20. Hari Pertama
▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya
~~~
Raja begitu bersemangat karena hari ini Ratu mulai bekerja di tokonya sebagai sales yang memegang merek Samsung. Dia sudah bangun sejak pukul enam pagi dan mulai bersiap mengenakan pakaian terbaiknya sebelum bertemu dengan wanita yang merupakan gebetan sejak kuliah itu. Saat menyisir rambut di depan cermin, sekelebat bayangan dia bertemu dengan gadis kecil di mal waktu itu membuat pria itu tersadar jika usahanya untuk mendekati Ratu akan sia-sia.
Pria yang mengenakan celana slim fit biru dan kaus putih ditutupi oleh blazer berwarna senada dengan bawahannya itu mengganti tatanan rambutnya. Dia menyisir rambut yang sudah rapi itu dengan tangan hingga terkesan sedikit acak-acakan. Raja berangkat dari apartemennya menuju kafe yang buka 24 jam untuk mendapatkan sarapan dan segelas kopi sebelum memulai aktivitas.
Meski tidak sesemangat sebelumnya, Raja tetap berangkat ke toko dan tiba tepat pukul delapan pagi. Pegawai yang sudah datang mulai membersihkan toko, mengelap meja dan gadget yang dipajang, lalu menyiapkan brosur dan perlengkapan lain untuk penjualan.
"Pak Raja, sales baru udah nunggu di ruangan saya. Mau langsung saya suruh ambil tempat sendiri atau gimana?" tanya Galih saat Raja tiba di depan ruangan.
"Oh, suruh tunggu dulu aja. Nanti waktu briefing saya kenalkan sama yang lain."
"Baik, Pak."
Raja memasuki ruangannya setelah Galih pergi. Dia duduk di kursinya lalu memeriksa beberapa berkas untuk pembelian barang dan laporan hasil pameran beberapa waktu lalu. Pria itu sempat termenung memikirkan hubungannya dengan Ratu. Tidak dipungkiri jika dia sangat senang bisa bertemu dan mengobrol berduaan dengan Ratu lagi seperti selumbari. Namun, ingatan jika wanita itu sudah berkeluarga membuat kesenangannya lenyap begitu saja.
Pria itu keluar dari ruangan setelah Galih mengingatkan untuk briefing pagi pukul 08.15 WIB. Di lantai satu, semua pegawai toko berkumpul termasuk Ratu yang hari ini mengenakan kaus dari pameran sebelumnya. Raja sempat memandangi wanita yang terlihat sangat cantik itu hingga Galih menyenggol lengannya.
"Baiklah, selamat pagi semua! Saya langsung aja. Karena ini hari pertama di Bulan Desember, jadi kita semua harus semangat! Inget, bonus akhir tahun menanti."
Terdengar sorak-sorai dari seluruh pegawai yang menyambut hangat pembukaan dari bos mereka.
"Oke-oke. Tenang dulu. Kita kedatangan sales baru yang akan membantu untuk penjualan produk Samsung. Silakan Ratu bisa memperkenalkan diri."
"Wuah, gila! Cantik bener."
"Cocok banget namanya. Raja dan Ratu. Jodoh, kali mereka."
"Hai, Ratu! Moga betah di sini, ya."
Terdengar kasak-kusuk saat Ratu mengangkat tangan sebelum memperkenalkan diri. Belum ada satu hari dia bekerja di sana, hampir separuh dari pegawai Meteor Mobile mengidolakan kecantikannya.
Raja kembali mengambil alih perhatian dari seluruh pegawai setelah acara perkenalan itu selesai. Pria itu memberikan motivasi kepada karyawannya agar terus meningkatkan penjualan karena akan ada bonus akhir tahun yang cukup besar dari pemilik toko tersebut. Selain itu, dia juga memberitahukan rencana pameran di Bandung yang akan dilaksanakan pada minggu kedua dan gebyar promo akhir tahun yang dilakukan setiap akhir pekan di depan toko.
Pria itu menyerahkan sisanya kepada Galih lalu kembali ke ruangan. Dia meminta Ratu untuk ikut dengannya.
"Selamat datang di Meteor Mobile, Ratu. Saya belum menyapa dengan benar sebagai pemilik sekaligus pimpinan toko."
"Makasih, Pak."
"Kalo gitu kamu bisa mulai kerja. Untuk teknisnya seperti apa, nanti kamu ikutin arahan dari Galih atau Septian. Karena kamu masuk awal bulan ini, nggak menutup kemungkinan bisa ikut mendapat bonus akhir tahun kalo penjualan kamu memuaskan. Saya rasa kamu udah tau gimana tata cara menjadi sales dan strategi apa aja yang bisa dilakukan. Tetep ikutin peraturan yang ada dan semangat untuk hari pertama bergabung dengan kami." Raja berdiri lalu menyalami Ratu yang langsung membalas sambil tersenyum.
Ratu berpamitan dan keluar dari ruangan Raja. Di depan ruangan tersebut, dia langsung bertemu dengan Galih yang baru selesai memberikan briefing di lantai satu. Pria itu segera mengajaknya ke ruangan untuk memberikan seragam kerja berupa kaus bertuliskan nama toko dan merek gadget Samsung. Setelah itu, Ratu mengikuti kepala toko yang menjelaskan tempat dan tugasnya selama dia bekerja di sana.
