9. Pameran
▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya
~~~
Ratu bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sekolah Bela. Hari ini dia sudah mengantongi izin dari bos di swalayan untuk tidak masuk selama tiga hari ke depan. Teman-teman berbaik hati mau menggantikan jam kerjanya. Setelah acara pameran gadget selesai, giliran dia yang harus menggantikan jam kerja dari teman-temannya itu.
"Hari ini nggak kerja, Tu?" tanya Rani yang baru keluar dari kamar bersama Bela.
Ratu hanya berdeham sebagai jawaban. Meski kemarahannya terhadap sang kakak sudah mereda, tetapi dia masih belum mau berbicara dengan Rani.
"Momy, hari ini tetep antar dan jemput aku, kan?"
Ratu tersenyum lalu berlutut untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. "Iya, dong. Eh, tapi kayaknya nanti yang jemput Bela Om Putra, deh. Nggak apa-apa, kan?"
"Om Putra yang ganteng? Mau, Momy. Aku udah kangen sama Om Putra."
Ratu mengacak pelan rambut malaikat kecilnya itu. Dia berdiri dan membantu Bela duduk di kursi untuk menghabiskan sarapan. Wanita itu menoleh saat mendengar suara batuk dari kamar ibunya.
"Ma, kok udah bangun, sih? Kalo masih nggak enak badan di kamar aja. Biar aku yang bawain makan ke sana."
Anggun duduk di samping cucunya dengan sesekali terbatuk. "Badan Mama makin pegel-pegel kalo tiduran terus. Mama udah enakan, kok."
Ratu menghela napas. "Ya udah, tapi Mama nggak boleh capek-capek." Wanita itu mengambilkan piring lalu menyendok nasi beserta lauk untuk ibunya.
Dia juga mengambil satu piring lagi untuk kakaknya. Meski tidak bicara dengan sang kakak, dia tetap memperhatikan Rani seperti biasa. Kemudian, keluarga kecil itu menghabiskan sarapan bersama di meja makan sederhana yang terletak di ruang tengah dekat dapur.
"Tu, gue minta maaf soal omongan gue kapan hari, ya. Gue tau lo masih marah sama gue. Tapi, tolong. Gue ngomong kayak gitu karena gue sayang sama lo dan nggak pengen lo menderita kayak gue." Rani mencoba berbicara dengan adiknya saat mengantar Bela ke depan.
Ratu mendengkus. "Gue ngerti, kok, maksud lo baik, Kak. Tapi, gue udah gede. Gue udah paham lo nggak mau gue ngalamin hal yang sama kayak lo dulu. Tapi, please. Nggak usah diulan-ulang. Gue capek dengernya, Kak. Gue cuma butuh lo doain yang terbaik buat gue."
"Iya, gue ngerti. Sori, ya. Ya udah, mending sekarang tolong anter Bela dulu. Gue selalu doain yang terbaik buat lo."
Ratu tersenyum. "Thanks."
Setelah mengantar Bela ke sekolah, Ratu kembali lagi ke rumah untuk bersiap berangkat ke Blok M Square. Wanita yang sudah mengenakan kaus bertuliskan Samsung di bagian belakang dengan rok sepan di atas lutut itu menunggu jemputan di teras. Saat mendengar suara mobil Putra, dia masuk lagi dan berpamitan kepada Anggun.
Wanita itu tiba di mal pukul 09.45 WIB. Sebelum turun dari mobil, dia mengahadap kekasihnya.
"Mas beneran nggak apa-apa nanti jemput Bela dulu baru ke sini?"
"Nggak apa-apa. Kamu ini kayak sama siapa aja. Bela itu udah kayak anak aku sendiri. Jadi, kamu nggak usah khawatir."
Ratu tersipu saat Putra mengusap lembut kepalanya. "Makasih, ya, Mas. Aku turun dulu." Dia mendekat ke arah Putra lalu mencium pipi kekasihnya itu.
Wanita yang berjalan sambil merapikan kaus dan rambutnya itu segera bergabung bersama tim dari toko Meteor Mobile. Para sales promotion berkumpul untuk mendapat pengarahan sebelum pameran dibuka. Penanggung jawab pameran dari toko tersebut berdiri di tengah-tengah lingkaran yang dibentuk oleh tim.
"Terima kasih buat kalian semua karena udah dateng tepat waktu. Saya langsung aja. Kita di sini cukup sekali ini aja melakukan briefing dan nanti kita tutup dengan perayaan kecil-kecilan di hari terakhir. Saya harap kalian semua membantu kami dalam penjualan produk sebanyak-sebanyaknya. Ini merupakan kesempatan besar bagi kita untuk memperkenalkan toko dan produk yang dijual."
Galih mengoceh panjang lebar untuk memberi pengarahan bagi sales sebelum melakukan promosi. Pria itu dibantu dua orang lainnya memperkenalkan produk gadget dari berbagai merek yang akan mereka promosikan selama pameran.
Ratu menoleh ke samping kanan saat seseorang menyenggol lengannya. "Kak Linda? Dari mana aja? Gue pikir nggak jadi dateng."
"Ih, ya mana mungkin gue ngelewatin kerjaan kayak gini. Duitnya lumayan tau."
