🍅2 Belajar Nyetir (1)
Plot cerita dari Mamah Ayumi, ide muncul tiba-tiba saat di rumah sakit. Semoga terhibur sama kisah KC 😚
🍅
Di suatu pagi yang cerah, Reo dan Hayato sedang bermain game mobil di PlayStation hadiah dari Nigo-san. Paman Mandy sedang menyuapi dua keponakannya, Keito dan Sota sambil menyanyi lagu kereta api tut tut tut.
"Kereta apinya mau lewat, So-chan, Kei-chan, ayo buka mulutnya. Aaaaa..." Ujar Paman Mandy penuh semangat.
Sota dan Keito bergantian membuka mulut hingga sepiring nasi dengan lauk ayam goreng hanya tersisa tulangnya saja. Si kembar akhir-akhir ini lagi suka makan ayam goreng Upin Ipin.
Mei dan Ryota duduk bersama Mamah Papah Shirahama di ruang keluarga sambil menonton acara masak favorit Alan, Koki Cilik. Kebetulan Ryota ingin belajar memasak jadi menonton acara seperti ini bisa membantu menambah pengetahuannya. Setidaknya agar kejadian minggu lalu tidak terulang lagi. Saat Ryota menggoreng telur, dia malah salah memasukkan cangkang telur ke teflon berisi minyak panas. Untung saja dapur KC masih selamat.
Hokuto sedang mampir ke toko sembako KC dengan alasan membeli terasi yang habis. Alasan yang sedikit masuk akal supaya bisa bertemu kucing peliharaan Itsuki atau lebih tepatnya untuk bertemu pemiliknya. Itsuki baru saja kena omel Mamahnya gara-gara ketahuan meminjamkan Ryuta majalah dewasa jadi Hokuto ingin menghiburnya.
Eyang Shokichi bersama dua cucunya, Yusei dan Ryusei sedang melakukan peregangan otot. Di sisi lain Gun terlihat sibuk mengajari Masa, Yoshi, Riki, dan Ricky matematika. Sementara Ryuto sensei memberi penjelasan mengenai trik jitu menarik perhatian wanita pada Taiki, Ryuta, dan Micks. Mereka bertiga hanya manggut-manggut seakan mengerti apa yang dibicarakan guru gombal terbaik se Jepang itu. Mereka belum tau aja kalo Ryuto sensei udah beberapa kali ditolak sama Karen, tetangga apartemennya.
Tiba-tiba Reo berbisik pada Hayato, "Haya-chan, aku jadi pengen belajar naik mobil sungguhan."
"Hush, mana boleh? Kamu 'kan masih kecil." Gertak Hayato sambil mengibaskan tangannya.
"Ayo donk anterin aku minta tolong Papah buat ngajarin nyetir mobil. Ya ya plis plis, Haya-chan." Pinta saudara laki-laki yang lebih pendek darinya itu.
Hayato tetap teguh pada pendiriannya. Ia menggeleng. "Gak mau. Nanti Papah marah loh."
"Kalo aku traktir minum kopi di Starbak selama seminggu gimana?" Tawar Reo sambil menyeringai.
"Wah, lumayan nih bisa hemat duit jajan." Batin Hayato yang masih pura-pura jual mahal padahal hampir tergoda sama tawaran Reo.
"2 minggu." Celetuk Reo.
"Deal." Tanpa pikir panjang Hayato langsung menjabat tangan adik kecilnya yang nakal.
Mereka berdua berjalan menghampiri Alan yang masih fokus menonton acara masak. Merasa diperhatikan, Alan kemudian menoleh ke arah dua anaknya dengan tatapan sedikit tajam. Reo menelan saliva sebelum menyenggol lengan Hayato yang sudah gemetaran di sampingnya.
"Ada apa?" Suara lembut Mamah Ayumi memecah keheningan.
"Ano, begini Mah. Ano.." Jawab Reo terbata-bata.
"Yang begini pasti mau minta sesuatu, Mah." Mei dan Ryota terkekeh menggoda adik-adiknya.
Reo dan Hayato tersenyum kecil. Dengan keberanian level devil, Reo langsung berkata, "Pah, tolong ajarin Reo belajar nyetir."
"Kirain minta duit. Sini kalian." Alan melambaikan tangan menyuruh dua anaknya mendekat.
Dengan berbekal pengalamannya, Alan menjelaskan seluruh teori pada Reo sebelum praktik berlangsung. Tidak seperti Hayato yang memperhatikan secara detil penjelasan Papahnya, Reo hanya manggut-manggut. Wajahnya tersenyum berseri-seri. Saat ini pikirannya hanya senang bisa naik mobil sungguhan.
🍅
Percobaan pertama.
Alan mengeluarkan mobil merah dengan logo kuda jingkrak dari garasinya. Pantulan sinar matahari membuat mobilnya semakin terlihat menawan. Mobil Ferrari keluaran terbaru yang ia beli dari Dubai kemarin baru dipakai sekali mengantar Nyonya Shirahama ke restoran KC.
Mata Reo berbinar-binar. Dia langsung duduk di belakang kemudi sambil memegang setir. Alan duduk di sebelahnya. Tangannya memasang sabuk pengaman. Hayato bersandar di kursi penumpang dengan hati was-was.
"Papah, mobilnya ada asuransinya 'kan?" Tanya Hayato sambil memegang bagian dadanya yang berdebar-debar. Bukan karena jatuh cinta tapi karena takut. Reo 'kan baru belajar nyetir, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada mereka?
"Ada kok." Jawab Alan santai.
"Kalo kita ada asuransi jiwa juga 'kan Pah?" Hayato kembali bertanya.