"Kalo gitu saya tinggal, ya? Nanti kalo ada yang belum ngerti kamu bisa tanya sama temen sales dari Samsung juga atau bisa sama yang lain. Semoga sukses hari pertama."
Ratu mengangguk lalu siap dengan tugas barunya sebagai sales yang menjual gadget produk Samsung. Baru saja dia diajak mengobrol dengan teman wanita yang memegang produk Vivo, ada satu pelanggan yang datang menghampirinya.
"Mari, saya tunjukkan beberapa contoh gadget merek Samsung," ucap Ratu dengan ramah sambil tersenyum dan menunduk sopan.
Beberapa pegawai yang tidak sedang melayani pelanggan diam-diam memperhatikan cara Ratu dalam menawarkan produk. Septian yang merupakan wakil kepala toko juga tidak kalah penasaran dan ikut memperhatikan Ratu sambil mengecek ketersediaan barang aksesoris.
"Kalo boleh tau, mungkin ada model ponsel yang diinginkan? Atau budget tertentu?" Ratu memulai pelayanan kepada pria yang mengenakan kemeja hitam itu.
"Kalo bisa yang harga dua jutaan, tapi spesifikasinya udah bagus."
"Baik, Pak. Kami ada Samsung Galaxy A13 kisaran harga dua juta empat ratusan. Untuk spesifikasinya, RAM 6 GB dengan penyimpanan internal 128 GB. Mungkin ada spesifikasi khusus yang Bapak inginkan? Seperti, ponsel yang digunakan untuk game atau pekerjaan kantoran biasa, atau mungkin hanya untuk komunikasi sehari-hari?"
"Saya butuh buat sehari-sehari aja, Mbak. Yang penting memori besar, nggak lemot waktu dipakek, sama kamera bagus."
Ratu mengangguk lalu memberikan contoh ponsel Samsung Galaxy A13 kepada pria itu agar bisa memastikan sendiri kualitas dari ponsel tersebut.
"Kalo sesuai yang Bapak bilang tadi, kami ada Samsung Galaxy M32. RAM 6 GB, penyimpanan internal 128 GB, kamera belakang 64 MP, kamera depan 20 MP, dan kapasitas baterai 5000 mAh bisa tahan seharian. Untuk harga, hanya menambah sedikit dari harga ponsel yang Bapak pegang itu." Ratu menyerahkan ponsel di tangannya.
"Ini awet, ya, Mbak? Nggak gampang rewel?"
"Untuk awet atau tidaknya, tergantung pemakaian, Pak. Kalo untuk kondisi barang dan spesifikasinya kami jamin semua bagus sesuai yang saya jelaskan tadi. Kalopun nanti ada masalah, Bapak bisa bawa kembali ke toko kami dan menemui teknisi secara langsung atau kalo memang kerusakannya berat bisa dibawa ke Samsung center, Pak. Dan semua itu ada garansi dari kami."
Pria itu menimbang-nimbang akan membeli yang mana di antara dua ponsel yang sudah dijelaskan oleh Ratu. Dia mencoba kedua ponsel tersebut bergantian lalu membolak-baliknya.
"Atau Bapak mau liat model lainnya?"
"Nggak usah, Mbak. Saya ambil yang M32 aja."
Ratu tersenyum. "Baik, kalo gitu, Pak. Sebentar saya siapkan barangnya. Nanti Bapak bisa langsung ke kasir. Atau mau liat-liat aksesoris ponsel yang kami sediakan?"
"Ah, iya. Makasih, Mbak. Saya langsung ke kasir aja."
Ratu mengangguk lalu meninggalkan pelanggan tersebut untuk menyiapkan barang dan nota.
Setelah Ratu berhasil menjual satu barang, pegawai lain dan Septian yang ikut mengawasi sejak tadi kagum dengan kemampuan wanita itu dalam melayani pelanggan. Wakil kepala toko itu segera kembali ke lantai dua untuk melapor kepada Galih dan Raja.
Ratu meregangkan tubuh sebelum berganti jam kerja dengan sales lain yang juga memegang merek Samsung. Dia bangga terhadap diri sendiri karena bisa menjual satu produk lagi setelah istirahat makan siang tadi. Wanita itu juga sudah mulai mengakrabkan diri dengan pegawai lainnya.
Wanita yang mengenakan jaket kulit itu berpamitan kepada Galih dan pegawai lainnya lalu ke luar. Di depan, dia dikejutkan dengan kehadiran Putra yang belum menyerah dengan hubungan mereka. Ratu segera membawa mantan kekasihnya itu menjauh dari toko. Mereka kini berada di parkiran samping toko. Ratu tetap dengan pendiriannya tidak akan mau kembali menjalin hubungan dengan pria yang sudah mengkhianatinya itu.
Kebersamaan mereka tidak luput dari penglihatan Raja yang baru tiba dan memarkirkan mobil tidak jauh dari sana. Kenyataan di depan mata itu benar-benar menampar Raja untuk tidak berharap lebih tentang hubungannya dengan Ratu. Pria itu tetap di dalam mobil hingga kedua orang yang diamatinya pergi menggunakan kendaraan masing-masing.
Jumlah kata: 1245
Bersambung
~~~
Si Putra masih nggak nyerah aja, ya. Terus itu Raja ngapain pakek mundur segala? Terjang aja, Ja. Pepet terus jangan kasih kendor.🤣🤣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top