Ratu tertawa sambil menutup mulut agar tidak mengganggu yang lain. Wanita bernama Belinda itu yang memberikan informasi mengenai pekerjaan sebagai SPG. Mereka akrab sejak Belinda masih bekerja di swalayan yang sama dengan Ratu. Hingga sekarang pun mereka tetap akrab dan sering mengikuti acara pameran gadget bersama seperti saat ini.
"Kita juga akan menjual Iphone 14 dan Iphone SE 2022. Dan tentunya masih banyak seri terbaru dari beberapa merek yang toko kami jual seperti Samsung, Oppo, Xiaomi, dan lain-lain. Kami harap, kalian semua sudah mempelajari spesifikasi dari masing-masing seri dan merek gadget yang kami jual agar memudahkan dalam menyakinkan para pembeli. Mungkin itu aja dari saya. Selamat bekerja, semuanya."
Ratu dan Belinda langsung mengambil posisi masing-masing setelah meletakkan tas di balik meja. Mereka sama-sama diperbantukan untuk merek Samsung. Beberapa orang mulai berdatangan saat pameran baru dibuka. Kedua wanita itu berdiri di depan stan dan memberikan brosur kepada pengunjung mal yang lewat.
"Kak, seri Iphone terbaru udah rilis?"
Ratu menoleh saat seorang gadis usia sekolah bertanya kepadanya. "Oh, untuk seri Iphone terbaru udah ada, Kak. Kalo mau tanya-tanya dan liat-liat bisa langsung aja. Mari saya antar ke meja Iphone."
Anak sekolah itu mengikuti Ratu ke meja yang dibicarakan tadi. Ratu menyerahkan gadis tersebut kepada sales yang bertugas lalu kembali ke depan stan lagi.
Makin siang, stand mereka makin rame pengunjung. Ratu dan Belinda sudah berhasil menjual masing-masing satu produk Samsung. Setelah istirahat makan siang, kini giliran Ratu yang berjaga, sementara Belinda pergi makan.
"Bapak mau cari ponsel yang model gimana dengan budget berapa? Nanti saya bantu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan Bapak." Ratu membantu seorang pria paruh baya yang ingin mencari ponsel baru, tetapi masih kebingungan.
"Nggak banyak, Mbak. Kalo bisa di bawah dua jutaan, tapi speknya udah bagus. Ada?"
Ratu tersenyum manis. "Ada, Pak. Pasti ada. Mari ikut saya."
Wanita itu membawa pria tersebut ke meja untuk merek Samsung. Di sana terdapat beberapa contoh ponsel dari beberapa seri terbaik milik Samsung.
"Kami punya seri terbaru dari Galaxy A03. Harganya masih kisaran 1,5 juta dengan spesifikasi yang nggak kalah menarik. Layarnya berukuran 6,5 inci dan resolusi HD+. RAM 4GB dengan memori sampek 128GB. Ini cocok banget buat Bapak untuk menyimpan dokumen pekerjaan atau foto-foto keluarga."
"Batreinya gimana?"
"Untuk batre, kalo merek Samsung nggak usah diragukan lagi, Pak. Pasti awet."
"Kalo merek lain nggak ada, Mbak?"
"Ada, Pak. Bapak bisa liat-liat untuk merek lain. Tapi, kalo saran saya lebih baik Bapak ambil Samsung ini aja. Kenapa? Selain batre awet, juga untuk ketahanan sangat terjamin dan harga jual kembali masih tinggi, Pak."
Ratu tidak berhenti tersenyum bahkan saat Belinda kembali ke stan. Dia berhasil meyakinkan pria paruh baya tadi untuk membeli ponsel sesuai rekomendasinya. Hari makin sore dan pengunjung yang datang tidak pernah surut. Wanita itu bersiap untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul enam malam.
Wanita itu melambai kepada Putra yang menggendong Bela. Gadis kecil itu langsung turun dan berlari untuk memeluk Ratu.
"Halo, peri kecilnya Momy."
"Hai, Mom!" balas Bela dengan mengecup pipi Ratu.
"Gimana hari ini? Pasti capek banget?" tanya Putra sambil menggandeng kekasihnya itu.
"Lumayan. Tapi seneng, sih. Akhirnya bisa jualan ponsel lagi setelah beberapa bulan libur."
Mereka bertiga berjalan beriringan dengan Bela berada di tengah. Saat hendak keluar dari mal, mereka berpapasan dengan seorang pria. Raja. Namun, hanya pria itu yang menyadari keberadaan Ratu. Dia mengikuti ketiga orang itu hingga mereka masuk ke mobil. Dari perlakuan Putra kepada Ratu dan Bela, membuat Raja merasa serba salah.
Itu beneran Ratu, kan? Ternyata dia udah bahagia sama keluarga kecilnya, pikir Raja. Pria itu mengurungkan niat untuk menemui Ratu dan melanjutkan langkahnya menuju stan pameran di dalam mal. Lo harus lupain dia, Ja! Udah nggak ada harapan lagi, lanjutnya dalam hati.
Jumlah kata: 1257
Bersambung
~~~
Bahagia banget Ratu punya Putra.😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top