chaternya yang sudah dipublikasikan akan masih direvisi kembali dengan pempimbing saya yaitu beingacid. Jadi cerita ini masih dalam pantauan.

Kalau kalian suka bebas kalian mau vote atau tidak. Atau mungkin kalian bisa tinggalkan komentar mengenai Prolog ini. I need you.

TBC*

Lamongan, 29 Juli 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top