Reo mendelik dan menoleh ke kursi penumpang dengan tatapan iblis berapi-api lalu tiba-tiba tersenyum. "Tenang aja Haya-chan."
"Haya-chan, tenang aja. Reo 'kan udah paham sama apa yang Papa jelasin tadi." Alan menepuk bahunya.
Hayato mengangguk berusaha menenangkan pikirannya. Tapi bagaimana bisa tenang? Lima menit awal Reo mengemudi di jalanan lurus semuanya masih aman namun tiba-tiba dia menambah kecepatan.
"Aaaaaaaaaaaaaa....." Teriak Hayato berpegangan pada sandaran kursi Papahnya.
"Reo, pelanin bawa mobilnya. Ini mobil mahal. Jangan sampe lecet segorespun. Injek remnya, injekkkk..." Alan menepuk-nepuk bahu anaknya.
Reo yang diteriakin Papah dan saudara laki-lakinya ikutan bingung. Dua tangannya dipake buat nutup telinga dan alhasil mobil mereka nabrak tiang listrik di sisi kiri jalan. Bagian depan mobil baru Papahnya pun penyok hingga mengeluarkan asap.
Hayato sangat syok. Alan menangis sejadi-jadinya karena salah satu mobil kesayangannya rusak dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit mobil. Untung saja nyawanya, Hayato, dan juga anak setan yang baru diadopsinya selamat dari maut. Sampai di rumah Reo kena omel Mamahnya. Tapi namanya juga Reo, kalo dinasehatin masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
🍅
Keesokan harinya.
Percobaan kedua.
Reo yang masih pengen bisa naik mobil sungguhan berlari ke arah Paman Mandy yang sedang tiduran di teras rumah. Reo mencabut bulu ketek Pamannya yang sedari tadi bergoyang layaknya ilalang diterpa angin.
"Aaaawww..." Teriak Mandy kesakitan.
Tangannya mengelus-elus ketiak sebelah kiri yang baru saja jadi korban kekerasan keponakan kesayangannya. Reo duduk di depannya dengan tatapan memelas. Mirip anak anjing yang kehilangan pemiliknya.
Bukannya memarahi Reo, Mandy justru mengelus rambutnya sembari berkata, "Lain kali jangan diulangi ya? Nanti kalo kamu kenapa-napa, kita semua jadi sedih."
"Iya Paman. Gimana kalo Paman aja yang ngajarin aku nyetir mobil? Kalo Paman yang ngajarin pasti aman 'kan?" Reo tersenyum sambil menerjapkan dua manik coklatnya.
"Tapi..."
"Jadi Paman gak mau ngajarin Reo? Paman emang gak sayang 'kan sama Reo?"
"Bukan begitu."
"Ya udah gak papa kalo Paman gak mau ngajarin." Reo beranjak untuk pergi meninggalkan Mandy yang masih mematung di kursi bambu.
"Ya sudah, Paman ajarin. Tapi sebentar aja ya?"
Mendengar kata-kata Paman Mandy, wajah Reo yang tadi kusut kayak baju belum disetrika mendadak berubah jadi ceria.
"YESSS!" Teriaknya sambil mengepalkan tangan ke bawah.
Reo memanggil Hayato yang baru saja melewati mereka. "Haya-chan, temenin aku belajar nyetir lagi donk."
Hayato tersentak. Kepalanya menggeleng beberapa kali. "Tidak mau. Aku masih betah hidup di dunia." Tolaknya kemudian segera berlari meninggalkan keduanya.
Reo menghela nafas. Ia kemudian menarik Taiki yang baru datang dari luar. "Tai-chan, kamu gak sibuk 'kan?"
"Nggak. Emangnya kenapa?"
"Temenin aku belajar nyetir yuk?"
"Eh, tapi 'kan udah gak boleh sama Mamah?"
"Bentar aja kok. Nanti nyetirnya gantian deh." Ujar Reo menaikturunkan alisnya.
"Ya udah kalo kamu maksa." Taiki menyerah.
Paman Mandy mengeluarkan mobil sport berwarna kuning kesayangannya. Mobil ini ia beli dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Tanpa disuruh, Reo masuk dan duduk di kursi kemudi. Setelah memakai sabuk pengaman, ia mulai mengaktifkan mesin.
"Reo, nyetirnya pelan-pelan aja ya?" Ujar Taiki yang ada di kursi belakang.
"Oke siap." Jawab Reo tanpa menoleh.
Mandy sebenarnya sedikit takut namun melihat wajah keponakan kesayangannya ini sedih rasanya jadi tak tega. Semoga saja Dewa keberuntungan memihak mereka. Mandy dapat bernafas lega karena latihan selama lima belas menit berlangsung aman terkendali. Reo sudah bersiap memutar setir ke kanan untuk belok namun dua orang pengendara motor mendahului mobil mereka dengan kecepatan tinggi. Karena mendadak, Reo pun tak sengaja menyerempet mereka hingga terpental.
"Bruaaakkk..."
Suara motor terjatuh. Reo menghentikan mobil dan segera menghampiri korbannya. Mandy menyusul sambil terus komat kamit baca doa. Bisa gawat kalo korbannya sampai meninggal. Bisa dipenjara mereka gara-gara ulah Reo. Taiki bener-bener syok sampe berbusa mulutnya.
"Loh Ryuto sensei, Ryuta?" Teriak Reo dan Paman Mandy bersaman.
Dua pengendara motor itu ternyata guru les gombal dan saudaranya sendiri. Keduanya udah berdarah-darah. Bahkan Ryuta sampe pingsan karena kaget lihat darahnya sendiri. Merekapun dilarikan ke rumah sakit.
Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya?
to be continue
Sampai ketemu di cerita selanjutnya 🍅
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top